Staf LSM Perempuan Afganistan Kini Kembali Bekerja di Tengah Larangan Pemerintahan Taliban

Retno Anggraini | Beautynesia
Selasa, 31 Jan 2023 06:15 WIB
Staf LSM Perempuan Afganistan Kini Kembali Bekerja di Tengah Larangan Pemerintahan Taliban
Staf LSM perempuan Afganistan kembali bekerja di tengah larangan Taliban/Foto: Unsplash.com/mostafa meraji

Pada minggu-minggu terakhir tahun 2022, Taliban meningkatkan pembatasan mereka terhadap hak-hak perempuan di Afganistan dengan melarang staf perempuan bekerja di lembaga bantuan asing dan LSM.

Beberapa organisasi termasuk CARE dan Save the Children yang keduanya secara aktif memberikan bantuan kemanusiaan kepada 29 juta orang dari perkiraan 36 juta warga negara yang membutuhkannya, menghentikan sementara operasi mereka sebagai tanggapan atas larangan tersebut dengan mengatakan bahwa pekerja perempuan sangat penting untuk operasi di lapangan, terutama dalam hal mengidentifikasi kebutuhan khusus perempuan.

Di bawah rezim Taliban, pria tidak diperbolehkan memberikan bantuan kepada perempuan. Beberapa waktu lalu, para pekerja perempuan di berbagai organisasi bantuan telah kembali bekerja setelah Taliban mengeluarkan jaminan bahwa mereka boleh bekerja di bidang-bidang seperti kesehatan. Seorang juru bicara Kementerian Ekonomi mengatakan kepada berita AFP bahwa staf perempuan diizinkan bekerja di sektor kesehatan.

"Kami membutuhkan mereka untuk mendukung anak-anak kurang gizi dan perempuan lain yang membutuhkan layanan kesehatan," kata Abdul Rahman Habib seperti dilansir dari Women's Agenda. "Staf perempuan bekerja sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya kami."

Staf Kesehatan dapat Kembali Bekerja

Staf LSM perempuan Afganistan kembali bekerja di tengah larangan Taliban
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/ArtPhoto_studio

Juru bicara Komisi Penyelamatan Internasional, Nancy Dent, mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan Masyarakat telah menawarkan jaminan bahwa staf kesehatan perempuan dan mereka yang bekerja dalam peran pendukung dapat kembali bekerja. "Berdasarkan kejelasan ini, International Rescue Committee telah memulai kembali layanan kesehatan dan gizi melalui tim kesehatan statis dan bergerak di empat provinsi," katanya.

"Tanpa staf perempuan di semua tingkatan dan di semua sektor, kami tidak dapat secara akurat menilai kebutuhan dan memberikan bantuan pada skala yang diperlukan," ungkap Dent.

Menurut Dent, kegiatan terkait kesehatan belum dihentikan. "Karena kesalahpahaman, mereka menghentikan layanan kesehatan mereka dan sekarang mereka telah memulai kembali layanan kesehatan mereka," kata Dent kepada Reuters.

LSM lain yang menghentikan sementara operasinya adalah Save the Children, yang mengumumkan bahwa mereka telah memulihkan sejumlah program di bidang kesehatan, gizi, dan pendidikan. Dalam sebuah pernyataan, organisasi yang memiliki lebih dari lima ribu staf di mana setengah dari mereka adalah perempuan, mengatakan bahwa mereka telah menerima jaminan yang jelas dan dapat diandalkan dari otoritas terkait.

Larangan Taliban Membuat Perempuan Terhapus dari Ruang Publik

TOPSHOT - Afghan women walk a long a road in Ghazni Province on November 27, 2022. (Photo by Wakil kohsar / AFP) (Photo by WAKIL KOHSAR/AFP via Getty Images)

Staf LSM Perempuan Afganistan Kini Kembali Bekerja di Tengah Larangan Pemerintahan Taliban/Foto: AFP via Getty Images/WAKIL KOHSAR

Larangan Tidak Menghentikan Para Perempuan untuk Bekerja

Staf LSM perempuan Afganistan kembali bekerja di tengah larangan Taliban
Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Samantha Halyk, juru bicara Save the Children, mengatakan kegiatan yang akan dimulai kembali akan memberikan bantuan penting. CARE juga mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan operasi kesehatan dan nutrisinya di Afganistan setelah menerima jaminan yang diperlukan dari Kementerian Kesehatan Masyarakat, bahwa staf perempuan mereka akan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan tidak terkekang, baik di lingkungan berbasis masyarakat dan peran pendukung.

Direktur eksekutif Pusat Pendidikan Perempuan Afganistan, Kochay Hassan, mengatakan kepada Science bahwa LSM-nya terus beroperasi, dengan sebagian besar perempuan bekerja di rumah.

"Kami memiliki banyak ambisi," kata Hassan. "Larangan tidak akan menghentikan kami jika perempuan masih bisa bekerja dari rumah dan berhubungan dengan rekan kerja pria."

Larangan Taliban terus melarang perempuan bekerja dalam kegiatan bantuan lainnya, seperti sanitasi, distribusi makanan, dan dukungan ekonomi.

Bagaimana Larangan Taliban Dimulai?

Staf LSM perempuan Afganistan kembali bekerja di tengah larangan Taliban
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/marymarkevich

Pada 24 Desember tahun 2022 lalu, sebuah dekrit dikeluarkan oleh Taliban yang melarang perempuan Afganistan bekerja di LSM. Lembaga bantuan negara memperingatkan bahwa larangan tersebut akan memperburuk krisis kemanusiaan di negara tersebut. PBB mendesak Taliban untuk membatalkan perintah tersebut, mengatakan larang perempuan bekerja di LSM tidak hanya merampas hak-hak dasar dan mata pencaharian pekerja perempuan, tetapi juga mencegah mereka mendukung komunitas mereka.

"Ini akan semakin mendorong perempuan keluar dari pekerjaan dan sepenuhnya menghapus mereka dari ruang publik," bunyi pernyataan tersebut. "Tanpa pekerja kemanusiaan perempuan, para perempuan dan anak perempuan serta anak laki-laki tidak akan memiliki akses ke makanan, pendidikan, perlindungan anak, bantuan hukum yang responsif gender, dukungan mata pencaharian, dan layanan kesehatan penting."

Sementara itu, Afghanaid, sebuah organisasi kemanusiaan dan pembangunan berbasis di Inggris yang berfokus pada Afganistan, mengeluarkan pernyataan mereka sendiri dengan mengatakan, "Jika LSM tidak dapat mempekerjakan staf perempuan, maka perempuan Afganistan tidak akan dapat menerima bantuan kemanusiaan dan pembangunan secara langsung. Oleh karena itu, kami kehilangan kemampuan untuk mendukung setengah populasi."

Hampir 19 juta warga Afganistan terus menghadapi kerawanan pangan kritis, sekitar 3 juta anak berisiko kekurangan gizi dan 29 juta warga membutuhkan bantuan kemanusiaan. Awal Januari 2023, wakil sekretaris jenderal PBB, Amina Mohammed dan Sima Bahpus, sekretaris eksekutif UN Women, tiba di Kabul untuk membahas pencabutan larangan tersebut dengan otoritas Taliban.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.