YSL Beauty Ajak Kamu Kenali 9 Tanda Kekerasan dalam Hubungan yang Jarang Disadari

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Rabu, 28 Jun 2023 18:30 WIB
Foto: Dok. Beautynesia

Kekerasan dalam hubungan begitu akrab dalam kehidupan meski tidak sering kita ungkapkan. Berat dan sensitif, topik ini melibatkan kita atau teman untuk menceritakan sesuatu yang belum tentu ingin dibahas. Menggali pengalaman buruk dan diungkap secara blak-blakan buat emosi sulit dibendung. Belum lagi respon yang akan didapatkan. Tak jarang dari kita memilih untuk bungkam.

Namun faktanya, 1 dari 3 perempuan pernah mengalami kekerasan dalam hubungan, baik secara fisik, seksual, maupun emosional. YSL Beauty pun memberi wadah aman bagi perempuan di lebih dari 25 negara, termasuk Indonesia, untuk mengedukasi diri sekaligus berbagi pengalaman melalui kampanye yang diinisiasinya sejak 2020, Abuse is Not Love.

Pemaparan oleh Yayasan Pulih yang bergerak di bidang psikologis, B-Nation dapat kesempatan belajar dan memahami sederet tanda kekerasan dalam hubungan di hari pertama peluncurannya pada Selasa (27/6). Total 150 peserta mengikuti training yang terbagi dalam 3 sesi dipandu oleh psikolog dari Yayasan Pulih secara langsung, yaitu Danika, Clarissa atau akrab disapa Risa, dan Ika.

Relasi Sehat VS Kekerasan dalam Hubungan

Display 9 Tanda Kekerasan dalam Hubungan di YSL Beauty Abuse is Not Love/ Foto: Dok. Beautynesia

Tentu sebelum mengenali tanda-tanda kekerasan, kita harus mengetahui relasi sehat. Peserta diperkenalkan pada 6 poin untuk diidentifikasi hubungan baik, terentang dari kebaikan hingga kompromi, serta kata kunci 'saling' sebagaimana dijelaskan oleh Psikolog Ika.

Sebaliknya, hubungan tidak sehat yang menunjukkan kekerasan mencakup dominasi dari salah satu pihak. Hubungan toxic tersebut bisa terlihat dari 9 tanda yang dilakukan oleh pasangan, di antaranya mengabaikan, meremehkan, mengontrol, memanipulasi, mengancam, mencemburui, mengintrusi, mengisolasi, dan mengintimidasi. Penjelasan masing-masing poin menggugah emosi peserta yang merasa hal-hal tersebut muncul dalam hubungan mereka atau teman terdekatnya.

Usai pelatihan, psikolog mengajak para peserta untuk lakukan breathing technique untuk menenangkan pikiran setelah paparan yang cukup menguras emosi.

Training yang Membuka Mata

Psikolog Danika dari Yayasan Pulih berikan paparan/ Foto: Dok. Beautynesia

Training Abuse is Not Love oleh YSL Beauty dan Yayasan Pulih juga diakui B-Nation membuka mata mereka terhadap perilaku yang tak seharusnya dilakukan, tapi mereka rasakan dan tak diacuhkan alias denial.

"Beberapa slide workshop di sini lumayan relate sama aku," seorang B-Nation, Stephanie, mengaku. Baginya, dari sembilan tanda, 'mengabaikan', 'mengontrol', dan 'manipulasi' bisa ditemukan dalam hubungan yang pernah dilaluinya. "[Abuse is Not Love] Benar-benar ngebuka mata aku banget sih untuk hubungan selanjutnya, terutama untuk pribadi aku ya. Untuk lebih tahu aku maunya apa. Nanti pasangan aku, aku treat-nya kayak gimana karena aku takut juga kalau aku adalah korban, aku takut jadi abuser juga nantinya".

Zima & Prita, B-Nation yang hadiri YSL Beauty Abuse is Not Love/ Foto: Dok. Beautynesia

 

Zima dan Prita turut mendukung acara ini agar lebih memahami hubungan sehat. Prita juga menanggapi faktor patriarki yang disebut menjadi salah satu akar munculnya kekerasan, "karena perempuankan biasanya kena penindasan terus, karena status sosialnya biasanya orang melihat perempuan lebih rendah dari laki-laki. Jadi pikiran kita juga kayak terdoktrin supaya lebih nurut sama laki-laki, padahal sebenarnya kita juga bisa lebih daripada yang mereka pikir".

Melalui training, mereka juga memahami langkah tepat saat dihadapkan dengan kekerasan dalam hubungan, baik hubungan sendiri dengan pasangan maupun saat teman curhat tentangnya. Salah satunya adalah berani speak up saat hubungan sudah negatif.

(dmh/dmh)