Studi Terbaru Sebut Ekosistem Bumi Masuk Zona Bahaya dan Ancam Manusia, Apa Saja yang Terdampak?

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Rabu, 07 Jun 2023 17:15 WIB
Foto: ilustrasi/thinkstock

Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap 5 Juni, hari yang ditetapkan oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Environment Programme (UNEP). Tahun ini, tema yang diusung yakni solusi sampah plastik, Beauties. Seperti yang kita ketahui, polusi jadi salah satu faktor yang paling merusak bumi dan sering kali manusia abai akan hal tersebut. Dengan adanya Hari Lingkungan Hidup, kita diajak untuk lebih peka terhadap lingkungan, terutama penggunaan plastik.

Namun tak hanya itu lho! World Environment Day 2023 juga diisi dengan hasil studi kondisi ekologi bumi oleh 40 peneliti dari Earth Commission, diterbitkan dalam jurnal Nature pada Rabu (31/5). Ya, bumi saat ini dalam keadaan sakit, Beauties. Bahkan, para peneliti menyimpulkan kondisi ekosistemnya tembus angka 7 dari 8 skala batas keamanan ekologi atau dengan kata lain, bumi berada di zona bahaya.

A discarded plastic bag floats at the surface of the Sea. This image was taken to convey the concept of mans negative impact on the environment and Global Ocean pollution. Plastic floating in the Ocean is a common sight throughout the world. It is commonly now known as a threat to vast amounts of marine and bird life. Its presence remains in the ocean for generations. This image was taken whilst scuba diving in the Andaman Sea, Thailand. I later removed the trash from the sea./ Foto: ilustrasi/thinkstock

Melansir laman AP News, studi mereka berfokus pada iklim, polusi udara, kontaminasi fosfor dan nitrogen oleh karena pemakaian pupuk berlebihan, suplai air tanah, air permukaan tanah yang segar, lingkungan alam yang belum dibangun serta lingkungan alam dan buatan manusia secara keseluruhan.

Hanya polusi udara yang belum masuk ke zona bahaya secara global, tapi berbahaya dalam skala regional dan lokal. Di sisi lain, ⅔ air tawar di bumi tidak memenuhi kriteria aman.

"Mirip seperti dengan manusia yang checkup, dokter kita akan berkata bumi sangat sakit sekarang dan sakit di berbagai area dalam sistem dan penyakit ini juga berdampak pada manusia yang hidup di bumi," ujar Joyeeta Gupta, profesor lingkungan dari Universitas Amsterdam.

Lalu, negara apa yang paling banyak mengalami kerusakan ekosistem ini? Baca di halaman selanjutnya ya, Beauties!

(dmh/dmh)