Kualitas Udara di Jakarta Kian Memburuk, Ini 5 Bahaya dan Dampak Polusi Udara Bagi Kesehatan!

Nisrina Salsabila | Beautynesia
Senin, 11 Sep 2023 06:45 WIB
Kualitas Udara di Jakarta Kian Memburuk, Ini 5 Bahaya dan Dampak Polusi Udara Bagi Kesehatan!
Dampak buruk polusi udara bagi kesehatan/Foto: Freepik.com/rosshelenphoto

Akhir-akhir ini, isu kualitas udara yang memburuk  akibat polusi udara di Jakarta tengah menjadi polemik. Padahal, bukan hanya di DKI Jakarta, melainkan polusi udara telah menjadi masalah global.

Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa polusi udara menyebabkan 7 juta kematian dini setiap tahunnya akibat penyakit jantung dan gangguan pernapasan yang terkait dengan polusi udara. Selain itu, 91-99 persen populasi dunia tinggal di tempat yang kualitas udaranya tidak aman.

Sayangnya, banyak orang belum menyadari seberapa parahnya dampak polusi udara terhadap kesehatan manusia, bahkan juga ekonomi negara. Setiap orang memiliki reaksi tubuh berbeda terhadap paparan polusi udara. Namun, itu terutama sangat berisiko bagi lansia, balita, anak-anak, remaja, ibu hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

Kamu wajib tahu! Berikut dampak buruk dari paparan polusi udara yang terbukti berkontribusi menimbulkan masalah kesehatan.

1. Memicu Penyakit Pernapasan

Sesak napas karena polusi udara/Foto: Freepik.com/rawpixel.com

Paparan terhadap polutan udara dapat secara langsung membahayakan sistem pernapasan atau malah memperburuk kondisi yang ada pada kelompok rentan. Di Indonesia, polusi udara berpartikel halus telah memicu 12 persen kematian akibat penyakit paru kronis dan 11 persen kematian akibat kanker paru-paru.

Data tersebut merujuk dari UN Environment Programme (UNEP) tahun 2019. Tak hanya itu, salah satu faktor pencetus asma pada saluran pernapasan anak-anak juga dipicu oleh polutan udara PM2.5, menurut penelitian tahun 2023.

Merangkum laman National Geographic, polutan berbahaya dalam jangka pendek memiliki dampak iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, pilek, batuk, sesak napas, sakit kepala, dan asma. Sementara, dalam jangka panjang bisa memicu asma akut, bronkitis, emfisema, penyakit paru kronis, pneumonia, hingga kanker paru-paru.

2. Gangguan pada Janin dan Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir/Foto: Freepik.com/freepic.diller

Bayi sangat rentan terhadap dampak buruk polusi udara. Bahkan, beberapa ilmuwan juga menduga polusi udara dapat menyebabkan cacat lahir. Berdasarkan laporan National Toxicology Program (NTP), paparan polutan di udara bisa meningkatkan risiko ibu hamil mengalami pre-eklamsia, yang merupakan penyebab utama kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, serta penyakit dan kematian ibu dan janin.

Lalu, menurut sebuah penelitian tahun 2015, kadar karbon monoksida yang tinggi dari emisi kendaraan bermotor sangat berbahaya bagi perempuan hamil dan bayi baru lahir.

3. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Serangan jantung/Foto: Freepik.com/wayhomestudio

Partikulat halus, seperti PM2.5 dan PM10, dapat mengganggu fungsi pembuluh darah dan juga meningkatkan risiko hipertensi, penyakit arteri koroner, serangan jantung, dan stroke. Menurut laporan UNEP tahun 2019, di Indonesia, polusi udara berpartikel halus telah memicu 13 persen kematian akibat stroke dan 12 persen kematian akibat penyakit jantung iskemik.

4. Mengurangi Angka Harapan Hidup

Polusi udara mengurangi harapan hidup/Foto: Freepik.com/freepik

Isu polusi udara merupakan krisis kesehatan global yang besar. Pasalnya, paparan polutan PM2.5 yang tinggi dalam waktu yang lama dapat mengurangi rata-rata harapan hidup global sekitar satu tahun.

5. Penyebab Utama Kanker

Kanker payudara/Foto: Freepik.com/jcomp

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker telah mengklasifikasikan polutan PM2.5 sebagai penyebab utama kanker. Sebuah penelitian besar terhadap lebih dari 57.000 perempuan tahun 2020 menemukan bahwa tinggal di dekat jalan raya utama dapat meningkatkan risiko perempuan terkena kanker payudara. 

Pasalnya, PM2.5, ataupartikulat polutan berdiameter 2,5mikrogram (µg), dapat merasuk ke dalam aliran darah lalu ke saluran pernapasan saat terhirup. Penumpukan radikal bebas dalam tubuh, dalam jangka panjang bisa memicu sel kanker untuk berkembang biak.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE