Queen of the Month: Kisah Gloria Elsa Hutasoit, Perias Jenazah Gratis yang Dijuluki 'Si Pembawa Pesan'

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 19 Sep 2022 14:30 WIB
Queen of the Month: Kisah Gloria Elsa Hutasoit, Perias Jenazah Gratis yang Dijuluki 'Si Pembawa Pesan'
Queen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di Jakarta/Foto: Beautynesia

Jam dinding di ruang tengah menunjukkan pukul 3 pagi. Sunyi dan gelap, seisi rumah masih tertidur lelap meringkuk di balik selimut. Hanya ada seberkas cahaya yang merangsek masuk melalui celah-celah jendela.

Tiba-tiba, terdengar suara panggilan masuk dari ponsel memecah keheningan malam. Sesosok perempuan bergerak, meraba-raba ponselnya yang ia letakkan di dekat bantal.

"Halo, Mbak Gloria? Maaf mengganggu malam-malam, Mama mertua saya baru saja meninggal dunia. Apakah kira-kira Mbak Gloria bisa bantu rias jenazahnya?"

Matanya yang tadi hanya separuh terbuka, kini melek dan sepenuhnya sadar. "Iya, bisa kak. Satu jam lagi saya di lokasi, ya..."

"Maaf sebelumnya, untuk biayanya berapa, ya?"

"Gratis, Kak."

Namanya Gloria Elsa Hutasoit, seorang perias jenazah gratis di Jakarta. Profesi yang dijalaninya membuatnya harus siap siaga 24 jam. Sembari menenteng satu tas besar berisikan 'alat tempur' yang berupa makeup, Gloria merapatkan jaket kulit kesayangannya, menembus dinginnya malam untuk merias sosok yang tengah berpulang menjadi cantik di hari terakhirnya.

Gloria Elsa Hutasoit, Perias Jenazah Gratis di Jakarta

Queen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di JakartaQueen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di Jakarta/ Foto: Beautynesia

Profesi makeup artist atau MUA kini semakin menjamur. Banyak orang yang menjajakan jasanya untuk merias seseorang untuk momen penting dan istimewa dalam kehidupan, mulai dari pernikahan, wisuda, pre wedding, dan lain-lain.

Namun, beda dari yang lain, Gloria memutuskan untuk menjadi perias wajah khusus orang yang sudah meninggal atau disebut dengan mortician. Menariknya, jasa yang ia berikan ialah secara cuma-cuma alias gratis.

Beautynesia mendaulat Gloria Elsa Hutasoit menjadi Queen of the Month bulan September 2022 ini. Ia pun membagikan awal mula kisah ia bisa menjadi seorang perias jenazah.

"Jadi tahun 2001 itu Tanteku meninggal, kebetulan mamaku adalah perawat di rumah sakit swasta dan beliau pelayanannya adalah memandikan jenazah," tutur Gloria di kepada Beautynesia, Kamis (8/9).

Sang ibu pun meminta Gloria untuk merias tantenya di momen terakhir hidupnya. Berbekal kemampuan seadanya dan belajar secara otodidak, Gloria pun menyetujui.

"Mama bilang, "Kakak mau nggak makeup-in Tante terakhir kali?" supaya orang-orang di sekitar melihat dia layak. Akhirnya aku mencoba dengan makeup seadanya dan kemampuan yang masih otodidak karena kebetulan aku suka, akhirnya aku merias beliau," lanjutnya.

Sejak saat itu, Gloria pun mulai menekuni profesi sebagai perias jenazah, namun terbatas hanya di kalangan keluarga dan gereja saja. Barulah di tahun 2016, ia mulai menjalankan karier tersebut secara profesional.

"Kenapa saya bilang secara profesional karena saya sudah belajar banyak metode dengan mortician di luar negeri. Saya belajar online sama mereka, kemampuan meriasnya sudah mumpuni, dan saya merias bukan hanya di kalangan keluarga dan gereja saja, tapi kalangan umum, itu tahun 2016," ungkapnya.

Alasan Memberikan Jasa Merias Jenazah Secara Gratis

Queen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di JakartaQueen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di Jakarta/ Foto: Beautynesia

Di tahun 2018, Gloria kehilangan sosok penting dalam hidupnya, yaitu sang suami. Tak hanya kesedihan, ia pun dilanda kegelisahan yang luar biasa terkait biaya pemakaman.

"Pada saat kehilangan suamiku, itu rasanya bener-bener, wah gimana ya, aku bayar peti gimana? Bayar orang yang mandiin jenazah gimana? Bayar semuanya gimana?" kenangnya.

Namun ternyata, Gloria banyak mendapatkan bantuan di hari itu.

"Ternyata banyak banget orang yang menolong saya pada saat itu, kebetulan suami sakit-sakitan selama 2 tahun nggak punya uang, dan saya melihat kasih dan kebaikan Tuhan pada saat suami saya meninggal," tambahnya.

Di samping jenazah suami, Gloria pun bernazar dan berjanji dengan Tuhan. Ia bernazar untuk menjadi perias jenazah demi membantu keluarga yang sedang berduka cita dan tidak memungut biaya atas jasa yang ia berikan.

"Di sebelah jenazah suami saya, saya berjanji sama Tuhan, "Tuhan, kalau untuk urusan keluarga orang berduka cita, langkahku harus nomor satu menolong mereka. Jadi saat itu aku mau mengembalikan kebaikan yang Tuhan kasih," paparnya.

Alasan lain mengapa Gloria tidak memungut sepeserpun dari jasa merias jenazah adalah karena ia tidak ingin menjadi manusia yang meminta rezeki atas kemalangan orang lain.

"Tidak memungut biaya, sebenarnya ada alasan banyak. Pertama alasannya memang untuk mengembalikan apa yang Tuhan kasih dalam kehidupan saya ketika saya kehilangan suami saya. Itu yang pertama. Yang kedua, saya tidak mau menjadi manusia yang meminta rezeki atas kemalangan orang. Saya nggak mau kalau saya nggak punya uang, berdoa untuk kematian seseorang," tegasnya.

Harus Siap Siaga 24 Jam hingga Tantangan yang Dihadapi

Queen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di Jakarta

Queen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di Jakarta/Foto: Beautynesia

Harus Siap Siaga 24 Jam

Meskipun profesi perias jenazah sudah ada sejak lama, namun mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian orang. Gloria pun menceritakan reaksi orang-orang ketika mengetahui dirinya bertugas mendandani jenazah.

“Reaksi pertama itu kalau keluarga tahu ya kerjaan aku perias jenazah. Tapi kalau temen-temenku yang justru nggak tahu. Pertama tahu, mereka itu kayak shock, “ih, serius ngurusin jenazah?”. Ada juga mungkin orang-orang bilang kalau perias jenazah ini nggak bisa bikin kamu kaya atau berkecukupan,” ujarnya.

Bukan tanpa alasan, profesi ini memang sering dianggap menakutkan bagi banyak orang karena harus berhadapan dengan jenazah. Dibutuhkan mental yang kuat untuk menjalaninya.

“Mungkin menurut orang-orang, pekerjaan ini tuh pekerjaan yang nggak semua orang mau dan serem banget gitu. Nggak semua orang punya mental yang kuat untuk ngerjain ini. Tapi ya aku selalu ngomong sama mereka, “udah deh, diberaniin-beraniin aja gitu”. Selain itu, peran perias jenazah itu juga penting, lho,” paparnya.

Queen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di JakartaQueen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di Jakarta/ Foto: Beautynesia

Di sisi lain, Gloria sendiri memiliki keteguhan dan semangat yang tinggi untuk menjalani profesi ini lantaran telah bernazar kepada Tuhan. Keteguhan hatinya membuatnya menjalankan profesi ini dengan sepenuh hati.

“Dan menurut saya ketika kalian udah bernazar atau aku udah bernazar, nggak ada lagi alasan untuk berhenti. Sampai sekarang saya nggak pernah berhenti untuk menjadi perias jenazah,” tuturnya.

Terbangun di tengah malam dan mendapat panggilan untuk merias jenazah sudah menjadi hal biasa bagi Gloria. Ia menyadari bahwa profesi yang dijalaninya ini menuntutnya untuk selalu siap siaga dalam 24 jam.

“Jadi memang aku pernah meminta sama Tuhan, “Tuhan, utuslah aku seperti anak panah yang Engkau utus ke mana pun juga pada saat malam hari, pada saat tertidur, saya siap menjadi prajurit-Mu”,” paparnya.

Tantangan Menjadi Perias Jenazah

Selama bertahun-tahun melakoni profesi sebagai seorang perias jenazah, tentu Gloria tak luput dari berbagai tantangan. Tentu, merias jenazah bukanlah perkara mudah. Selain kekuatan mental, dibutuhkan skill tersendiri. Ia pun membeberkan salah satu bagian tersulit dari merias jenazah.

“Kalau tantangan merias jenazah itu menurut saya yang paling susah itu ketika jenazah dalam keadaan tidak utuh, which is kecelakaan atau mati bunuh diri, itu agak sedikit lebih susah karena kita harus memperbaiki muka yang sudah tidak utuh lagi,” ungkapnya.

Dalam menjalankan tugasnya, Gloria akan dibantu dengan dokter forensik untuk menjahit luka di wajah jenazah. Namun, tanggung jawab seorang mortician adalah bagaimana menutup luka yang ada dan merias jenazah agar terlihat seperti semasa hidupnya.

Queen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di JakartaQueen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di Jakarta/ Foto: Beautynesia

Selain itu, jenazah yang dikirim dari luar negeri ke Indonesia juga memiliki teknik merias yang berbeda. Sebab, ada perbedaan pada struktur wajah yang cenderung lebih keras.

“Lalu ketika jenazah yang datang dari luar negeri ke Indonesia, which is sudah mingguan di-formalin gitu ya, baru sampai ke Jakarta itu ngerias jenazahnya sangat sulit karena hampir semua metode, teknik merias, itu nggak akan bisa masuk karena struktur mukanya sudah keras, sudah tidak bisa di-blending lagi segala macam. Makanya kenapa saya merias itu memakai lem khusus supaya foundation dan segala macamnya itu bisa ikut,” bebernya.

Tak hanya kondisi jenazah, terkadang Gloria juga mendapat permintaan unik dari keluarga jenazah soal riasan yang akan digunakan.

“Ada beberapa orang yang minta, “Wah, mamaku dulu waktu masih muda anak club, makeup-nya mesti bling-bling”. Kita tu jadi perias jenazah suka kayak, “Waduh, ini gimana, nih?”” ungkapnya.

Namun, Gloria lalu menjelaskan bahwa makeup yang digunakan oleh jenazah harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang sudah ditentukan.

“Tapi akhirnya kita memberikan pesan kepada mereka bahwa kalau meninggal itu boleh glamour tapi nggak boleh yang kayak warna-warna yang terlalu terang, harus sesuai dengan kaidah. Merias jenazah harus sederhana, simpel, dan kayak pengantin yang soft-glamour,” terangnya.

Sering Dapat ‘Bisikan’ hingga Dijuluki ‘Si Pembawa Pesan’

Queen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di Jakarta

Queen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di Jakarta/Foto: Beautynesia

Sering Dapat ‘Bisikan’ hingga Dijuluki ‘Si Pembawa Pesan’

Salah satu momen paling berkesan dan menyentuh bagi Gloria adalah ketika ia harus menuntaskan wasiat.

“Menurut aku, itu [menuntaskan wasiat] adalah tanggung jawab. Karena melihat bagaimana mereka mempercayakan diri saya untuk yang terakhir kalinya itu sangat menyentuh hati saya. Apalagi ketika membaca surat-surat wasiatnya mereka. Mereka itu nulis surat ke anak-anaknya bahwa mereka mau dipersiapkan hari terakhir mereka dengan saya,” ungkapnya.

