Termasuk KDRT, Ini 10 Bentuk Kekerasan Finansial dalam Hubungan Rumah Tangga

Kekerasan finansial merupakan bagian dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), yakni kekerasan yang dilakukan oleh orang terdekat yakni keluarga dalam mengontrol secara penuh sumber dan akses keuangan. Akibatnya, korban mengalami penurunan kualitas hidup dan terancam kehidupannya akibat tidak dapat menjangkau atau memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan kebutuhan primer sekalipun.

Kekerasan finansial bertujuan memanfaatkan sumber daya atau mengontrol kehidupan korban agar tetap berada dalam kondisi hubungan yang diinginkan pelaku kekerasan. Cara pelaku kekerasan finansial untuk menguasai korban biasanya diawali dengan memanipulasi korban secara psikologis tentang pengelolaan keuangan, bahkan mengintimidasi hingga mengancam korban.  

Bentuk Kekerasan Finansial dalam Hubungan Rumah Tangga

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/User25451090

Berikut telah dirangkum sepuluh wujud kekerasan finansial yang umum terjadi yang juga merupakan bentuk dari KDRT, hasil penelitian dari National Network To End Domestic Violence sebuah lembaga nirlaba yang berbasis di Massachusetts, Washington, DC, Amerika Serikat yang berfokus pada kampanye dan edukasi untuk mengakhiri kekerasan finansial:

1. Melarang korban untuk bekerja, sehingga korban tidak memiliki akses sumber pendapatan untuk memenuhi minimal kebutuhan dasarnya.
2. Menguntit korban ketika korban tengah mengikuti kegiatan yang berguna untuk meningkatkan keterampilan personal korban.
3. Mengontrol segala arus pengeluaran dan pemasukan keuangan keluarga atau rumah tangga.
4. Tidak mengizinkan korban untuk mengakses rekening bank yang berasal dari bisnis dan aset kerja bersama.
5. Tidak melibatsertakan korban dalam keputusan investasi dan perbankan yang menguntungkan, namun melibatkan korban pada hutang yang beresiko bagi korban agar korban ikut bertanggung jawab terhadap resiko hutang.

10 Bentuk Kekerasan Finansial Sebagai Bentuk dari KDRT

Ilustrasi/Foto: Pexels/MART PRODUCTION

Bentuk Kekerasan Finansial dalam Hubungan Rumah Tangga

6. Tidak memberikan korban akses keuangan secara langsung, biasanya hanya memenuhi kebutuhan makan sehari-sehari serta tidak memberikan akses medis yang dibutuhkan ketika korban sakit.

7. Mempengaruhi dan memanipulasi korban dengan bujukan yang halus untuk mengambil kredit atau hutang beresiko untuk kepentingan pelaku kekerasan.

8. Menolak untuk melakukan akuntabilitas dan keterbukaan pendapatan atau arus kas bisnis bersama, penolakan dapat berbentuk pengabaian emosional (emotional neglect), mendiamkan tidak mengajak bicara (silent treatment) hingga pengancaman.

9. Tidak berinisiatif untuk menyediakan bahan pokok makanan dan obat-obatan.

10. Menyembunyikan aktivitas investasi dan pengelolaan aset yang berasal dari dana bersama.

Ilustrasi/Foto: Freepik

Itulah ciri-ciri umum kekerasan finansial yang dapat dialami individu dalam lingkungan domestik atau rumah tangga. Dampak yang ditimbulkan oleh kekerasan finansial dapat berupa dampak jangka pendek dan dampak jangka panjang.

Dampak jangka pendek salah satunya yakni tidak memiliki akses dan tidak mampu menciptakan sumber pendapatan pribadi. Sedangkan dampak jangka panjang yakni korban tidak memiliki tempat tinggal karena pendapatan, aset dan investasi dikelola oleh pelaku kekerasan.

Kedua dampak tersebut mengakibatkan korban berpotensi memilih kembali hidup bersama dan berdampingan dengan pelaku kekerasan. Sebab, korban merasa tidak memiliki kemampuan untuk bertahan hidup akibat kekerasan finansial yang diciptakan dengan sengaja oleh pelaku untuk menjerat dirinya, bahkan seumur hidupnya. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!