Stok daging biasanya melimpah saat Hari Raya Idul Adha tiba. Saking banyaknya, daging kurban tidak bisa habis dalam sekali masak dan makan. Alhasil, daging disimpan dalam freezer supaya awet dan jadi menu makan untuk hari-hari selanjutnya.
Meski daging kurban menjadi berkah tersendiri, namun bagi penderita asam lambung bisa jadi 'bencana'. Bagaimana bisa? Simak rangkuman berbagai sumber ini ya!
Daging Kurban Banyak Mengandung Lemak
Daging Merah/ Foto: pexels.com/Dana Sredojevic |
Daging kurban yang berasal dari kambing dan sapi banyak mengandung lemak. Melansir laman Dummies, daging ini sulit digiling menjadi chyme sehingga bertahan lebih lama di perut.
Artinya, perut akan mengembang lebih lama dan lebih lama pula memberi tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah atau LES (lower esophageal sphincter). Semakin lama LES ditekan, semakin besar kemungkinan sebagian isi lambung akan tergelincir ke kerongkongan.
Itulah mengapa makanan tinggi lemak seperti daging kambing dan sapi disebut kurang baik untuk penderita asam lambung. Konsumsi daging merah dapat memicu naiknya asam lambung hingga menjadi penyakit refluks gastroesofagus atau GERD (gastroesophageal reflux disease). Efeknya bisa jadi mulas, tidak nyaman di perut dan juga kerongkongan.
Nah, untuk membantu kamu menikmati daging di musim daging kurban Idul Adha kali ini, simak tips mengontrol asam lambung berikut ini.