Di era digital yang semakin maju seperti sekarang, teknologi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita. Justru terkadang membuat kita tergantung pada teknologi dengan berbagai perangkat dan ragam aplikasi yang ditawarkannya.
Kita menghabiskan waktu yang tidak sebentar di hadapan layar, baik untuk kegiatan produktif seperti pekerjaan maupun yang sifatnya hiburan seperti streaming film dan membuka media sosial. Terlalu lama menatap layar membawa dampak negatif pada kesehatan fisik dan terutama kesehatan mental.
Ilustrasi menggunakan media sosial/Foto: Pixabay/Erik_Lucatero |
Kita jadi merasa lelah terus menerus, stres, sampai-sampai hilangnya keseimbangan hidup. Kita jadi mudah teralihkan, tak sedikit yang kehilangan kendali diri dan secara refleks langsung memegang gawai dalam berbagai kesempatan, baik untuk mengecek ada pesan masuk (meski tidak ada notifikasi) atau scrolling tanpa tujuan khusus.
Oleh karena itu, kita perlu aktif sepenuhnya mengambil alih kendali dalam penggunaan teknologi. Dalam bukunya yang berjudul Digital Minimalism, Cal Newport, seorang Associate Professor Ilmu Komputer di Universitas Georgetown mengemukakan sebuah filosofi yang menarik tentang cara menggunakan teknologi dengan bijaksana, yaitu digital minimalism.
Dilansir dari Reader's Digest, digital minimalism adalah sebuah filosofi penggunaan teknologi di mana kamu memfokuskan waktu daringmu pada sejumlah kecil aktivitas yang dipilih dan dioptimalkan dengan cermat yang sangat mendukung hal-hal yang kamu hargai, dan kemudian dengan senang hati melewatkan hal yang lainnya.