Tak Cuma Kartini, Ini Deretan Pahlawan Perempuan Berpengaruh bagi Kemerdekaan Indonesia
Perjuangan dalam menegakkan kedaulatan Indonesia tentunya tidak bisa dilepaskan dari peran besar para pahlawan perempuan. Mengesampingkan tradisi yang cenderung 'mengikat', para perempuan ini justru berani mempertaruhkan nyawanya untuk mencapai kemerdekaan.
Tak cuma perlawanan fisik, beragam perjuangan lain juga terus dilakukan demi memajukan kesejahteraan hidup rakyat khususnya bagi para perempuan. Tiada keinginan lain, selain mencapai kemerdekaan dan kebebasan serta mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.
Besarnya jasa para pahlawan tersebut tentunya tidak boleh dilupakan begitu saja. Berikut ini Beautynesia telah merangkum 5 pahlawan perempuan berpengaruh pada masa kemerdekaan Indonesia. Simak yuk artikelnya!
1. Fatmawati Soekarno
![]() Menjahit bendera pusaka Merah Putih, Fatmawati Soekarno/Foto: Pinterest.com/Tahooeguring |
Nama Fatmawati Soekarno juga tidak luput dari salah satu pahlawan perempuan di Indonesia. Berstatus sebagai istri dari Presiden pertama Indonesia Soekarno, Fatmawati selalu mendukung perjuangan suaminya dalam menegakkan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu jasanya yang paling berarti untuk Indonesia yakni ketika Fatmawati menjahit bendera pusaka merah putih. Kondisi yang sulit pun dihadapi oleh Fatmawati tatkala kain merah dan putih tidak mudah untuk ditemukan pada saat itu. Tak berhenti sampai di situ, kondisi hamil tua membuat Fatmawati harus berusaha lebih keras saat menjahit bendera sambil menjalankan mesin dengan tangannya.
Bendera tersebut pun dapat selesai di detik-detik proklamasi kemerdekaan. Diiringi dengan lagu Indonesia Raya, bendera pusaka merah putih dapat berkibar dan menjadi pertanda Indonesia Merdeka.
2. Martha Christina Tiahahu
![]() Srikandi dari tanah Maluku, Martha Tiahahu/Foto:Twitter.com/Theasianfmnst |
Martha Christina Tiahahu adalah seorang pejuang wanita dari tanah Maluku. Tumbuh dengan rasa keberanian yang besar membuat Martha dipercaya menjadi salah satu pemimpin tentara di usianya yang baru beranjak 17 tahun. Bersama dengan ayahnya, Martha berjuang bersama dalam memimpin perlawanan di Pulau Nusalaut.
Banyaknya hujaman peluru dari musuh tidak membuat Martha gentar dalam melawan penjajahan. Dirinya pun selalu memberikan semangat dan dukungan kepada para perempuan untuk tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan rakyat Maluku.
Kisah keberanian Martha berakhir pada tahun 1818 ketika dirinya menghembuskan napas terakhir setelah sebelumnya tertangkap dan dipekerjakan secara paksa oleh penjajah. Julukan Srikandi dari Tanah Maluku diberikan kepada Martha atas segala perjuangannya.
3. Laksamana Malahayati
![]() Malahayati, seorang pemimpin dari Aceh dalam melawan benteng Belanda/Foto:Twitter.com/Danrem |
Nama Keumalahayati juga tercatat sebagai pahlawan perempuan berani dari Aceh. Ia membuktikan keberaniannya ketika menjadi pemimpin dari 2.000 pasukan perempuan yang telah ditinggal oleh suaminya, pada tahun 1550.
Perlawanan Malahayati menyerang kapal benteng Belanda membuahkan hasil manis ketika Cornelis de Houtman berhasil terbunuh pada tahun 1599. Sejak saat itu, Malahayati kerap diberikan kepercayaan untuk berdiri di medan perang sebagai usaha mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Misi melindungi Teluk Kreung Raya pada 1615 menjadi penutup dari perjalanan Malahayati. Berkat jasanya tersebut, Malahayati memperoleh gelar Laksamana.
4. Maria Walanda Maramis
![]() Maria Walanda Maramis,p kesadaran para perempuan di Minahasa/Foto:Twitter.com/Wajibbaca |
Pahlawan perempuan bernama lengkap Maria Josephine Catherine Maramis ini lahir di sebuah desa yang bertempat di kabupaten Minahasa Utara. Menjadi anak yatim piatu di umurnya yang masih 6 tahun, membuat Maria tumbuh sebagai sosok yang mandiri dan pemberani.
Aturan mengikat tentang perempuan yang diharapkan menikah menjadi dorongan awal Maria untuk memperjuangkan nasib dan kebebasan perempuan. Beragam gagasan Maria utarakan demi impiannya memajukan nasib perempuan untuk mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Hingga pada tahun 1917, Maria mendirikan organisasi bernama PIKAT untuk menaungi para perempuan.
Maria Walanda Maramis memperoleh gelar Pahlawan Pergerakan Nasional pada tahun 1969 atas jasanya dalam mengembangkan kehidupan perempuan.
5. Nyai Ahmad Dahlan
![]() Nyai Ahmad Dahlan, mendirikan organisasi perempuan untuk memberantas diskriminasi/Foto:Twitter.com/Muhammadiyah |
Tumbuh besar di tengah keluarga yang kuat akan agama membuat Siti Walidah menjadi anak perempuan yang taat dalam spiritual. Sejalan dengan Suaminya yakni K.H. Ahmad Dahlan, dirinya mendirikan organisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk melawan kebodohan dan diskriminasi pada saat itu.
Setelah Ahmad Dahlan meninggal dunia pada tahun 1923, Nyai Ahmad Dahlan terus aktif dalam mengembangkan organisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah. Dirinya pun tercatat sebagai pemimpin wanita pertama di konferensi Muhammadiyah pada 1926. Tak sampai disitu, Nyai Ahmad Dahlan juga menjadi pelindung untuk para anak-anak yang dipaksa menyembah matahari oleh penjajah.
Kegigihannya dalam mempertahankan nilai-nilai agama membuatnya dianggap menjadi sosok pahlawan perempuan yang berpengaruh di Indonesia.




