Studi Terbaru Sebut Ekosistem Bumi Masuk Zona Bahaya dan Ancam Manusia, Apa Saja yang Terdampak?
Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap 5 Juni, hari yang ditetapkan oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Environment Programme (UNEP). Tahun ini, tema yang diusung yakni solusi sampah plastik, Beauties. Seperti yang kita ketahui, polusi jadi salah satu faktor yang paling merusak bumi dan sering kali manusia abai akan hal tersebut. Dengan adanya Hari Lingkungan Hidup, kita diajak untuk lebih peka terhadap lingkungan, terutama penggunaan plastik.
Namun tak hanya itu lho! World Environment Day 2023 juga diisi dengan hasil studi kondisi ekologi bumi oleh 40 peneliti dari Earth Commission, diterbitkan dalam jurnal Nature pada Rabu (31/5). Ya, bumi saat ini dalam keadaan sakit, Beauties. Bahkan, para peneliti menyimpulkan kondisi ekosistemnya tembus angka 7 dari 8 skala batas keamanan ekologi atau dengan kata lain, bumi berada di zona bahaya.
A discarded plastic bag floats at the surface of the Sea. This image was taken to convey the concept of mans negative impact on the environment and Global Ocean pollution. Plastic floating in the Ocean is a common sight throughout the world. It is commonly now known as a threat to vast amounts of marine and bird life. Its presence remains in the ocean for generations. This image was taken whilst scuba diving in the Andaman Sea, Thailand. I later removed the trash from the sea./ Foto: ilustrasi/thinkstock |
Melansir laman AP News, studi mereka berfokus pada iklim, polusi udara, kontaminasi fosfor dan nitrogen oleh karena pemakaian pupuk berlebihan, suplai air tanah, air permukaan tanah yang segar, lingkungan alam yang belum dibangun serta lingkungan alam dan buatan manusia secara keseluruhan.
Hanya polusi udara yang belum masuk ke zona bahaya secara global, tapi berbahaya dalam skala regional dan lokal. Di sisi lain, ⅔ air tawar di bumi tidak memenuhi kriteria aman.
"Mirip seperti dengan manusia yang checkup, dokter kita akan berkata bumi sangat sakit sekarang dan sakit di berbagai area dalam sistem dan penyakit ini juga berdampak pada manusia yang hidup di bumi," ujar Joyeeta Gupta, profesor lingkungan dari Universitas Amsterdam.
Lalu, negara apa yang paling banyak mengalami kerusakan ekosistem ini? Baca di halaman selanjutnya ya, Beauties!
Kawasan yang Jadi Titik Masalah dan Langkah Mitigasi
Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto
Studi juga menyebutkan beberapa area yang menjadi titik masalah kerusakan, yaitu kawasan Eropa Timur, Asia Selatan, Timur Tengah, Asia Tenggara, sebagian Afrika dan mayoritas Brazil, Meksiko, China, dan sebagian barat Amerika Serikat. Mayoritas diakibatkan iklim.
Meskipun belum fatal, bumi yang sakit ini masih bisa disembuhkan dengan melakukan perubahan besar dalam kehidupan, seperti dari segi penggunaan batu bara, minyak bumi, dan gas alam yang merusak sistem tanah dan air. “Namun, kita bergerak ke arah yang salah,” sebut Johan Rockstrom selaku pemimpin studi menanggapi mitigasi yang dilakukan.
NEW DELHI, INDIA - 2022/06/12: People walk past Akshardham temple on a hot day in New Delhi. Temperatures in the Indian capital soared to above 44 degrees celcius. A heatwave is declared when the maximum temperature is over 40 degrees celsius. (Photo by Pradeep Gaur/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)/ Foto: SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images |
Selain memberikan batasan aman yang terukur dalam tiap kategori kerusakan alam, laporan juga menyatakan batasan kenaikan suhu bumi yang sama dengan Paris Agreement 2015, yakni sebesar 1,5 derajat Celcius sejak masa pra-industrial, dan sejauh ini kenaikan mencapai 1,1 derajat.
Joyeeta Gupta turut menambahkan tujuan dari dilakukannya studi bahwa hanya dengan kenaikan 1 derajat Celcius, ada banyak kerusakan yang terjadi, seperti gelombang panas.
Bisa dibayangkan jika suhu bumi naik hingga 2 derajat Celcius, Beauties? Krisis iklim seperti apa yang akan kita alami?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
A discarded plastic bag floats at the surface of the Sea. This image was taken to convey the concept of mans negative impact on the environment and Global Ocean pollution. Plastic floating in the Ocean is a common sight throughout the world. It is commonly now known as a threat to vast amounts of marine and bird life. Its presence remains in the ocean for generations. This image was taken whilst scuba diving in the Andaman Sea, Thailand. I later removed the trash from the sea./ Foto: ilustrasi/thinkstock
NEW DELHI, INDIA - 2022/06/12: People walk past Akshardham temple on a hot day in New Delhi. Temperatures in the Indian capital soared to above 44 degrees celcius. A heatwave is declared when the maximum temperature is over 40 degrees celsius. (Photo by Pradeep Gaur/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)/ Foto: SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images