5 Makanan yang Bisa Merusak Otak, Ada yang Jadi Favoritmu?

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Minggu, 28 Jan 2024 09:30 WIB
5 Makanan yang Bisa Merusak Otak, Ada yang Jadi Favoritmu?
5 Makanan yang Bisa Merusak Otak, Ada yang Jadi Favoritmu?/Foto: freepik.com/freepik

Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua manusia. Meskipun tidak ada makanan yang buruk, ada beberapa makanan yang kalau dikonsumsi berlebihan malah akan merugikan bagi kesehatan tubuh.

Salah satu hal buruk yang bisa terjadi pada tubuhmu jika tidak menjaga makan adalah menurunnya fungsi otak. Dilansir dari Healthline, inilah beberapa makanan yang buruk bagi otak sehingga harus dihindari untuk dikonsumsi secara berlebihan.

Minuman dengan Kandungan Gula

Ilustrasi/Foto: Unsplash/pariwat pannium
Ilustrasi/Foto: Unsplash/pariwat pannium

Minuman dengan kandungan gula yang terbilang tinggi meliputi soda, minuman berenergi, hingga jus buah dengan tambahan gula. Sering mengonsumsi minuman tinggi gula ini tidak hanya akan memperbesar lingkar pinggang serta meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung, tetapi juga memberi pengaruh negatif pada otak.

Meningkatnya risiko diabetes tipe 2 sendiri juga bisa mengarahkan penderitanya pada penyakit Alzheimer. Bahkan meskipun kamu tidak terkena diabetes, kandungan gula yang tinggi pada darah akan meningkatkan risiko demensia.

Karbohidrat Olahan

Ilustrasi/Foto: Unsplash/Juliana Malta
Ilustrasi/Foto: Unsplash/Juliana Malta

Kebanyakan karbohidrat olahan, seperti tepung terigu memiliki indeks glikemik yang tinggi. Hal ini berarti tubuhmu akan mencerna makanan dengan kandungan tersebut secara cepat sehingga menyebabkan naiknya kadar gula darah serta insulin.

Selain itu, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, makanan ini juga memiliki beban glikemik tinggi. Padahal makanan dengan indeks glikemik dan beban glikemik yang tinggi bisa menyebabkan terganggunya fungsi otak, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

Makanan Tinggi Lemak Trans

Ilustrasi/Foto: Unsplash/Megumi Nachev

Lemak trans adalah tipe lemak tak jenuh yang memiliki efek merugikan bagi kesehatan otak. Meskipun kandungan lemak trans pada produk hewani seperti daging dan produk susu tidak berbahaya, tetapi lemak trans yang diproduksi secara industrial alias minyak nabati terhidrogenasi bisa menimbulkan masalah.

Lemak trans buatan itu sendiri bisa ditemukan pada mentega, margarin, makanan ringan, hingga kue-kue kemasan. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi banyak lemak trans berisiko mengalami Alzheimer, kualitas ingatan buruk, kapasitas ingatan yang rendah, hingga penurunan fungsi kognitif.

Makanan Instan

Ilustrasi/Foto: Unsplash/Jonathan Borba

Makanan instan yang melalui beberapa tahap pemrosesan cenderung memiliki kandungan gula, lemak, dan garam yang tinggi. Makanan instan tersebut meliputi keripik, gula-gula, mie instan, berondong jagung instan, saus botolan, dan makanan cepat saji.

Makanan yang harus dibatasi ini biasanya memiliki kandungan kalori tinggi, tetapi rendah kandungan nutrisinya. Makanan seperti ini akan menyebabkan kenaikan berat badan yang pada gilirannya memberi efek negatif pada kesehatan otak.

Produk dengan Kandungan Aspartam

Ilustrasi/Foto: Unsplash/Dannie Sorum

Aspartam adalah pemanis buatan yang sering digunakan pada produk dengan klaim bebas gula. Orang-orang kerap memilih untuk mengonsumsi produk sejenis ini ketika sedang mencoba mengurangi berat badan atau menghindari gula karena penyakit diabetes.

Aspartam dibuat dari fenilalanin, metanol, dan asam aspartik. Fenilalanin dapat melewati sawar darah otak dan mengganggu produksi neurotransmiter. Ditambah lagi, aspartam adalah stresor kimia yang membuat otak rentan terhadap stres oksidatif pemicu hipertensi, peradangan kronis, penyakit saraf, strok, hingga gangguan kesuburan pada pria.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.