Sudah Tahu? Pemudik Boleh Tidak Berpuasa selama Perjalanan Mudik, Asalkan Ikuti Ketentuan Ini!

Setiap Muslim wajib menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan sebagai bagian dari rukun Islam. Namun, ada keringanan bagi orang dalam kondisi tertentu, misalnya saat mengadakan perjalanan jauh. Dalam agama Islam, Allah Swt. memberikan kemudahan dan keringanan bagi orang yang tengah melakukan perjalanan jauh (musafir) dalam menjalani ibadah puasa. Seseorang yang berpuasa lalu melakukan perjalanan jauh boleh memilih antara tetap melanjutkan puasanya atau membatalkannya. 

Rasullah sendiri pernah menjelaskan tentang puasa dalam perjalanan, seperti yang diriwayatkan oleh Muslim dari Aisyah ra.

“Dari Aisyah ra, ia berkata bahwa Hamzah bin Amr al-Aslami pernah bertanya kepada Rasulullah saw mengenai puasa dalam perjalanan. Lantas beliau pun menjawab, ‘Jika kamu menghendaki maka berpuasalah, dan jika kamu menghendaki maka batalkanlah’”. (H.R. Muslim).

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa hal terkait ketentuan puasa Ramadan bagi pemudik atau musafir.

Syarat menjadi Musafir

Musafir melakukan perjalanan jauh/Foto: Freepik.com/user4894991

Seseorang yang menempuh perjalanan jauh dikatakan sebagai musafir. Namun, melansir detikhikmah yang mengutip Buku Pintar Beribadah Perjalanan oleh Mahima Diahloka, ulama berpendapat terdapat 3 ketentuan menjadi musafir, di antaranya; 1) keluar dari tempat tinggalnya, 2) perjalanan yang dilakukan memiliki tujuan yang jelas dan pasti, dan 3) memenuhi jarak minimal yang harus ditempuh (dari tempat tinggal ke tempat tujuan).

Perihal minimal jarak, sebagian ulama berpendapat bahwa minimal jarak yang harus ditempuh musafir ialah empat burud atau sama dengan 88,704 kilometer.

Ketentuan Puasa bagi Musafir dalam Perjalanan Mudik

Ketentuan puasa bagi musafir/Foto: Freepik.com/odua

Perjalanan mudik yang panjang seringkali mengakibatkan seseorang mengalami kelelahan fisik dan mental, sehingga menjalankan puasa sepanjang perjalanan dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan dirinya. Untuk itu, hukum islam memberikan keringanan untuk membatalkan puasa bagi musafir jika bisa merugikan dan berakibat fatal terhadap dirinya.

Tetapi, bagi mereka yang tidak menemui kesulitan untuk berpuasa meski sedang dalam perjalanan jauh, maka wajib hukumnya untuk tetap melaksanakan puasa. 

Hal itu seperti pendapat ulama imam Abu Hanifah berserta para pengikutnya, imam Malik, dan imam Syafii. Dikutip via NU Online, bahwa yang paling utama bagi musafir adalah tetap berpuasa, dengan catatan sepanjang puasa tersebut tidak membahayakan dirinya. Sebaliknya, jika berpuasa ternyata membahayakan dirinya, maka yang paling utama adalah tidak berpuasa.    

Menjalankan puasa selama mudik dibutuhkan persiapan yang matang agar perjalanan mudik tetap nyaman dan ibadah puasa tetap lancar. Pastikan kamu memulai puasa dengan niat yang kuat, mengisi sahur dengan asupan bergizi dan minum air putih yang cukup, beristriahat yang cukup, serta menjaga kesehatan dengan mengonsumsi vitamin.