Pada Hari Pendidikan Internasional yang jatuh pada tanggal 24 Januari lalu, UNESCO menyoroti kenyataan suram bahwa anak perempuan dan perempuan di Afghanistan masih memperjuangkan hak asasi mereka atas pendidikan.
Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, telah mendedikasikan Hari Pendidikan Internasional untuk anak perempuan dan perempuan di Afghanistan mengingat perjuangan mereka dalam memperjuangkan hak pendidikan yang masih berlangsung sampai sekarang.
Saat ini, sekitar 2,5 juta anak perempuan dan perempuan muda di Afghanistan tidak bersekolah dan 1,2 juta lainnya tidak diberi akses ke sekolah menengah dan universitas menyusul keputusan de facto sebagaimana dilansir dari Women's Agenda.
"Tidak ada negara di dunia yang melarang perempuan dan anak perempuan untuk mengenyam pendidikan," kata Azoulay.
Perang Melawan Perempuan Harus Dihentikan
Perempuan Afganistan yang memperjuangkan hak pendidikan/Foto: Instagram.com/arabnews |
Dalam rangka Hari Pendidikan Internasional beberapa waktu lalu, UNESCO mengadakan acara bersama PBB di New York, dengan kontribusi dari Sekretaris Jenderal PBB, Presiden Majelis Umum PBB, dan Direktur Jenderal UNESCO. Diskusi panel pertama akan dikhususkan untuk pendidikan anak perempuan dan perempuan di Afghanistan.
Ini juga mencakup peluncuran publikasi tolok ukur SDG4 pertama oleh Laporan Pemantauan Pendidikan Global UNESCO dan Institut Statistik, yang menunjukkan seberapa cepat kemajuan negara-negara menuju tolok ukur 2030 karena kurangnya data tentang pendidikan. "Pendidikan adalah hak asasi manusia universal yang harus dihormati," kata Azoulay.
"Komunitas internasional memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa hak-hak anak perempuan dan perempuan di Afghanistan dipulihkan tanpa penundaan. Perang melawan perempuan harus dihentikan," tambahnya.
Keputusan Taliban Mengancam Kemajuan Afghanistan
Taliban telah melarang semua anak perempuan dan perempuan Afghanistan memasuki sekolah menengah dan universitas. Keputusan otoritas de facto tersebut mengancam kemajuan yang dibuat oleh Afghanistan selama 20 tahun terakhir.
Dari tahun 2001 hingga 2021, Afghanistan mengalami peningkatan sepuluh kali lipat dalam pendaftaran di semua tingkat pendidikan dari sekitar 1 juta siswa menjadi 10 juta siswa dengan dukungan komunitas internasional. Selama periode tersebut, jumlah anak perempuan di sekolah dasar meningkat dari hampir nol menjadi 2,5 juta.
Upaya UNESCO dalam Mempertahankan Kemajuan Afghanistan di Tahun 2023
Perempuan Afganistan/Foto: Instagram.com/aljazeeraenglish |
UNESCO sedang mengerjakan solusi alternatif untuk membantu memastikan kemajuan Afganistan dalam akses pendidikan agar tidak hilang. Untuk menjangkau anak perempuan dan perempuan Afghanistan dari jarak jauh, UNESCO menyediakan pendidikan jarak jauh melalui media Afhganistan.
Organisasi ini juga mendukung saluran media dalam produksi konten kepentingan publik yang peka terhadap konflik, kemanusiaan, dan pendidikan, yang bertujuan untuk menjangkau setidaknya 6 juta masyarakat Afghanistan, dengan fokus khusus pada perempuan dan anak perempuan.
Kampanye advokasi pendidikan UNESCO untuk meningkatkan kesadaran publik tentang hak atas pendidikan bagi pemuda dan orang dewasa, telah menjangkau lebih dari 20 juta masyarakat Afghanistan.
Dengan Hari Pendidikan Internasional 2023 yang didedikasikan untuk anak perempuan dan perempuan Afghanistan, UNESCO dan negara anggotanya telah menempatkan hak atas pendidikan anak perempuan dan perempuan Afghanistan di atas agenda internasional.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!