Tak Selalu Seindah yang Terlihat, Nyatanya Ini Alasan Seseorang Gemar Flexing alias Pamer Harta

Novianty Aulia Anjani | Beautynesia
Selasa, 22 Mar 2022 07:45 WIB
Tak Selalu Seindah yang Terlihat, Nyatanya Ini Alasan Seseorang Gemar Flexing alias Pamer Harta
Alasan Seseorang Gemar Melakukan Flexing/Foto:Freepik.com/Lookstudio

Bebasnya penyebaran konten di media sosial sering dimanfaatkan oleh sebagian orang, sebagai tempat unjuk pencapaian diri atau yang kerap disebut flexing. Dalam penggunaannya, kata gaul flexing merujuk pada kebiasaan gemar 'memperlihatkan diri' dengan menunjukkan segala sesuatu yang dimiliknya.

Walaupun begitu, tak selamanya yang terlihat di media sosial menggambarkan kehidupan yang sebenarnya. Banyak dari pelaku flexing yang melakukan hal tersebut karena berbagai alasan yang justru jauh dari kesan bahagia seperti yang ditampilkan.

Berikut ini Beautynesia telah merangkum beberapa alasan mengapa seseorang gemar melakukan flexing di media sosial

Ketidakpercayaan Diri

Mencari pujian untuk meningkatkan rasa percaya diri
Besarnya rasa insecure/Foto:Freepik.com/8photo


Tampil berlebihan dengan kesan superior sebenarnya adalah wujud dari keraguan seseorang akan dirinya sendiri. Goyahnya keyakinan terhadap diri sendiri membuat kamu terus merasa tidak mampu dan merasa lebih rendah dari orang lain.

Perasaan tersebutlah yang akhirnya mendorong kamu untuk melakukan segala cara agar orang-orang di sekitarmu tahu akan segala pencapaian serta keberhasilan yang kamu dapatkan.

Tidak ingin menimbulkan kesan sombong, kamu juga kerap memamerkan diri sembari merendah dengan harapan sang lawan bicara akan bersimpati serta memberikan pujian atas apa yang kamu katakan. Demikian seperti yang dilansir dari laman Medium, orang-orang insecure akan selalu mencari pengakuan untuk menekan rasa insecure yang dirasakannya.

Rasa Khawatir akan Penolakan

Rasa tidak percaya diri membuat kamu takut akan penolakan dari orang lain sehingga melakukan segala cara termasuk flexing agar dapat diakui.
Ingin selalu diakui karena terlalu takut mengalami penolakan dari orang lain/Foto:Freepik.com/Freepik


Terlalu besarnya rasa ragu atas kemampuan diri sendiri, kerap membuat kamu selalu merasa takut mengalami penolakan terhadap segala apapun yang kamu lakukan. Guna meminimalisir kekhawatiran tersebut, kamu memilih untuk menunjukkan kapasitas diri secara berlebih, dengan tujuan membentuk pandangan yang tinggi dari orang-orang di sekitar.

Kebiasaan tersebut mungkin akan terus-menerus kamu lakukan bahkan ketika sudah melewati batas dari kemampuan kamu yang sebenarnya. Tidak heran, banyak dari pelaku flexing rela merepotkan dirinya sendiri dengan terjebak dalam lingkar utang hanya untuk memenuhi eskpektasi agar dapat diterima di kelas sosial yang sebenarnya kamu bentuk sendiri.

Luka di Masa Lalu

Pengalaman tidak baik di masa lalu membuat kamu melakukan flexing dengan tujuan mencari perhatian.
Pengalaman tidak baik di masa lalu/Foto:Freepik.com/Freepik


Segala bentuk perilaku yang dilakukan oleh kamu saat ini merupakan hasil dari pengalaman di masa lalu, tak terkecuali tindakan flexing. Tidak terpenuhinya perhatian serta beban ekspektasi dari orang tua yang terlalu berat, misalnya, pada akhirnya membuat kamu mencari perhatian itu sendiri.

Caranya dengan terus menunjukkan sesuatu yang kamu miliki kepada orang-orang di sekitar. Pengalaman diabaikan ketika kecil juga menjadi jawaban dari besarnya rasa takut akan penolakan yang seringkali dirasakan. Seperti yang dilansir dari laman Very Well Mind, kekhawatiran terhadap diri sendiri disebabkan karena terlukanya inner child, membuat sang anak tumbuh dengan keinginan untuk selalu dilihat, diakui dan diperhatikan oleh orang lain.

Menutupi Ketidaksempurnaan

Selalu ingin terlihat baik untuk menutupi ketidaksempurnaan yang kamu miliki.
Berpura-pura untuk menutupi kekurangan diri/Foto:Freepik.com.com


Perasaan aman ketika berhasil diterima pada kelas sosial yang kamu bentuk sendiri, justru malah memperbesar rasa takut akan dari dalam diri kamu yang sebenarnya.

Kekurangan dalam diri dianggap sebagai ancaman yang dapat merusak reputasi serta pandangan dari orang-orang di sekitarmu. Sadar akan hal tersebut, ketidaksempurnaan yang kamu miliki akhirnya diubah menjadi kesempurnaan, dengan cara terus mengumbar pencapaian, sekalipun harus membuat cerita palsu atas diri kamu sendiri.

Sikap pamer tersebut kemudian juga dijadikan sebagai ajang kompetesi agar orang lain tidak dapat mencuri perhatian serta pujian yang selama ini kamu terima.

---

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(fip/fip)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE