Viral di Medsos, Ini Kronologi Pembekuan BEM FISIP Unair yang Menuai Kontroversi

ALMIRA WIJI RAHAYU | Beautynesia
Selasa, 29 Oct 2024 17:00 WIB
Viral di Medsos, Ini Kronologi Pembekuan BEM FISIP Unair yang Menuai Kontroversi
Viral di Medsos, Ini Kronologi Pembekuan BEM Fisip Unair yang Menuai Kontroversi /Foto: Istimewa via detikcom

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) tengah menjadi sorotan publik. Hal ini dikarenakan adanya karangan bunga bernada satire tentang ucapan selamat atas pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menuai pro-kontra di media sosial. 

Bahkan, BEM FISIP tersebut sempat dibekukan oleh Dekanat Fakultas setempat. Bagaimana kronologinya? Berikut adalah kronologi pembekuan BEM FISIP Unair yang disebut kontroversial. 

Peletakkan Karangan Bunga

Potret bunga karangan bernada satire di Taman Barat FISIP Unair /Foto: Istimewa

Melansir dari edaran surat yang diunggah di akun Instagram @bemfisipunair, karangan bunga yang disebut sebagai karya seni satire itu diletakkan di Taman Barat FISIP Unair pada Selasa (22/10) pukul 15.00 WIB. Karangan tersebut sempat dipinggirkan karena adanya hujan yang mengguyur daerah tersebut. 

Karangan bunga itu bernuansa hitam dan dilengkapi adanya elemen laba-laba beserta sarangnya. Di bagian atas, ada kalimat ucapan selamat bernada satire yang bertuliskan dengan huruf kapital, "Selamat atas dilantiknya Jenderal Bengis Pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3 sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi."

Ada foto Prabowo Subianto yang dilengkapi keterangan "Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Ketua Tim Mawar)". Di sampingnya, terdapat foto Gibran Rakabuming Raka dengan keterangan "Gibran Rakabuming Raka, B.SC. (Admin Fufufafa)". 

Di bagian bawah, tertuliskan "Dari: Mulyono (Bajingan Penghancur Demokrasi)". Nama Mulyono merujuk kepada Joko Widodo, Presiden RI ke-7 dan ayah dari Gibran. 

Setelah diunggah di Instagram @bemfisipunair, foto karya seni satire itu pun viral di media sosial, khususnya X dan TikTok. Ada yang menilai karangan tersebut adalah sebuah penghinaan kepada Presiden dan Wapres, tetapi banyak juga yang mendukung keberanian BEM FISIP Unair untuk menggunakan kebebasan berpendapatnya. 

Sempat Dibekukan

Dekan FISIP Unair Prof. Bagong Suyanto /Foto: detikJatim/Esti Widiyana

Dua hari kemudian, Presiden BEM FISIP mendapatkan surat pemanggilan dari Ketua Komisi Etik Fakultas yang memintanya untuk menghadap ke Komisi Etik Fakultas pada Jumat (25/10). Pemanggilan tersebut disanggupinya dan datang bersama Wakil Ketua BEM dan Menteri Politik dan Kajian Strategis. 

Di dalam forum, ketiga petinggi BEM itu memberikan klarifikasi kepada Komisi Etik Fakultas. Mereka menyebut bahwa karangan bunga itu adalah inisiasi dari Kementerian Politik dan Kajian Strategis BEM FISIP Unair. Tidak ada pihak luar yang terlibat dalam penyampaian aspirasi tersebut. 

Pada hari Jumat (25/10) pukul 16.13 WIB, organisasi mahasiswa tersebut mendapat surel yang berisikan tentang pembekuan BEM FISIP yang dikirim dari alamat email Dekanat Fakultas setempat. Surat itu bernomorkan No. 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Dekanat FISIP Unair Prof. Bagong Suyanto. Namun, ia mengatakan bahwa yang dibekukan adalah kepengurusan BEM FISIP, bukan organisasinya. 

"Bukan (BEM), jadi kami membekukan kepengurusan BEM FISIP Unair. Tiga orang yang kami bekukan. Ketua BEM, wakil ketua BEM, dan menteri politik," ujar Prof. Bagong Suyanto kepada detikJatim, Senin (28/10). 

Ia pun menegaskan alasan mengapa membekukan kepengurusan ketiga orang tersebut. Alasannya, ketiga pimpinan BEM itu yang bertanggung jawab atas karya seni satire yang viral di media sosial.

Kemudian, ia juga menyinggung mengenai kaidah bahasa yang digunakan dalam karangan tersebut. Menurutnya, aspirasi memang boleh disampaikan, tetapi harus tetap dalam koridornya dan menggunakan pemilihan kata yang sesuai dengan kultur akademik.

"Diksi yang digunakan tidak boleh di luar kultur akademik. Itu poin yang paling penting kami sampaikan," tambahnya. 

Pembekuan Telah Dicabut

Dekan FISIP Unair dan Ketua BEM Unair /Foto: CNN Indonesia/Farid Rahman

Per Senin (28/10), pembekuan kepengurusan telah dicabut setelah Prof. Bagong berbincang langsung dengan Ketua BEM FISIP Tuffahati Ullayyah Bachtiar. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa BEM FISIP telah berjanji tidak akan menggunakan diksi yang kasar dalam menyampaikan kritik.  

Ia pun menjamin BEM maupun mahasiswa FISIP Unair tetap bebas dapat menyampaikan aspirasi dan kritik terhadap isu-isu politik dan sosial. Namun, cara penyampaian kritik tidak boleh melenceng dari kultur akademik.

"Kami memberi kebebasan pada mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi sosial politiknya. Tentu harus bertanggung jawab, apa yang disampaikan tentu harus berdasar, apa yang disampaikan bisa menjadi sesuatu yang bisa dipertanggungjawabkan," katanya yang dikutip oleh CNN Indonesia

Bagaimana pendapatmu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE