Pada musim seperti ini, bukan hanya ivirus corona atau COVID-19 yang mengancam kesehatan namun demam berdarah juga mengintai masyarakat Indonesia. Supaya tidak salah, simak yuk perbedaan gejala demam berdarah dan COVID-19.
Pada musim seperti ini, bukan hanya COVID-19 yang mengancam kesehatan namun demam berdarah juga mengintai masyarakat Indonesia. Kondisi Indonesia yang tropis menyebabkan nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak dengan sangat pesat. Hal ini dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Apalagi di musim panca roba seperti ini, penyakit tersebut juga perlu diperhatikan. Supaya tidak salah, simak yuk perbedaan gejala demam berdarah dan COVID-19.
Mengapa Demam Berdarah dan Corona Dianggap Mirip?
Infeksi virus DBD dan corona memang sulit untuk dibedakan tanpa tes laboratoris yang lengkap. Keduanya memiliki ciri-ciri yang hampir sama seperti demam, batuk, trombosit rendah dan leukosit rendah.
Demam Berdarah

Foto: https://image.freepik.com/
Gejala paling khas pada virus demam berdarah yang tidak terdapat pada orang terjangkit corona adalah bintik-bintik merah pada tubuh. Biasanya bintik-bintik tersebut muncul pada hari kedua hingga kelima setelah tubuh mulai demam. Beberapa penderita demam berdarah juga sering kali mengalami pendarahan ringan seperti mimisan, gusi berdarah, dan mudah memar. Demam berdarah dapat dilihat melalui pemeriksaan darah lengkap.
Virus demam berdarah dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk sehingga cara paling efektif untuk mencegahnya adalah dengan memutus daur hidup nyamuk, sebagai pembawa virus. Selain menjaga kebersihan lingkungan kita juga harus menutup rapat tempat yang bisa menampung air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang wadah yang bisa menampung air dianggap efektif untuk cegah demam berdarah. Jangan merasa bahwa air bersih yang terbuka cukup aman karena nyamuk aedes aegypti sangat suka berkembang biak di air yang bersih.
COVID-19

Foto: https://image.freepik.com/free-photo/sick-woman-wearing-protective-mask-home_23-2147953259.jpg
Biasanya, gejala lanjutan orang yang terserang COVID-19 adalah lemas, nyeri otot, dan diare. COVID-19 dapat ditemukan melalui tes
swab baik dari hidung maupun tenggorokan yang kemudian diperiksa menggunakan metode
polymerase chain reaction (PCR).
Virus corona dapat ditularkan melalui droplet atau percikan air liur penderita. Sekecil apapun percikan air liur sangat berpotensi menularkan virus corona. Patut diingat pula, virus corona dapat bertahan berjam-jam di udara terbuka. Oleh sebab itu, mempraktikkan
physical distancing atau menjaga jarak antarmanusia, sangat penting untuk mencegah penyebaran COVID-19. Tentu saja menjaga kebersihan seperti mencuci tangan menggunakan sabun juga diperlukan untuk mencegah wabah COVID-19 semakin besar.
(kik/kik)