Dalam kehidupan pernikahan tentu Beauties wajib mengelola peran dan tanggung jawab yang jelas bersama pasangan. Jangan sampai berat sebelah, ya, Beauties.
Di tengah kondisi ekonomi yang tak menentu, tak sedikit orang tua yang memutuskan sama-sama tetap bekerja. Namun, ini bukan berarti orang tua bisa lepas tanggung jawab untuk memastikan kebutuhan dan perkembangan anak tetap berjalan dengan baik. Ini bukan cuma tugas salah satu pasangan, kedua orang tua sama-sama perlu siap berperan dengan imbang.
Lantas, apakah ada pengaruh jika ada ketimpangan peran orang tua terhadap anak? Tentu ada, Beauties! Bahayanya dijelaskan dalam penelitian psikologi Bronfenbrenner’s Family Systems theory dan Bowen’s Family Systems theory, sebagai berikut.
1. Rendahnya Kepercayaan Diri Anak
Rendahnya Kepercayaan Diri Anak/Foto: Freepik.com/zilvergolf |
Dalam riset yang dilakukan oleh Urie Bronfenbrenner, peran keluarga adalah peran utama yang akan berdampak pada perkembangan anak. Termasuk dalam hal membentuk kepercayaan diri anak saat berinteraksi di sekolah, bergaul dengan teman-temannya hingga mengembangkan bakat yang dimiliki.
Beauties, coba kamu bayangkan, ketika di rumah kegiatan parenting pada anak hanya dibebankan pada salah satu pasangan saja, misalnya dilimpahkan kepada ibu atau kepada sosok ayah, maka anak akan kebingungan dan tidak memiliki contoh yang utuh bagaimana ia harus membawa diri dalam sebuah pergaulan.
Kalau dukungan yang didapat oleh anak hanya dari salah satu pihak saja, bisa jadi anak hanya mampu berpikir dan berempati dari salah satu sudut pandang saja. Anak bisa saja menilai, orang tuanya nggak peduli pada potensi yang dimiliki dan tidak mau tahu tentang pencapaian dan usaha yang telah diraih anak.
Terlebih ketika gagal, hanya mendapat dukungan dari salah satu pihak. Akhirnya rasa kecewa dan ketidakpercayaan diri yang akan terus menghambat perkembangan anak.