Duh! Ini 4 Bahaya Self-Diagnose Lewat Media Sosial

Risma Oktaviani | Beautynesia
Sabtu, 24 Jul 2021 16:30 WIB
Self diagnose lewat social media / foto: freepik.com/freepik

Pernah gak kamu melihat sebuah postingan di media sosial tentang mental health issues kemudian kamu bertanya-tanya apakah kamu juga depresi hanya karena kamu sering merasa bosan selama masa pandemi?  Atau mungkin kamu mendiagnosis diri kamu bipolar hanya karena mood kamu sering berubah-ubah? Hati-hati, jangan sampai kamu melakukan self-diagnose hanya berdasarkan prasangka yang kebenarannya gak bisa dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan hasil survei dari Millennial Mindset: The Worried Well pada tahun 2014, 37% responden Gen Y, terkadang melakukan Self-Diagnosis alih-alih diagnosa medis terkait masalah kesehatan mental yang sebenarnya tidak mereka miliki. Kecenderungan untuk menggunakan internet atau social media untuk diagnosis dapat menciptakan siklus ‘pencarian dan stress’, dengan 44% dari Gen Y menyatakan bahwa melihat informasi kesehatan online menyebabkan mereka khawatir tentang kesehatan mereka.

Selain itu, inilah bahaya yang ditimbulkan jika kamu melakukan self-diagnose lewat internet dan media sosial.

Sumber yang Gak Bisa Diandalkan


Sumber yang gak kredibel / freepik.com /freepik

Dilansir dari Urban Dictionary, Self diagnose adalah ketika seseorang mendiagnosis diri sendiri hanya berdasarkan situs web atau internet. Hal pertama dari bahaya self-diagnose lewat internet dan media sosial adalah sumber yang kredibilitasnya gak bisa diandalkan. Di era sekarang ini, semua orang dapat menulis di internet, namun sangat sulit untuk menentukan kredibilitas mereka. Kalau gak disikapi dengan bijak, informasi kesehatan yang seharusnya bermanfaat justru dapat membahayakan diri sendiri karena sumber dan studi yang gak jelas.

Panik yang Nggak Beralasan


self diagnose yang bikin panik / freepik.com / wayhomestudio

Saat kamu mencari informasi tentang suatu penyakit yang kamu alami di internet, mesin pencari dapat memunculkan penyakit terkait yang memiliki gejala serupa. Bahkan jika kamu mengalami kondisi yang sepele, kamu bisa mendapatkan hasil untuk masalah serius yang mengancam jiwa. Sehingga, kamu akhirnya merasa khawatir dan panik sendiri dan hal tersebut mungkin akan menyebabkan kamu stress. 

Diagnosis dan Penanganan yang Salah


Adanya mispersepsi / freepik.com/jcomp

Mendiagnosis diri sendiri di media sosial dapat menyebabkan gejala yang dilebih-lebihkan atau mengabaikan penyebab sebenarnya dari gejala ini. Adanya mispersepsi diagnosa yang didapat dari internet, bisa menyebabkan kamu salah menafsirkan apa arti gejala, bagaimana kondisinya, dan bagaimana hal itu mempengaruhi kesehatan kamu. Atau kamu bisa salah memahami pengobatan, prosedur, dan pilihan pengobatan ketika mencoba mengambil tindakan sendiri.

Melewatkan Masalah yang Lebih Serius


Pentingnya diagnosa medis / freepik.com/jcomp

Self-diagnose juga sangat berbahaya jika kamu menganggap itu adalah hal yang terbaik dan kamu nggak mau khawatir sehingga kamu nggak perlu mengunjungi dokter. Kamu akan denial dan menganggap gejala yang kamu alami adalah sesuatu yang kecil dan sederhana untuk melakukan perawatan sendiri dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, bisa saja itu bisa menjadi sesuatu yang serius yang membutuhkan penanganan medis. Mengabaikannya bisa membuatnya keadaan kamu lebih buruk. Inilah sebabnya, kamu harus menghubungi tenaga profesional karena untuk mendiagnosis suatu keadaan nggak sesederhana itu dan perlu pemeriksaan yang tepat.

(arm2/arm2)
Loading ...