Tahukah Kamu, di Antara 12 Bulan, Mengapa Hanya Februari yang Memiliki 28 Hari? Ini Sejarah Panjangnya
Beauties, pasti di antara kita pernah bertanya mengapa dari 12 bulan yang ada pada kalender Masehi hanya Februari saja yang terdiri dari 28 hari, sedangkan bulan yang lainnya sampai tanggal 30 atau 31 hari? Ternyata sejarahnya cukup panjang, lho!
Kapan Kalender Ditemukan?
![]() Penanggalan kalender ditemukan abad ke-8 sebelum Masehi/ Foto: pexels/ Towfiqu barbhuiya |
Dilansir dari laman CBC, penanggalan yang kita kenal sekarang ini sebenarnya dibuat berdasarkan penanggalan dari Romawi kuno yang ditemukan pada abad ke-8 sebelum Masehi, oleh seorang raja bernama Numa Pompilius. Pada saat itu, Roma adalah peradaban yang tengah berkembang dan sedang melakukan penemuan-penemuan yang besar.
Nah, desas-desus mengenai alasan mengapa Februari adalah bulan yang memiliki hari terpendek dalam setahun adalah karena ada raja lain yang bernama Augustus Caesar telah 'mencuri' satu hari dari Februari untuk ditambahkan pada bulan yang dinamai seperti namanya yakni Agustus.
Tetapi ada alasan lain juga yang menyebutkan bahwa sebenarnya kalender pertama hanya ada 10 bulan dalam satu tahun, yang dimulai dari Maret hingga Desember, sementara Januari dan Februari saat itu masih tidak ada.
Mengapa hanya 10 Bulan?
![]() Sejarah mengapa dulu hanya ada 10 bulan/ Foto: Freepik/ Freepik |
Pertanian adalah sesuatu yang sangat berarti di Roma kuno. Para petani Romawi memanen gandum, spelt, dan barley yang menjadi bahan-bahan untuk membuat roti, yakni makanan favorit mereka, dan tentu hal ini mesti mengetahui waktu-waktu panen.
Karena bulan yang dimulai pada Maret dan Desember, maka segala sesuatu di luar itu disebutnya musim dingin. Tetapi dengan kalender yang hanya memiliki 10 bulan, itu mulai tidak sinkron dengan kalender lunar yang melacak fase-fase bulan. Kalender memiliki 355 hari dalam setahun dan 12 siklus lunar (bulan) sedangkan kalender Romawi hanya berjumlah 10 bulan.
Sehingga bangsa Romawi tidak tahu apakah mereka akan mengikuti kalender Lunar atau kalender Raja Pompilius. Untuk mengatasinya, raja menambahkan dua bulan lagi setelah Desember dan menyebutnya bulan Januari dan Februari.
Angka Genap Dianggap Sial
![]() Bangsa Romawi kuno menganggap angka genap membawa sial/ Foto: Freepik/ Freepik |
Penanggalan tidak berhenti sampai di situ, karena masih banyak masalah yang terjadi. Bangsa Romawi kuno berpikir bahwa angka genap (2, 4, 6, 8, dan seterusnya) dianggap tidak beruntung atau sial. Karena itu, Raja Pompilius membuat bulan memiliki hari sebanyak 29 atau 31 tetapi perhitungannya belum sesuai dengan Kalender Lunar.
Mengutip dari Reader's Digest, saat itu, Januari dan Februari hanya memiliki 28 hari, kemudian Raja Pompilius menambahkan satu hari ekstra ke Januari untuk membuat tahun menjadi 355 hari. Sehingga dipilihlah Februari yang memiliki 28 hari, karena itu merupakan bulan terakhir dalam setahun. Pada saat itu memang awal tahun baru dimulai pada 1 Maret, bukan 1 Januari seperti sekarang.
Namun kalender masih memiliki kekurangan, karena hanya bekerja selama beberapa tahun dan tidak sinkron dengan bulan-bulan biasanya. Untuk memperbaikinya, orang Romawi menambahkan bulan kabisat yang disebut Mercedonius.
Ketika Julius Caesar mengambil alih kekuasaan, ia mengonfigurasi ulang semuanya dan menyelaraskan panjang dengan matahari, sehingga setiap tahun akan bertambah hingga 365 hari seperti yang kita ketahui sekarang dan untuk beberapa alasan, ia membuat Februari memiliki 28 hari.
Nah itulah sejarah mengapa saat ini hanya Februari yang memiliki 28 hari, menarik 'kan Beauties?
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!


