Mengenal Ciri-ciri dan Cara Mengatasi Kebiasaan Self Diagnosis yang Berbahaya untuk Kesehatan Mental

Zeyra Haya | Beautynesia
Senin, 08 Nov 2021 23:00 WIB
Mengenal Ciri-ciri dan Cara Mengatasi Kebiasaan Self Diagnosis yang Berbahaya untuk Kesehatan Mental
Mengenal Ciri-ciri dan Cara Mengatasi Kebiasaan Self Diagnosis/Foto: Freepik.com/cookie_studio

Kondisi kesehatan mental memang harus diperhatikan. Namun, ada kalanya seseorang menduga-duga bahkan mediagnosa dirinya sendiri hanya berdasarkan cocoklogi situasi yang ia alami dengan informasi yang didapat dari internet.

Hal ini dikenal dengan sebutan self diagnosis. Kondisi dimana seseorang mencari gejala penyakit yang ia alami kemudian mendiagnosis berdasarkan pencarian informasi secara mandiri.

Melakukan self diagnosis memang tidak dilarang, namun juga tidak dianjurkan. Banyak ahli mengungkap bahwa self diagnosis justru cenderung membahayakan bagi kesehatan mental.

Kenali Ciri-ciri Self Diagnosis dan Cara Mengatasinya

Pernahkah kamu merasa dalam kondisi tidak sehat mental atau depresi meskipun belum berkonsultasi ke Psikiater? Hati-hati, bisa jadi kamu self diagnosis. Bahaya self diagnosis bisa memicu timbulnya kondisi kesehatan mental yang fatal. Beauties, kenali ciri-ciri self diagnosis berikut ini, yuk!

Panik

Self diagnosis cenderung memicu kepanikan yang akan menimbulkan stres/Foto: freepik.com/yanalya
Memicu kepanikan yang akan menimbulkan stres/Foto: freepik.com/yanalya

Seseorang yang melakukan Self diagnosis cenderung akan mengalami kepanikan yang tidak seharusnya. Saat seseorang melakukan self diagnosis, lebih mudah baginya untuk mengasumsikan hal-hal buruk sehingga akan muncul kecemasan dan kekhawatiran yang tidak mendasar. Kondisi ini dapat memicu stres dan justru akan berefek buruk bagi kondisi mental seseorang.

Menyangkal Kesehatan Mental

Sering Self diagnosis, kamu justru akan menyangkal kondisi kesehatan mental mu yang sebenarnya/Foto: freepik.com/jcomp
Menyangkal kondisi kesehatan mental mu yang sebenarnya/Foto: freepik.com/jcomp

Ketika kamu melakukan self diagnosis, sebenarnya kamu tidak tahu pasti penyakit atau gangguan kesehatan mental apa yang sedang kamu alami. Kamu hanya menduga-duga hal yang belum tentu kebenarannya. Oleh sebab itu, banyak yang memilih untuk menyangkal gangguan kesehatan mental yang sedang dialami dan menganggapnya sepele. 

Tidak Mau Berkonsultasi dengan Ahli

Menganggap sudah bisa mengobati diri sendiri, orang yang Self diagnosis tidak mau berkonsultasi/Foto: freepik.com/cookie_studio
Orang yang Self diagnosis tidak mau berkonsultasi/Foto: freepik.com/cookie_studio

Karena telah menemukan informasi dari hasil searching internet, orang yang melakukan self diagnosis akan merasa tidak perlu lagi untuk berkonsultasi ke psikolog. Sebab, mereka akan berpikir bahwa mereka sudah tahu gejala yang dialami tanpa bantuan ahli. Kondisi ini akan memicu timbulnya trust issue kepada para Psikolog sebab mereka cenderung mempercayai internet ketimbang para ahli.

4 Cara Mengatasi Masalah Self Diagnosis

Setelah mengetahui ciri-cirinya, lantas bagaimana cara mengatasinya? Simak caranya di bawah ini ya!

1. Hindari Mencari Tahu Penyakit Melalui Internet

Awas Self Diagnosis, begini cara menghindarinya/Foto: freepik.com/tirachardz
Awas Self Diagnosis, begini cara menghindarinya/Foto: freepik.com/tirachardz

Perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang ada pada internet benar. Meski tidak dilarang, namun mencari tahu penyakit berdasarkan kondisi yang dialami melalui internet dan media sosial bukan cara penanganan yang efektif. Hal ini justru dapat memicu kesalahan penanganan akibat salah diagnosa.

2. Hindari Tes Mental Melalui Daring

Jangan keseringan tes mental secara online! Ini bahaya-Nya/Foto: freepik.com/yanalya
Jangan keseringan tes mental secara onlin/Foto: freepik.com/yanalya

Saat ini banyak sekali tes yang berkaitan dengan kondisi kesehatan mental beredar di internet. Sebaiknya, hindari tes tes online tersebut karena kredibilitasnya masih diragukan. Selain itu, tes online yang marak ditemukan tidak menilai gejala secara spesifik namun hanya berdasarkan pada gambaran umum.

3. Jangan Jadikan Penderita Gangguan Mental Lain Sebagai Rujukan

Belum tentu sama, jangan jadikan selebritas yang memiliki gangguan mental sebagai rujukanmu/Foto: freepik.com/diana.grytsku
Jangan jadikan selebritas yang memiliki gangguan mental sebagai rujukan/Foto: freepik.com/diana.grytsku

Seringkali kita menemukan kesamaan kondisi atau gejala yang dirasakan dengan seorang selebritas atau seseorang yang memiliki gangguan kesehatan mental. Perlu diketahui bahwa kondisi tersebut belum tentu sama dan bukan berarti kamu mengalami masalah kesehatan yang sama. Maka, jangan jadikan seorang penderita lain sebagai rujukanmu ya, Beauties.

4. Jangan Takut Untuk Memeriksakan Diri

Pergi ke Psikiater bukan berarti gila, jangan takut periksakan dirimu/Foto: freepik.com/diana.grytsku
Pergi ke Psikiater bukan berarti gila/Foto: freepik.com/diana.grytsku

Saat kamu merasakan gejala-gejala, jangan ragu untuk memeriksakan diri dan berkonsultasi dengan para ahli. Karena, kesehatan mental bukanlah hal yang bisa ditangani seorang diri.

Beauties, itulah ciri-ciri self diagnosis dan cara mengatasinya. Apakah kamu pernah melakukannya?

_______________

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE