Tarif AS Bikin Heboh Dunia, Para Pemimpin Negara Respon Efeknya

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Selasa, 08 Apr 2025 12:30 WIB
Tanggapan Presiden Prabowo
Presiden Prabowo/ Foto:YouTube.com/detikcom

Sejak beberapa hari lalu, dunia diramaikan dengan kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menerapkan tarif untuk produk impor dari sejumlah negara. Kebijakan ini dikhawatirkan memicu perang dagang dan berimbas pula pada ekonomi global.

Padahal, ada kesepakatan perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) di mana negara-negara mendapatkan pengurangan atau penghapusan tarif demi menghindari hambatan perdagangan. Melansir dari situs International Trade Administration, Amerika Serikat memiliki 14 FTA yang dijalin dengan 20 negara. Meski begitu, kebijakan terbaru Trump justru menerapkan tarif untuk sejumlah negara FTA tersebut.

Paling tinggi US mengenakan tarif sebesar 34% untuk semua ekspor China. Sementara Indonesia dikenakan tarif 32%. Masih ada banyak negara lainnya yang dikenakan tarif oleh AS, Beauties.

Respon Perdana Menteri Singapura dan Malaysia

Lawrence Wong

Lawrence Wong/ Foto: Instagram.com/lawrencewongst

Singapura taat perjanjian perdagangan bebas dengan tidak menjatuhkan tarif untuk produk asal Amerika Serikat. Namun, AS tetap menerapkan tarif sebesar 10% untuk produk Singapura yang masuk ke AS. Meski persentasenya tergolong kecil dibandingkan negara-negara lain, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong segera merespon hal ini dengan membicarakan fakta dan mengajak rakyat Singapura untuk waspada.

Melalui akun YouTubenya, Wong mengunggah video berdurasi 5 menit berjudul Implication of US Tariffs. “The era of rules-based globalisation and free trade is over. We are entering a new phase––one that is more arbitrary, protectionist, and dangerous,” ungkap Wong.

Dia menerangkan meski dampak langsung terhadap Singapura saat ini terbatas karena tarif 10%, ini tidak menutup konsekuensi yang lebih besar di kemudian hari, terlebih jika negara-negara lain mengikuti apa yang dilakukan Trump. “Ini akan menimbulkan masalah bagi semua negara, terlebih negara-negara kecil seperti Singapura. Kita berisiko terdesak, terpinggirkan, dan tertinggal”.

Tak menutup fakta, Wong mengungkap apabila perang dagang terjadi, Singapura akan terkena pukulan besar karena sangat bergantung pada perdagangan internasional. Bersama dengan itu, Wong mengatakan Singapura tetap tidak mengenakan tarif untuk produk AS.

[Gambas:Instagram]

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim juga cepat merespon tarif AS, Beauties. Malaysia dikenakan tarif sebesar 24%. Namun sama seperti Singapura, Malaysia tidak mengenakan tarif balasan untuk AS. Dalam video yang diunggah, Anwar menyatakan kondisi makroekonomi Malaysia bisa tetap kuat walaupun adanya tarif AS tersebut. “Untuk saat ini, izinkan saya meyakinkan anda bahwa pemerintah tidak memperkirakan terjadinya resesi di Malaysia,” katanya, dikutip dari Malaysia Mail.

 

Tanggapan Presiden Prabowo

Presiden Prabowo

Presiden Prabowo/ Foto:YouTube.com/detikcom

Lantas, bagaimana dengan Indonesia yang dikenakan tarif impor sebesar 32% oleh AS? Mengutip dari CNBC Indonesia, Presiden Prabowo Subianto mengaku tidak khawatir akan tarif tersebut. Menurutnya, Indonesia punya kekuatan sendiri dan pemerintah akan berdiskusi dengan semua negara, termasuk AS. “Kita punya kekuatan juga nanti akan berunding. Kita akan berunding dengan semua negara, kita akan juga buka perundingan sama Amerika," katanya saat dijumpai di panen raya di Majalengka, hari Senin (7/4).

Lebih lanjut diungkap Prabowo saat wawancara bersama pemred sejumlah media nasional (7/4). “Sekarang kita harus bangun, harus dewasa, tidak hanya kita, Eropa, negara Asia, semua, Australia, semua. 'Oh, kalau begitu sekarang situasi berubah', memang benar situasi berubah,” kata Prabowo, dikutip dari DetikNews.

 

Apa Efeknya untuk Indonesia?

Ilustrasi perdagangan internasional

Ilustrasi/ Foto: freepik.com/freepik

Prabowo turut membicarakan bagaimana efek tarif AS terhadap Indonesia, Beauties. Dampaknya akan berat, terlebih untuk industri tekstil, sepatu, garmen, dan furnitur. “Masalah Trump ini akan, kita harus lihat nanti, mungkin kita akan alami dampak yang berat, mungkin, terutama yang bisa kena adalah industri tekstil, sepatu, garmen, dan furnitur. Ya ini. Ini berat karena ini padat karya," lanjutnya.

Pasalnya jika tarif AS yang cukup besar ini dikenakan untuk produk impor Indonesia, maka bebannya akan dijatuhkan ke perusahaan, sehingga perusahaan harus mencari solusi untuk mengontrol keuangan mereka. Tak menutup kemungkinan jalan yang akan diambil adalah pemutusan hubungan kerja para buruh yang bekerja di pabrik manufaktur produk untuk diekspor ke AS. Sebab, tarif akan berdampak pada penurunan ekspor Indonesia ke AS secara signifikan dan juga pada melambatnya produksi. 

Lebih jauh lagi, yaitu produk-produk buatan AS yang menggunakan bahan baku dari negara-negara lain. Contohnya seperti iPhone yang diduga akan semakin mahal imbas penerapan tarif ini. Berdasarkan analisis Wall Street Journal, banyak bahan baku iPhone yang diimpor dari negara-negara lain, seperti processor dari Taiwan, display dari Korea Selatan, baterai dari China, dan storage dari Jepang. Dengan adanya tarif yang menambah biaya produksi, tentu akan ada kenaikan harga, yakni diperkirakan ada kenaikan sekitar 296.86 USD dengan tarif baru sehingga harga jualnya di negara lain, termasuk Indonesia, bisa saja akan terdampak kebijakan tarif ini.

Walau begitu, Kepala Ekonom Sucor Sekuritas, Ahmad Mikail Zaini menjelaskan kepada CNBC Indonesia bahwa masih ada harapan bagi Indonesia karena ekspor dari Indonesia ke AS hanya 9,9% dari total ekspor Indonesia. Contohnya, memicu diversifikasi ekspor, impor migas akan lebih murah, dan sebagainya.

Kalau menurutmu, bagaimana, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE