3 Alasan Kenapa Self Diagnose Bisa Berakibat Fatal
Self diagnose atau dapat diartikan dengan mendiagnosis penyakit pada diri sendiri merupakan sebuah tindakan yang sulit dibenarkan, Beauties. Pasalnya kamu harus bertemu dengan tenaga profesional terlebih dahulu untuk mengetahui gangguan kesehatan apa yang sebenarnya sedang diderita.
Banyaknya informasi seputar kesehatan dari internet pun belum cukup untuk memberikan diagnosis pada diri. Yang paling tepat adalah menemui profesional, seperti dokter, untuk menegakkan diagnosis serta bisa membantumu menemukan solusi secara tepat.
Bahaya self diagnose juga tidak bisa disepelekan. Ini alasan kenapa self diagnose bisa berakibat fatal:
Menimbulkan Kekeliruan Diagnosis
![]() Self diagnose tidak disarankan dilakukan ketika menemui gejala penyakit/foto: freepik.com/jcomp |
Gangguan kesehatan yang beragam, bisa cenderung memiliki gejala yang serupa. Hal ini menyebabkan seseorang mengira-ngira sendiri penyakit apa yang dialaminya melalui sumber tertentu, biasanya tersebar dalam jejaring sosial. Padahal tingkat akurasinya belum tentu dapat dipertanggungjawabkan.
Melakukan self diagnose belum tentu membantu kamu menemui titik terang dari masalah yang ada. Ketika gejala yang cenderung beragam disamakan dalam satu masalah kesehatan, tentu bisa membawa akibat fatal.
Setiap gangguan kesehatan memiliki perawatan yang berbeda, karena itu menyamakan tindakan akibat diagnosis yang keliru sangat perlu untuk dihindari. Tindakan yang kurang tepat bisa saja menimbulkan gangguan baru atau memperburuk keadaan.
Menurut dr Srini Pillay, psikiater dari Harvard Medical School, menyarankan agar berhenti ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gangguan. Hal ini tentu lebih mampu dipertanggungjawabkan dibanding dugaan kamu semata.
Kesalahan Konsumsi Obat
![]() Bahaya self diagnose dengan asal mengonsumsi obat/foto: freepik.com/kroshka__nastya |
Bahaya self diagnose bisa sebabkan kesalahan mengonsumsi obat dan penderita berisiko mengalami gangguan kesehatan secara berkelanjutan. Ini karena tubuh yang seharusnya tidak menyerap obat dengan kandungan tertentu, akan memberikan reaksi merugikan.
Ini sama halnya dengan memberikan self diagnose, justru tidak mampu membantumu keluar dari masalah yang ada. Bukannya sembuh, penyakitmu bisa bertahan lebih lama lho, Beauties. Perlu hati-hati, ya. Bertemu tenaga profesional lebih disarankan dibanding informasi yang kurang jelas sumbernya. Dokter juga akan membantumu memberikan obat dengan kegunaan dan dosis secara tepat.
Memicu Gangguan Kesehatan Lain
![]() Adanya gangguan kesehatan lain merupakan salah satu bahaya self diagnose/foto: freepik.com/jcomp |
Self diagnose tentu bisa memicu gangguan kesehatan lainnya. Ini sebabnya diperlukan kebijakan untuk menilai seperti apa tindakan yang diharuskan ketika mengalami gejala sakit. Mengingat setiap sakit hampir memiliki gejala yang serupa. Meski gejala yang timbul masih dalam kategori ringan, seperti pusing atau deman.
Seperti yang dikutip dari detikHealth, Tony Seno Hartono seorang praktisi teknologi sektor publik menyarankan apabila seseorang mengalami gejala gangguan kesehatan dan enggan pergi ke luar, sistem konsultasi online bersama dokter terpercaya bisa dilakukan dari mana saja.
Bahaya self diagnose yang dapat memicu gangguan kesehatan lain ini perlu diwaspadai agar kebugaran tubuh tetap terjaga. Ketika penanganan yang keliru diberlakukan hanya karena enggan keluar bertemu dokter, gangguan bisa saja semakin memburuk dan berakibat fatal.
Biasakan diri untuk tidak melakukan self diagnose, ya, Beauties. Konsultasikan kesehatan ke tenaga profesional agar dapat terlepas dari masalah yang ada. Lebih baik lindungi diri dari risiko yang mampu memperburuk keadaan.


