5 Risiko yang Perlu Diketahui Sebelum Memelihara Kucing di Rumah
Beauties, memelihara kucing memang menyenangkan. Suara mendengkur, tingkah laku lucu, dan kasih sayangnya bisa memberi semangat setiap hari. Namun, sebelum kamu memutuskan membawa kucing ke rumah, sebaiknya kamu pahami sejumlah risiko serius yang perlu diwaspadai.
Yuk, simak beberapa risikonya untuk kamu pertimbangkan sebelum kamu memutuskan untuk memelihara kucing!
1. Risiko Alergi dan Gangguan Pernapasan
Ilustrasi alergi kucing/Freepik: freepik
Memelihara kucing di rumah dapat meningkatkan risiko alergi dan gangguan pernapasan, terutama bagi individu yang sensitif terhadap protein yang ditemukan dalam air liur, urine, dan serpihan kulit (dander) kucing. Menurut American Lung Association, partikel kecil dari dander kucing dapat terhirup dan memicu gejala seperti bersin, hidung tersumbat, mata berair, hingga asma, terutama pada anak-anak dan orang dewasa dengan sistem imun lemah.
Penelitian yang diterbitkan oleh National Institutes of Health (NIH) juga mengungkapkan bahwa sekitar 10–20% populasi dunia mengalami alergi terhadap kucing. Risiko meningkat jika paparan terjadi terus-menerus di dalam ruangan tertutup. Untuk itu, penting memastikan ventilasi rumah baik serta rutin membersihkan tempat tinggal agar risiko ini bisa diminimalkan.
2. Infeksi Zoonosis
Ilustrasi kucing yang menggigit/Freepik: freepik
Gigitan atau cakaran kucing bisa menyebabkan cat-scratch disease, yang disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae. Bakteri ini biasa dibawa oleh kutu pada kucing dan mudah menular saat kulit terluka karena cakaran atau gigitan. Gejala awalnya berupa benjolan merah, pembengkakan kelenjar getah bening, demam ringan, hingga kelelahan.
Pada anak-anak atau penderita imun lemah, infeksi bisa berkembang menjadi komplikasi serius seperti infeksi hati, jantung, atau bahkan otak. Meskipun kebanyakan kasus sembuh sendiri dalam beberapa minggu, dokter biasanya menyarankan antibiotik seperti azithromycin jika infeksinya berat.
3. Parasit dari Feses dan Kotak Pasir
Ilustrasi kucing di kotak pasir/Freepik: wirestock
Toxoplasma gondii adalah parasit yang hanya berkembang di sistem pencernaan kucing, kemudian keluar melalui feses. Setelah 1–5 hari, parasit ini menjadi infeksius. CDC mengingatkan bahwa ibu hamil atau orang dengan daya tahan tubuh rendah sangat berisiko akibat penularan ini karena bisa menyebabkan keguguran, kebutaan, hingga kelainan neurologis pada janin.
Dr. Andrea Chisholm yang diwawancarai oleh Verywell Family menyampaikan bahwa infeksi pertama kali di masa hamil bisa menyebabkan cerebral palsy, kebutaan, atau kelahiran mati. Pencegahan utama meliputi pembersihan kotak pasir harian, menggunakan sarung tangan, dan tidak memberi makan kucing dengan daging mentah.
4. Risiko Parasit Kulit dan Infeksi Jamur (Ringworm) dari Kucing
Ilustrasi bercak merah akibat kucing/Freepik: freepik
Kucing bisa membawa parasit seperti kutu dan cacing gelang Toxocara cati, serta jamur Microsporum canis penyebab ringworm pada kulit manusia. Parasit ini dapat menular saat kamu menyentuh hewan atau area terkontaminasi tanpa pelindung. NHS di Inggris dan jurnal Veteriner Internasional melaporkan bahwa ringworm pada manusia muncul sebagai bercak merah bersisik dan gatal akibat kontak langsung dengan kucing yang terinfeksi.
Risiko penularan tinggi terjadi pada anak-anak dan lansia yang lebih rentan. Pencegahannya antara lain dengan menjaga kebersihan area tempat kucing, pemeliharaan rutin seperti grooming dan antiparasit, serta pemeriksaan kesehatan hewan berkala.
5. Risiko Pyometra pada Kucing Betina yang Belum Disteril
Ilustrasi kucing berpasangan/Freepik: freepik
Pyometra adalah infeksi rahim serius pada kucing betina yang belum disteril. Penyebabnya adalah akumulasi hormon progesteron setelah masa birahi yang menyebabkan nanah menumpuk di rahim.
Dr. Emily Weiss dalam artikel The Spruce Pets menyebutkan bahwa pyometra bisa muncul beberapa minggu setelah birahi dan membutuhkan operasi darurat jika tidak ingin fatal.
Tanpa intervensi medis cepat, risiko sepsis dan kerusakan organ internal sangat tinggi. Karena itu pencegahan terbaik adalah sterilisasi tepat waktu sebelum kucing betina memasuki masa reproduksi, mengurangi risiko penyakit dan beban perawatan masa mendatang.
Beauties, itu dia sederet risiko memelihara kucing di rumah yang perlu kamu ketahui sejak awal. Memeliharanya boleh saja, tapi pastikan kucingmu sehat dan kebersihannya juga terjaga ya!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!