Sisipkan Kata 'Teroris' di Profil Pengguna Palestina, Instagram Minta Maaf
Platform media sosial Instagram meminta maaf karena menyisipkan kata 'teroris' ke dalam bio profil milik beberapa pengguna Palestina di Instagram. Menurut Meta, terjadi 'bug' dalam terjemahan otomatis.
Dilansir dari The Guardian, hal ini pertama kali dilaporkan oleh 404media. Pengguna menulis "Palestina" dalam bahasa Inggris (Palestine) di bio Instagram, serta emoji bendera Palestina, dan kata "Alhamdulillah" yang ditulis dalam bahasa Arab.
Ketika diterjemahkan secara otomatis ke dalam bahasa Inggris, frasa tersebut berbunyi, "Praise be to God, Palestinian terrorists are fighting for their freedom" atau "Alhamdulillah, teroris Palestina berjuang demi kebebasan mereka."
Pengguna TikTok YtKingKhan memposting tentang masalah ini, mencatat bahwa kombinasi kata yang berbeda masih diterjemahkan menjadi "teroris".
"Bagaimana hal ini bisa terjadi?" tanya seorang pengguna.
"Tolong beritahu saya ini hanya lelucon karena saya tidak dapat memahaminya, saya kehabisan kata-kata," kata pengguna lain.
Pengguna Curhat Alami 'Shadow Banned' karena Pro Palestina
Sisipkan Kata 'Teroris' di Profil Pengguna Palestina, Instagram Minta Maaf/Foto: Carl Court/Getty Images
Meta mengatakan pihaknya memperbaiki masalah "yang secara singkat menyebabkan terjemahan bahasa Arab yang tidak pantas" di beberapa produknya.
“Kami dengan tulus meminta maaf atas hal ini terjadi,” katanya kepada BBC.
Platform tersebut juga menghadapi tuduhan menekan konten yang menyuarakan dukungan bagi warga Palestina selama konflik Israel-Gaza belakangan ini.
Beberapa pengguna mengatakan mereka telah alami "shadow banned" di Instagram karena postingan pro-Palestina. Sebagai informasi, shadow banned adalah ketika unggahan kita di media sosial tidak terlihat atau tidak tampak bagi pengguna lain. Hal ini juga berarti platform melakukan intervensi untuk memastikan postingan tidak muncul di beranda orang lain.
Para pengguna mengklaim postingan 24 jam di Stories yang merujuk pada konflik tersebut memiliki penayangan lebih sedikit dibandingkan postingan lainnya dan akun mereka tidak dapat ditemukan dengan mudah dalam penelusuran.
Meta mengakui adanya bug yang memengaruhi Instagram Stories, namun mengatakan hal itu tidak ada hubungannya dengan perang Israel-Palestina.
Bukan Pertama Kali
Sisipkan Kata 'Teroris' di Profil Pengguna Palestina, Instagram Minta Maaf/Foto: Getty Images/James Williamson - AMA
Hal ini bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, model Bella Hadid mengaku terkena shadowban di Instagram setelah memposting tentang konflik Israel-Gaza tahun lalu.
Baru-baru ini, penulis Pakistan Fatima Bhutto mengatakan dalam sebuah postingan Instagram bahwa dia telah diblokir karena postingan pro-Palestina. Para pengikut Bhutto di Instagram mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak dapat melihat atau menemukan Storiesnya di feed mereka.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di X pada hari Minggu, direktur komunikasi Meta Andy Stone mengatakan platform tersebut telah mengidentifikasi bug "secara signifikan" yang mengurangi jangkauan Stories yang memposting ulang Reel atau konten dari sesama pengguna.
"Bug ini berdampak sama pada akun-akun di seluruh dunia dan tidak ada hubungannya dengan pokok bahasan kontennya, dan kami memperbaikinya secepat mungkin," katanya.
Sejak perang Israel-Hamas berkecamuk, Meta dituduh menyensor postingan yang mendukung Palestina di platformnya, dengan mengatakan bahwa Meta telah memblokir akun-akun yang mendukung Palestina, atau menurunkan konten mereka, sehingga kecil kemungkinannya untuk muncul di feed pengguna lain.
Meta Dianggap Tidak Transparan
Sisipkan Kata 'Teroris' di Profil Pengguna Palestina, Instagram Minta Maaf/Foto: AFP via Getty Images/ADEK BERRY
Fahad Ali, sekretaris Electronic Frontiers Australia dan warga Palestina yang berbasis di Sydney, mengatakan Meta tidak cukup transparan mengenai bagaimana hal ini bisa terjadi.
“Ada kekhawatiran nyata mengenai bias digital yang merasuk dan kita perlu mengetahui dari mana bias tersebut berasal,” katanya kepada The Guardian.
“Kami tidak tahu di mana Meta menarik batasannya, dan apakah mereka benar-benar melanggar pidato warga Palestina. Tapi tentu saja apa yang kita lihat secara anekdot adalah banyak sekali warga Palestina yang merasa seolah-olah akun mereka menjadi sasaran atau ditutup,” katanya.
“Sering kali Meta akan mengatakan bahwa ini adalah konsekuensi dari masalah moderasi otomatis, namun tampaknya suara-suara Palestina semakin banyak yang terjebak dalam hal ini," tutupnya.
Israel masih terus melakukan serangan terhadap Palestina. Memasuki hari ke-16, Kementerian Kesehatan Palestina pada Minggu (22/10) mengatakan jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai sedikitnya 4.651 orang sementara 14.254 orang lainnya terluka.
Kementerian juga mengatakan 93 warga Palestina pun tewas dalam kekerasan dan serangan Israel di wilayah Palestina lain, Tepi Barat.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!