Tak hanya momen menyentuh, Gloria juga berkisah soal pengalaman unik yang ia dapatkan saat merias jenazah. Berkat pengalaman unik itu, kini ia dikenal sebagai ‘si perias jenazah pembawa pesan’

Semua bermula pada tahun 2016 silam. Saat itu, ia sedang merias jenazah di malam hari. Di ruangan, hanya ada dirinya seorang diri. Tiba-tiba, ia ada sebuah bisikan yang terdengar sangat jelas di telinganya.

“Waktu itu lagi ngerias jenazah malam-malam, aku sendirian. Tiba-tiba, aku dengar suara jelas banget, “Saya mau pakai kebaya emas”. Si jenazah yang aku rias saat itu pakai kebaya ungu,” tutur ibu satu anak itu.

Akhirnya, Gloria pun memanggil anak dari jenazah tersebut. Ia pun bertanya apakah sang ibu memiliki kebaya berwarna emas. Jawaban sang anak pun mengejutkannya.

“Akhirnya aku panggil salah satu anaknya, bilang “Ada nggak kebaya Mama yang warna emas?”, terus anaknya jawab, “Oh iya, ada, Kak. Kebetulan waktu itu kebaya itu dipakai pada saat aku menikah. Dan Mama tuh seneng banget”. Akhirnya aku bilang kalau Mamanya minta dipakaikan kebaya itu,” ungkap Gloria.

Queen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di JakartaQueen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di Jakarta/ Foto: Beautynesia

Sejak mendapat ‘bisikan’ itu, Gloria pun merasa ada yang janggal dengan dirinya. Ia memutuskan untuk pergi ke psikiater dan psikolog. Awalnya, ia sempat mengira ia terkena skizoforenia, yang ditandai dengan adanya halusinasi pendengaran. Namun setelah melakukan serangkaian tes, ia tidak mengidap penyakit tersebut.

Gloria pun mulai berpikir bahwa ‘bisikan’ yang ia terima saat merias jenazah adalah sebuah karunia. Namun, diakuinya itu bukan hal yang mudah. Ia sempat menolak, cemas, hingga mengalami panic attack ketika mendengar bisikan-bisikan. Ia pun berpikir apakah orang-orang akan percaya dengan kejadian yang ia alami.

Namun setelah beberapa waktu, Gloria perlahan-lahan mulai berdamai dan menerima kondisinya.

“Beberapa kali saya memberikan pesan, ternyata selalu benar. Waktu itu juga ada seorang ibu yang mau minta maaf sama adiknya ternyata benar mereka tidak saling berbicara udah sekitar 10 tahun. Itu semua hal itu terjadi,” ungkapnya.

“Apapun yang dikasih Tuhan, hal ini tuh diberi Tuhan pasti ada maksudnya. Dan aku terkenal kalau di wilayah rumah duka, itu dibilang katanya “oh ini si Elsa perias jenazah bukan gratis justru, tapi si pembawa pesan jenazah,” tambahnya.

Alami Kecemasan hingga Panic Attack

Harus siap siaga 24 jam, tak bisa dipungkiri bahwa profesi sebagai perias jenazah memiliki resiko tersendiri bagi kesehatan Gloria, tak terkecuali kesehatan mentalnya. Ia mengaku hingga sekarang masih mengonsumsi obat yang diberikan oleh psikiater untuk mengatasi kecemasan dan panic attack yang dialaminya.

“Mamaku selalu bilang kalau bekerja sebagai orang yang mengurus jenazah, kita boleh simpati tapi tidak boleh empati. Tapi sebagai manusia yang bekerja di segi kemanusiaan, sudah pasti kita nggak mungkin bisa melepaskan empati kita sebagai manusia yang sadar bahwa kita harus saling menolong terhadap sesama,” tuturnya.

Terbiasa bekerja dalam tempat yang sunyi selama hampir 20 tahun lebih, membuat Gloria merasakan perubahan pada dirinya.

“Itu dampaknya luar biasa sampai sometimes aku kayak lebih nyaman kerja sama orang meninggal daripada nongkrong sama orang hidup,” tuturnya.

Queen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di JakartaQueen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di Jakarta/ Foto: Beautynesia

Profesinya sebagai perias jenazah juga memengaruhi cara pandang Gloria soal kematian. Meskipun terselip setitik rasa takut, namun menurutnya kematian adalah suatu hal yang harus dirayakan.

“Tapi aku merasa bahwa kematian itu bukan kesedihan. Karena ini adalah titik akhir yang harus dirayakan justru. Tentang perjuangan lo selama hidup, bagaimana lo memberikan cinta terhadap banyak orang, which is keluarga lo, bagaimana pencapaian-pencapaian hidup lo, mulai dari bayi sampai menjadi orang tua nantinya. Itu buat aku seperti perayaan terakhir,” paparnya.

Harapan Gloria: Ingin Punya Rumah Duka Khusus Orang Tak Mampu

Queen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di Jakarta

Queen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di Jakarta/Foto: Beautynesia

Harapan Gloria: Ingin Punya Rumah Duka Khusus Orang Tak Mampu

Menjadi perias jenazah memang bukan untuk sembarang orang, namun Gloria berharap bahwa akan ada semakin banyak orang yang sadar bahwa profesi ini juga layak untuk dijadikan cita-cita.

“Aku pengin anak-anak muda ini bisa juga menolong sesama sebagai mortician atau perias jenazah. Pengin banget suatu saat nanti perias jenazah bisa menjadi salah satu cita-cita juga,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Gloria juga memiliki impian untuk membangun sekolah mortician. Hal ini sejalan dengan salah satu program yang ia dirikan, yaitu Maraton Kebaikan, di mana ia mengajarkan cara merias jenazah kepada orang-orang.

“Aku juga pengin banget punya rumah duka tapi buat orang-orang susah, yang kalau mereka masuk di rumah duka itu mereka nggak pikirin bagaimana bajunya, makeup-nya, petinya, ambulansnya. Karena aku ngerasa banget kalau udah susah di dunia jangan susah juga meninggal,” ungkapnya.

Ajak Masyarakat untuk Menyumbangkan Makeup Expired

Queen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di JakartaQueen of the Month: Gloria Elsa Hutasoit, Seorang Perias Jenazah Gratis di Jakarta/ Foto: Beautynesia

Menjadi perias jenazah, sudah tentu makeup menjadi kebutuhan utama bagi Gloria. Namun, Gloria menyoroti bagaimana masyarakat Indonesia yang konsumtif ini terkadang membeli makeup bukan karena kebutuhan, namun hanya karena terkena ‘racun’ dari media sosial.

“Aku pengin banget orang-orang Indonesia sadar sadar bahwa sampah kosmetik ini udah banyak banget. Jadi belilah makeup sesuai kebutuhan, ingat bahwa bahwa lingkungan hidup ini harus dijaga buat anak-anak kita, jangan sampai anak-anak kita nanti susah,” paparnya.

Berkolaborasi dengan Beautynesia dan Rekosistem dalam kampanye Beauty Ever After, Gloria mengajak kamu untuk menyumbangkan makeup expired atau yang sudah tidak terpakai lagi. Selain bermanfaat untuk jenazah yang membutuhkan, kamu juga bisa membantu menjaga bumi agar dapat menekan tingginya angka sampah kosmetik.

Caranya gampang banget, kok, Beauties! Kamu bisa donasi makeup expired atau tidak terpakai yang kamu punya di lokasi dropbox yang telah ditentukan. Untuk informasi lebih lanjut soal kampanye Beauty Ever After, bisa langsung kamu cek di Instagram Beautynesia dan Beauty Ever After di @beautynesia.id dan @beautyeverafter.campaign, ya!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE