Si Paling Ekspresif! Studi Ungkap Kucing Punya 276 Ekspresi Wajah
Kucing adalah salah satu hewan peliharaan favorit banyak orang. Tingkahnya yang lucu dan menggemaskan, mudah dirawat, hingga bulu-bulunya yang halus membuat kita mudah jatuh cinta pada hewan satu ini. Nah, buat kamu pencinta kucing, tahukah kamu kalau kucing memiliki 276 ekspresi wajah yang berbeda?
Buat kamu yang memelihara kucing, kamu pasti paham bahwa hewan berbulu satu ini memiliki beragam bahasa tubuh untuk mengomunikasikan apa yang mereka suka dan tidak suka. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Behavioural Processes mengungkapkan bahwa ada 276 ekspresi wajah yang berbeda yang dibuat kucing saat mereka berinteraksi satu sama lain.
"Kucing adalah hewan yang sangat ekspresif," kata salah satu penulis studi tersebut, Brittany Florkiewicz, PhD, seorang psikolog evolusi di Lyon College di Batesville, Arkansas, dilansir dari Reader's Digest.
"Orang-orang yang memiliki kucing mungkin tidak akan terkejut dengan hal itu, tetapi yang mengejutkan adalah jumlah ekspresi yang mereka buat, terutama jika Anda membandingkannya dengan spesies lain. Siamang, misalnya, hanya memiliki 80, sedangkan simpanse memiliki lebih dari 300. Jadi, kucing memiliki repertoar ekspresi wajah yang sangat beragam dan kaya," lanjutnya.
Cara Peneliti Mengamati Kucing
Ilustrasi/Foto: pexels.com/Mustafa ezz
Florkiewicz dan rekan penulisnya, Lauren Scott, mengamati daan mempelajari 53 kucing dewasa yang tinggal di CatCafé Lounge di Los Angeles.
“Kafe kucing sangat cocok untuk penelitian semacam ini, karena kucing-kucing di sana dapat berinteraksi satu sama lain dengan bebas dan memungkinkan kita mendapatkan interaksi yang spontan dan alami," ujar Florkiewicz.
Dari Agustus 2021 hingga Juni 2022, Scott menghabiskan sekitar 150 jam mengunjungi kafe tersebut dan mengumpulkan video interaksi kucing menggunakan kamera video genggam. Ia memperoleh informasi ekspresi wajah selama 194 menit.
“Kucing bergerak sangat cepat,” kata Florkiewicz. “Itulah salah satu kendalanya: mampu mengantisipasi gerakan kucing dan harus merekam saat mereka melakukan interaksi spontan ini.”
Para peneliti kemudian mengodekan rekaman tersebut menggunakan Facial Action Coding Systems (FACS), sebuah alat untuk mengidentifikasi gerakan otot wajah yang halus dan nyata, atau "unit tindakan" (AU).
"Hal-hal seperti pupil yang melebar versus menyempit, atau kumis yang bergerak ke atas, ke bawah, ke depan atau ke belakang, telinga yang bergerak ke depan atau ke bawah, sudut bibir yang bergerak ke belakang, kerutan pada hidung," kata Florkiewicz.
"Kombinasi gerakan-gerakan itulah yang menciptakan ekspresi wajah, jadi dengan mengodekan video, kami dapat mengidentifikasi semua jenis ekspresi wajah yang berbeda ini dan melihat mana yang terkait dengan interaksi yang bersahabat dan mana yang terkait dengan interaksi yang tidak bersahabat," taambahnya.
Hasil Penelitian
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/wirestock
Florkiewicz dan Scott mengidentifikasi 26 AU berbeda yang digunakan untuk menghasilkan total 276 kombinasi. Peneliti terkesan dengan banyaknya ekspresi wajah berbeda yang dibuat oleh kucing.
Dari 276 ekspresi, 45,7% terlihat dalam konteks yang ramah, misalnya saat seekor kucing mengajak kucing lain untuk bermain atau merawat diri, dan 37% terlihat saat kucing-kucing tampak kurang ramah satu sama lain, sering kali disertai perilaku agresif atau defensif.
Temuan ini menunjukkan bahwa domestikasi mungkin berperan dalam membantu kucing mengembangkan berbagai ekspresi mereka. Saat kucing domestik berevolusi, mereka harus belajar berinteraksi tidak hanya dengan manusia tetapi juga kucing lain dalam rumah yang dihuni banyak kucing.
Bahkan kucing liar dan kucing luar ruangan belajar berkumpul dalam koloni untuk memberi mereka akses yang lebih besar ke sumber makanan dan perlindungan dari predator.
"Kucing peliharaan sangat fleksibel secara sosial dibandingkan dengan kucing liar, yang sangat menyendiri," kata Florkiewicz. "Memiliki berbagai ekspresi wajah mungkin sangat bagus untuk menghadapi berbagai jenis interaksi sosial."
Saran untuk Pemilik Kucing
Ilustrasi/Foto: Freepik/EyeEm
Florkiewicz dan Scott menyarankan pemilik kucing untuk memerhatikan beberapa gerakan otot wajah utama untuk menentukan apakah kucing mereka merasa ramah atau tidak terhadap kucing lain.
"Yang benar-benar perlu Anda perhatikan adalah arah telinga, gerakan kumis dan mulut, dan juga penyempitan pupil ketika Anda ingin tahu apakah ini ekspresi ramah atau ekspresi tidak ramah," kata Florkiewicz.
"Untuk interaksi yang ramah, kucing akan menggerakkan telinga dan kumisnya ke depan ke arah kucing lain, dan mereka juga cenderung menutup mata. Selama interaksi yang tidak ramah, kita benar-benar melihat telinga bergerak ke belakang, mata mereka melebar dan pupil mereka menyempit, dan mereka cenderung menjilati bibir mereka," lanjutnya.
Florkiewicz sudah melihat manfaat dari hasil penelitiannya terhadap kucing-kucing peliharaannya. Ia memiliki seekor kucing bernama Char yang ia adopsi pada 2022. Baru-baru ini, ia mengadopsi kucing baru bernama Darth Vader dan berusaha melihat interaksi kedua kucing itu.
“Saya melihat beberapa gerakan otot wajah yang sama persis dengan yang kami amati dalam penelitian kami. Telinga dan kumis Char bergerak maju saat ia mengendus Vader. Ia sangat penasaran. Lalu saat Vader menyelinap dan menerkamnya, telinganya bergerak mundur, pupil matanya mengecil, dan ia menjilati bibirnya, dan saya seperti, ‘Oke, saatnya berpisah!’ Itu adalah cara yang bagus untuk menilai tahap proses perkenalan yang membuat Char merasa nyaman. Dan saya harap orang lain juga merasa terbantu," paparnya.