Tas Hermes Birkin Pertama Dibeli Rp170 M oleh Crazy Rich Jepang, Ini Sosoknya!

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Rabu, 26 Nov 2025 18:30 WIB
Mengenal Sosok Pembeli Tas Birkin Pertama
Shinsuke Sakimoto, pendiri dan CEO Valuence Japan. Perusahaannya berhasil membeli tas Birkin pertama di pelelangan/ Foto: Instagram.com/shinsukesakimoto

Saat dengar kata Hermès, kesan mewah dan eksklusif langsung muncul. Terlebih untuk tas Birkin yang dinilai bukan sekadar tas, tapi juga simbol status sosial.

Tas Birkin pertama kali dibuat untuk mendiang aktris Jane Birkin pada tahun 1984. Kisahnya diawali oleh pertemuan Jane dengan Jean-Louis Dumas, eksekutif Hermès, dalam sebuah penerbangan. Aktris berdarah Inggris-Prancis tersebut mengeluhkan kesulitan menemukan tas yang modis dan fungsional yang cocok dibawa oleh ibu muda kepada pimpinan Hermès tersebut. Dumas pun segera membuat sketsa tas dan membuatnya. Prototipe pertama kemudian dikirimkan untuk Jane. Setelah itu, Hermès pun memproduksi tas Birkin versi lebih kecil dan laris di butiknya.

Bersejarah, tas Birkin pertama milik Jane tersebut dilelang oleh Sotheby's beberapa waktu lalu dan berhasil terjual senilai 8,6 juta EUR atau sekitar Rp170 M. Pembelinya? Perusahaan asal Jepang, yaitu Valuence Japan. Tas tersebut kemudian dipamerkan kepada media di Tokyo pada hari Rabu (12/11/2025).

Mengenal Sosok Pembeli Tas Birkin Pertama

Shinsuke Sakimoto

Shinsuke Sakimoto, pendiri dan CEO Valuence Japan. Perusahaannya berhasil membeli tas Birkin pertama di pelelangan/ Foto: Instagram.com/shinsukesakimoto

Shinsuke Sakimoto selaku salah satu pendiri dan CEO Valuence Japan, mengatakan kisah awal mula tas Birkin tersebut selaras dengan filosofi perusahaannya. Dilansir dari CNBC Indonesia yang mengutip Reuters, ia menuturkan, "Kami percaya bahwa produk tidak boleh dibicarakan dari segi harga, melainkan melalui kisah-kisah yang mencakup filosofi dan nilai-nilai merek; dengan kata lain, produk harus dibicarakan dari segi maknanya.”

Valuence Japan sendiri merupakan perusahaan yang berfokus pada desain sirkular, dengan bisnis terkait dengan aset fisik, termasuk penggunaan kembali barang-barang merek mewah, seni, barang antik, dan real estat. Valuence Japan berencana untuk memajang barang berharganya di museum dan tempat-tempat serupa daripada menjualnya kembali.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE