Bukan Cuma Garam Dapur, Kenali 6 Jenis Garam di Dunia dan Manfaatnya
Peran garam dalam dunia masak-memasak memang begitu penting. Mineral kristal berwarna putih ini dapat menambahkan citarasa asin dalam makanan.
Bukan itu saja, garam juga bisa berfungsi sebagai pengawet makanan. Banyak yang beranggapan kalau garam pasti berasal dari olahan air laut. Namun, rupanya tidak semua garam berasal dari olahan air laut, loh. Ada juga beberapa garam yang diperoleh dari olahan air pegunungan atau campuran bahan lainnya.
Selain garam meja atau garam dapur, ada berbagai jenis garam di dunia ini. Setiap jenis garam tidak hanya berbeda dari segi warna dan bentuk fisiknya saja, masing-masing juga memiliki manfaat yang berbeda-beda.
Berikut ini jenis-jenis garam dan manfaatnya yang perlu kamu ketahui, dilansir dari laman The Chef & The Dish.
1. Garam Meja/Garam Dapur
Garam meja/Foto: Freepik.com/8photo
Garam meja, atau ada juga yang menyebutnya garam dapur atau garam halus, paling sering digunakan untuk memasak. Garam ini memiliki butiran yang sangat halus karena telah melalui proses penggilingan yang membuat sebagian besar kotoran beserta mineralnya terbuang. Garam meja mengandung lebih dari 97 persen natrium klorida bahkan bisa lebih tinggi. Di banyak negara, garam meja juga mengandung yodium tambahan.
Untuk diketahui, konsumsi garam beryodium setiap hari merupakan cara yang efektif untuk mencegah gangguan akibat kekurangan yodium. Merujuk Sultan Qaboos University Medical Journal (2007), kekurangan yodium dapat mengakibatkan hipotiroid (kekurangan hormon tiroid), penyakit gondok, kerusakan otak dan keterbelakangan mental pada anak-anak, hingga komplikasi pada janin dan bayi baru lahir.
2. Garam Laut
Garam laut atau sea salt/Foto: Freepik.com/yplestocker
Di luar negeri, garam jenis ini dikenal dengan nama sea salt. Garam laut memiliki tekstur yang lebih kasar dari garam meja karena tidak ditumbuk sampai halus.
Garam laut dibuat dengan cara menguapkan air laut hingga meninggalkan kristal garam. Semakin gelap warna garam laut, maka semakin tinggi konsentrasi kotoran dan jejak nutrisinya.
Di samping kaya natrium klorida yang tinggi, tergantung pada sumber dan prosesnya, garam laut biasanya mengandung berbagai mineral seperti potasium, besi, dan seng. Akan tetapi, garam jenis ini juga berisiko menampung sejumlah logam berat seperti timah dan mikroplastik akibat polusi laut.
3. Garam Himalaya
Garam Himalaya/Foto: Freepik.com/8photo
Ciri khas dari garam Himalaya adalah warnanya merah muda, dengan teksturnya yang kasar. Garam Himalaya atau Himalayan pink salt berwarna merah muda karena umumnya garam ini mengandung sejumlah zinc oxide (karat). Sebagian besar garam ini berasal dari tambang garam Khewra di kaki Pegunungan Himalaya, Pakistan.
Kadar natrium pada garam Himalaya lebih rendah daripada garam meja dan garam laut, sehingga diklaim lebih sehat untuk dikonsumsi, terutama bagi orang yang ingin mengurangi asupan garam. Garam ini juga memiliki sejumlah kecil kalsium, zat besi, kalium, dan magnesium. Adanya mineral tambahan inilah yang membuat citarasa garam Himalaya agak berbeda dengan garam lain, namun tetap diminati.
4. Garam Kosher
Garam kosher untuk menggarami daging/Foto: Freepik.com/herraez
Garam yang lebih populer di Amerika Utara ini menjadi garam andalan para juru masak profesional dan juru masak rumahan. Garam kosher memiliki serpihan yang lebih besar dan rasa yang tidak terlalu asin dibandingkan garam dapur.
Butiran garam yang besar dan kasar membuatnya mudah untuk diambil dan disebarkan dengan jari. Garam ini pun tidak mengandung yodium atau bahan tambahan lainnya. Garam kosher biasanya paling baik dipakai untuk menggarami daging, atau dalam proses menghilangkan darah yang melibatkan pembilasan, perendaman, dan penggaraman.
5. Garam Celtic
Garam Celtic/Foto: Pinterest.com/Etsy
Garam Celtic juga dikenal sebagai sel gris atau grey salt. Mengutip laman Gobble, ini adalah jenis garam laut yang diproduksi di lepas pantai Perancis dekat Laut Celtic dan muncul dari tanah liat yang ditemukan di dataran garam.
Warnanya yang abu-abu berasal dari kandungan mineralnya, seperti magnesium, kalsium, kalium, seng, dan zat besi. Teksturnya kasar dan tidak teratur, sehingga sangat cocok untuk membumbui daging dan membuat acar. Garam Celtic juga diyakini memiliki beberapa manfaat kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah.
6. Garam Krosok
Garam krosok untuk memanggang ikan/Foto: Freepik.com/lsantilli
Berbeda dengan jenis garam lainnya, garam krosok (croase salt) umumnya digunakan untuk hal-hal yang tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi manusia. Misalnya, seperti mengawetkan ikan, produksi ikan asin, campuran pakan ternak, atau dalam mesin pembuat es krim untuk pembekuan cepat.
Garam krosok memiliki butiran yang besar-besar dan kasar, sehingga tidak mudah larut. Rasanya pun jauh lebih asin dibandingkan garam meja. Jadi, garam ini kurang baik untuk digunakan dalam memasak sehari-hari. Koki Amy Eubanks merekomendasikan penggunaan garam krosok sebagai topping di akhir olahan, bukan sebagai bumbu masakan.
“Garam ini lebih cocok untuk pelengkap atau hiasan, seperti pada hidangan penutup yang manis. Atau dapat digunakan untuk memanggang ikan bungkus garam,” ujar Eubanks mengutip Self.
****
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!