Sabrina Carpenter Umumkan Album 'Man's Best Friend', Satir Brilian atau Terjebak "Male Gaze"?

Maura Valysha Carmelie | Beautynesia
Senin, 16 Jun 2025 17:15 WIB
Sabrina Carpenter Umumkan Album 'Man's Best Friend', Satir Brilian atau Terjebak
Foto: instagram.com/sabrinacarpenter

Setelah kesuksesan Espresso dan Please Please Please yang menguasai tangga lagu dan TikTok feed dalam satu hembusan napas, Sabrina Carpenter kembali mengguncang dunia pop dengan pengumuman album terbarunya, Man’s Best Friend, yang akan dirilis pada 29 Agustus 2025. Judulnya saja sudah buat alis terangkat. Apakah ini sindiran tajam terhadap relasi perempuan dan persepsi maskulin di industri hiburan, atau justru Sabrina sedang bermain-main di dalam lingkaran pandangan lelaki (male gaze) itu sendiri?

Satu hal yang pasti, sang pop provocateur siap mengajak kita menari, berpikir, dan mungkin juga tersipu. Yuk bahas hal-hal menarik soal album ini!

Fakta-Fakta Menarik Man’s Best Friend

Fakta-Fakta Menarik Man’s Best Friend/Foto: instagram.com/sabrinacarpenter

Sabrina Carpenter kembali mengejutkan penggemarnya dengan pengumuman album ketujuh bertajuk Man’s Best Friend pada 11 Juni 2025 lewat unggahan Instagram. Album ini hadir hanya berselang satu tahun dari kesuksesan Short n’ Sweet (2024) yang membawanya meraih dua Grammy dan mencatatkan prestasi di berbagai tangga lagu. 

Tak hanya pengumumannya yang mengejutkan, cover albumnya pun langsung viral dan memantik perbincangan. Dalam visual tersebut, Sabrina tampil dengan gaun mini hitam dan heels, berpose merangkak sambil rambut pirangnya ditarik oleh tangan laki-laki yang tidak terlihat wajahnya.

Slide kedua dalam unggahan tersebut memperlihatkan kalung anjing warna biru muda bertuliskan “Man’s Best Friend,” memperkuat tema visual yang provokatif dan mengundang makna ganda.

Sebagai pembuka dari album ini, single Manchild telah dirilis lebih dulu pada 5 Juni 2025. Lagu ini langsung meroket ke puncak tangga lagu Spotify global hanya dalam waktu dua hari.

Sabrina berkata lagu tersebut merupakan soundtrack untuk mental masa-masa muda yang absurd. Dalam wawancara bersama Rolling Stone, Sabrina menjelaskan bahwa Man’s Best Friend lahir dari proses yang lebih bebas dan jujur.

“Aku tidak berpikir untuk menyaingi Short n’ Sweet, aku hanya ingin sesuatu yang terasa benar bagiku,” ungkapnya, menandakan bahwa album ini lebih sebagai ruang ekspresi pribadi dibanding sekadar upaya mempertahankan popularitas.

Apakah Ini Satire Brilian?

Apakah Ini Satire Brilian?/Foto: x.com/wickednewshub

Banyak penggemar menafsirkan visual album Man’s Best Friend sebagai bentuk satire tajam terhadap bagaimana perempuan, terutama selebriti, yang terus-menerus diposisikan sebagai objek di bawah tatapan seksual laki-laki. Mereka melihat pose Sabrina di sampul bukan sebagai glorifikasi, melainkan sebagai kritik visual terhadap bagaimana dunia memandangnya.

Akun @wickednewshub di X menuliskan, “Untuk kalian yang kurang kemampuan berpikir kritis, cover ini jelas satir, menggambarkan bagaimana publik melihat Sabrina seakan dia hanya objek male gaze.”

Hal senada juga dilontarkan akun Instagram @saamwic_h, “Dia sudah buat banyak lagu tentang perlakuan buruk laki-laki. Album ini bukan bilang ‘aku mau diperlakukan seperti ini,’ tapi ‘aku memang sering diperlakukan seperti ini, dan itu salah.’”

Bagi para fans Sabrina, Manchild dan visual album ini membentuk satu paket pesan yang kuat bahwa perempuan bisa bersuara, mengejek struktur yang mereduksi mereka, dan sekaligus mengambil alih narasi atas tubuh serta citra mereka sendiri.

Atau Gagal Jadi Kritik, Terkesan Meniru Visual Seksualisasi Lama?

Atau Gagal Jadi Kritik?/Foto:instagram.com/sabrinacarpenter

Sebaliknya, tidak sedikit pula yang menilai bahwa visual album Man’s Best Friend justru gagal menyampaikan kritik yang dimaksud. Alih-alih terasa sebagai satire yang tajam, beberapa pihak menilai tampilannya hanya mengulang estetika lama yang sudah sering terlihat dalam iklan fesyen provokatif atau unggahan media sosial yang menjual sensualitas. 

Akun X @dvorstone mengatakan “Satire seharusnya melebih-lebihkan sesuatu untuk menyingkap kenyataan tersembunyi, cover ini tidak berlebihan atau menggugah sama sekali, bahkan menyerupai iklan fesyen tahun 90-an atau postingan selebgram wannabe."

Foto:instagram.com/sabrinacarpenter
Foto: instagram.com/sabrinacarpenter

Sementara itu, komentar dari @popandposey di Instagram “Jika benar ini adalah satire, seharusnya perempuan merasa terwakili dan laki-laki merasa terusik. Sayangnya, gambar itu justru meniru bentuk kekerasan simbolik yang katanya mau dikritik."

Dari pandangan-pandangan ini, kritik terhadap album tak lagi hanya soal selera artistik, melainkan menyentuh isu mendalam, apakah Man’s Best Friend berhasil menjadi cermin sosial, atau justru terjebak dalam mekanisme objektifikasi yang sama dengan yang ingin Sabrina dekonstruksi?

Menuju Era Baru Sabrina

Menuju Era Baru Sabrina/Foto: youtube.com/Sabrina Carpenter

Apakah Man’s Best Friend akan menjadi pernyataan besar Sabrina Carpenter tentang kekuasaan, seksualitas, dan kontrol narasi? Atau justru sebuah langkah artistik yang ambigu dan menimbulkan interpretasi ganda?

Satu hal yang pasti, Sabrina Carpenter tahu cara mencuri perhatian. Dan seperti lagunya yang mengajak kita menjerit dari jendela mobil di musim panas, album ini mungkin akan mengajak kita menjerit, entah karena setuju, terpukau, atau bingung.

Kalau kamu, tim satire jenius atau tim “terlalu biasa buat dibilang sindiran”?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang dapat ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE