Mau tak mau pandemi banyak mengubah cara kita menjalani hidup. Terbatasnya interaksi sosial membuat kita sebagai makhluk sosial mencari cara agar tetap terhubung dengan teman dan kerabat selama pandemi berlangsung, yakni dengan menggunakan teknologi berupa video call maupun pesan instan.
Terbatasnya ruang gerak juga membuat kita mencari cara untuk membunuh kebosanan, yakni dengan menonton film maupun berselancar di media sosial. Tak dapat dipungkiri, pandemi membuat kita makin sering menatap layar ponsel, televisi, dan laptop, baik untuk bekerja maupun mencari hiburan.
Ilustrasi bermain ponsel (freepik) |
Sudah lama diketahui bahwa terlalu lama menatap layar gadget akan membuat mata lelah. Bahkan beberapa kasus lain disebutkan bahwa screen time terlalu lama juga bisa menimbulkan masalah mata lainnya, seperti mata minus.
Namun apakah kamu tahu bahwa terlalu lama menatap layar gawai juga bisa membuat kulitmu cepat tua?
Ilustrasi masalah kulit (freepik) |
Blue light atau sinar biru yang terpancar dari gadget, terbukti mampu membuat kulit cepat tua dan mengalami hiperpigmentasi. Tak hanya dari gawai, blue light juga ternyata terdapat di sinar Matahari, namun sinar biru ini dapat merasuk ke kulit lebih dalam dibanding sinar UV.
Meski penelitian tentang pengaruh blue light terhadap kulit masih terbatas, seorang ahli dermatologi dari Thomas Jefferson University, Nazanin Saedi, menjelaskan dengan cara yang mudah.
Ilustrasi bermain ponsel dalam kegelapan (freepik) |
"Blue light merupakan bagian dari spektrum cahaya yang dapat dilihat, tapi energinya sangat besar, dengan gelombang kecil," jelasnya seperti dilansir dari Phillymag.
"Ketika kulit terpapar blue light, terjadi kerusakan DNA dan inflamasi. (Blue light) merusak kolagen, yang mana hal ini menyebabkan penuaan kulit."
Hal senada juga disampaikan oleh ahli dermatologi dari Springhouse Derm, Margo Weishar. Ia menjelaskan bahwa sinar biru tersebut dapat membuat kulit mengalami hiperpigmentasi, yakni kondisi di mana terbentuknya bintik-bintik hitam di kulit.
Ilustrasi memakai tabir surya (freepik) |
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir pengaruh buruk blue light terhadap kulit?
Kedua ahli dermatologi itu sama-sama mengatakan bahwa pemakaian sunscreen sangat diperlukan, bahkan ketika kita hanya melakukan aktivitas di dalam ruangan. Saedi merekomendasikan untuk memakai tabir surya yang dapat melindungi dari UVA dan UVB, serta HEV (High Energy Visible) light.
Ia juga mengatakan bahwa pemakaian night mode pada gawai yang kita gunakan, juga bisa membantu mengurangi paparan sinar tersebut. Jadi gimana Ladies, apakah kamu tertarik untuk rajin memakai sunscreen?