Studi: Membagikan Artikel Berita di Medsos Bikin Seseorang Percaya Dirinya Jadi 'Si Paling Tahu'

Nadya Quamila | Beautynesia
Selasa, 13 Sep 2022 22:30 WIB
Ilustrasi media sosial/Foto: Freepik.com/lookstudio

Bisa dibilang, media sosial kini menjadi bagian dari kehidupan modern. Tidak hanya untuk berbagi aktivitas sehari-hari atau momen penting, media sosial juga dimanfaatkan sebagai wadah untuk mendapatkan informasi. Baru-baru ini sebuah studi mengungkapkan jika kamu membagikan artikel berisikan berita di media sosial, orang-orang akan percaya bahwa kamu mungkin terlihat lebih pintar dan ahli dari yang sebenarnya.

Bahkan jika kamu belum membaca berita tersebut, hanya membagikan link atau tautannya saja di media sosial, dapat membuat orang-orang percaya bahwa kamu memiliki wawasan yang luas akan suatu topik. Penelitian, yang dilakukan oleh tiga anggota fakultas dari Sekolah Bisnis McCombs Universitas Texas dan diterbitkan Juli lalu, menyelidiki bagaimana berbagi konten online memengaruhi apa yang orang yakini mereka ketahui.

Dilansir dari laman Insider, peneliti Dr. Adrian F. Ward, Dr. Jianqing Zheng, dan Dr. Susan M. Broniarczyk melakukan survei pada 43 pria, dan menemukan bahwa 25 persen melaporkan setidaknya berbagi satu artikel di Facebook setelah membaca hanya beberapa baris, atau bahkan tidak membacanya sama sekali.

Hanya 28 persen yang mengaku membaca artikel secara keseluruhan dari setiap artikel yang mereka bagikan ke Facebook. Namun terlepas dari ini, dalam studi percontohan kedua dari 99 pria, para peneliti menemukan bahwa orang-orang mengaitkan berbagi informasi dan artikel di media sosial dengan keahlian.

Ilustrasi bermain media sosial/ Foto: Freepik/Freepik

Untuk menguji perbedaan antara apa yang sebenarnya diketahui orang (pengetahuan objektif) dan apa yang orang pikir mereka ketahui (pengetahuan subjektif), peneliti memberi kelompok yang terdiri dari 98 pelajar (52 pria dan 46 perempuan) sebuah artikel untuk dibaca dan dibagikan di media sosial. 

Para pelajar tersebut harus menilai pengetahuan subjektif mereka tentang artikel terlebih dahulu, dan kemudian mengambil tes untuk menilai pengetahuan objektif mereka. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa membagikan artikel berkaitan dengan skor pengetahuan subjektif yang lebih tinggi, bahkan jika mereka tidak membaca artikel tersebut.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa kebiasaan baru untuk membagikan informasi ini dapat mengubah cara kita memahami diri sendiri," ungkap Dr. Adrian Ward, asisten profesor pemasaran di University of Texas kepada Medical News Today.

"Ketika kita berbagi informasi di media sosial, kita tidak hanya berbagi berita, tapi kita juga berbagi gambaran tentang siapa kita dan apa yang kita ketahui. Penelitian kami menunjukkan bahwa sinyal yang dikirimkan perilaku kita kepada orang lain dapat memengaruhi cara kita melihat diri sendiri, kita mulai melihat diri kita sendiri sebagaimana kita percaya bahwa kita dilihat oleh orang lain," tambahnya.

Para peneliti juga menemukan bahwa rasa terlalu percaya diri yang kita dapatkan dengan berbagi informasi secara online tidak hanya mengubah cara kita memandang diri sendiri, tapi juga memengaruhi keputusan yang dibuat serta hubungan yang dibangun.

Ilustrasi bermain media sosial/ Foto: Freepik.com/timeimage

Peneliti Universitas Texas juga melakukan studi terpisah, di mana mereka memberi 300 peserta sebuah artikel tentang investasi pemula dan menginstruksikan mereka untuk membagikan atau tidak membagikan artikel tersebut di Facebook. Kemudian, mereka berpartisipasi dalam sesi perencanaan pensiun dengan rekomendasi yang dipersonalisasi.

Setelah itu, mereka diminta memilih cara untuk mengalokasikan uang sebesar 10 ribu USD. Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang membagikan artikel investasi memilih investasi yang lebih berisiko.

Dr. Dam Hee Kim, asisten profesor komunikasi di Universitas Arizona berkomentar bahwa keinginan yang meningkat untuk mengambil risiko dalam latihan keuangan sebenarnya mengkhawatirkan, mengingat bahwa mereka pikir mereka berpengetahuan luas setelah membagikan berita, namun sebenarnya tidak memiliki ilmu yang cukup.

Ilustrasi mengecek media sosial/Foto: Pexels.com/Ivan Samkov

Media sosial adalah alat yang ampuh untuk membuat orang merasa lebih berpengetahuan dan mungkin bermanfaat bagi kesehatan mental orang. Menurut Dr. Ward, merasa pintar dapat meningkatkan harga diri seseorang. Selain itu, membagikan informasi dapat mendorong seseorang untuk berperan lebih aktif dalam kehidupan sehari-hari.

"Merasa pintar dapat meningkatkan harga diri," komentar Dr. Ward.

Namun, Dr. Ward juga memperingatkan bahwa mungkin ada konsekuensi negatif dari kebiasaan baru ini. 

"Rasa pengetahuan pribadi orang yang meningkat dapat menyebabkan konflik antarpribadi; jika orang-orang di kedua sisi masalah kontroversial sangat percaya diri dengan pandangan mereka, tetapi tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang masalah tersebut, mungkin bahkan lebih sulit untuk menemukan kesamaan atau titik temu," ungkapnya.

Ketika seseorang merasa memiliki pengetahuan yang lebih akan suatu topik, mereka cenderung tidak akan mencari informasi yang baru, lebih dalam, atau dari sudut pandang lain. Hal ini bisa menimbulkan konflik tersendiri.

Wah, bagaimana menurutmu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Loading ...