Menurut Ahli, Ini Dampak dan Cara Mengatasi Layoff Anxiety: Cukup 5 Menit!

Narita Fuji Triani | Beautynesia
Rabu, 26 Jun 2024 07:45 WIB
Menurut Ahli, Ini Dampak dan Cara Mengatasi Layoff Anxiety: Cukup 5 Menit!
Foto: freepik.com/freepik

Layoff atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh perusahaan makin sering terdengar. Jumlahnya pun tak tanggung-tanggung, bisa capai ratusan pekerja.

PHK global juga tengah terjadi pada tahun 2024 dari berbagai industri. Mengutip dari CNBC Indonesia, sebanyak 90 ribu orang terkena PHK raksasa teknologi tahun 2024, bahkan beberapa nama perusahaan besar seperti Tesla, Amazon, Google, hingga TikTok. Pemutusan hubungan kerja tersebut tak jarang membuat para karyawan khawatir, apakah dirinya yang menjadi kandidat selanjutnya untuk layoff?

Kondisi demikian bisa disebut sebagai layoff anxiety dimana seseorang khawatir kehilangan pekerjaannya sehingga terus menerus dipikirkan hingga bisa berdampak buruk untuk dirinya sendiri. Apakah kamu pernah mengalami hal serupa, Beauties? Yuk simak bagaimana dampak dan cara mengatasi layoff anxiety menurut beberapa ahli!

Dampak Layoff Anxiety

Dampak Layoff Anxiety/Foto: freepik.com/benzoix

Melansir dari BBC, beberapa ahli memperingatkan bahwa PHK akan selalu menjadi bagian dalam dunia kerja. Hal tersebut mengakibatkan budaya organisasi menjadi buruk dan berdampak pada segala hal, termasuk karyawan. Kecemasan akan PHK akan muncul yang memberi dampak pada produktivitas hingga kesehatan fisik dan mental. Apa saja dampaknya ya?

1. Kondisi Kesehatan

Pemutusan hubungan kerja berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Melody Wilding, seorang pelatih eksekutif dan penulis di Harvard Business Review menjelaskan bahwa sebelum PHK diumumkan, ketakutan akan pemecatan bisa berdampak pada kesehatan mental dan produktivitas yang bisa mengikis motivasi dan menyebabkan masalah mental, seperti kecemasan dan depresi. 

Penelitian yang dilakukan Maureen Dollard, seorang profesor psikologi kerja dan organisasi di University of South Australia menunjukkan bahwa orang yang berada dalam lingkungan kerja yang tidak sehat secara psikologis dapat meningkatkan risiko cedera di tempat kerja.

2. Perilaku Karyawan

Tak hanya pada kesehatan mental dan fisik, layoff anxiety juga memberikan dampak panjang pada perilaku karyawan yang bisa menghambat pada perkembangan karir. Anthony Klotz, profesor di Fakultas Manajemen University College London menerangkan bahwa karyawan yang masih bertahan di tengah PHK besar-besaran yang terjadi di perusahaan cenderung tidak merasakan loyalitas kembali pada perusahaan. Ia juga menambahkan bahwa, respon umum ketika merasa tidak aman dalam pekerjaan yaitu mulai mencari pekerjaan baru. 

Jadi, ketika layoff anxiety terjadi kemungkinan besar para pekerja akan mengalami perubahan perilaku dalam bekerja, berhati-hati dan kurangnya inovasi yang malah jadi bumerang untuk kariernya, karena takut ia akan mendapat giliran untuk diberhentikan oleh perusahaan.

Cara Mengatasi Layoff Anxiety

Cara Mengatasi Layoff Anxiety/Foto: freepik.com/freepik

Pikiran buruk tentang hal yang belum pasti terjadi akan sangat mengganggu aktivitas yang sedang dijalani. Maka dari itu, penting untuk bisa mengatasi ketika terjebak dalam kondisi layoff anxiety. Menurut Christopher Hansen, konselor profesional di Thriveworks di San Antonio memiliki strategi sederhana untuk mengatasi rasa cemas dan ketakutan dan menurutnya hal tersebut bisa dilakukan kurang dari 5 menit yang dirangkum dari CNBC Make It. Seperti apa?

1. Buang Pikiran Negatif

Untuk menghentikan pikiran negatif tentang kehilangan pekerjaan, Hansen menyarankan untuk mencatat keberadaan diri dan apa yang bisa dilakukan saat mulai merasa cemas. Hal tersebut bisa mengidentifikasi apa yang memicu perasaan tersebut, serta keyakinan pada situasi itu. 

Misalnya jika kamu berpikir takut kehilangan pekerjaan dan tidak bisa membayar kebutuhan, maka pikiran negatif tersebut bisa diganti dengan penegasan positif dan realistis bahwa  hanya karena rekan kerja dipecat, bukan berarti kamu akan kehilangan pekerjaan besok.

Melody Wilding dalam tulisannya di Harvard Business Review juga menuliskan tips agar pikiran negatif tidak terus menghantui dan membuat paranoid. Misalnya, kamu bisa menulis hal-hal yang bisa menjadi pertimbangan apakah kamu termasuk kandidat PHK atau tidak, seperti apakah beban kerja menjadi lebih ringan? Atau apakah kamu tidak diikutsertakan rapat yang biasa dihadiri?

Namun, jika pikiran negatif masih terus berpacu, Wilding menyarankan untuk melepaskan pikiran-pikiran negatif tersebut saat menghembuskan napas. 

2. Tetap Fokus

Hansen menyarankan agar tetap fokus pada apa yang tengah dilakukan, hal ini bisa membantu tetap merasa lebih bisa mengendalikan situasi. Selain itu, fokuslah pada hobi dan minat diluar pekerjaan. Bahkan menemukan tontonan yang menarik bisa menjadi penangkal yang ampuh untuk mengatasi kecemasan akan PHK.

Sementara, Wilding berpendapat bahwa meningkatkan kompleksitas diri sangat penting bagi seseorang. Berfokus pada pekerjaan memang penting, namun para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang hanya fokus pada pekerjaan itu sama halnya dengan mesin dan memiliki tingkat depresi dan kelelahan yang tinggi. Maka dari itu, jika segala sesuatu di tempat kerja tidak berjalan baik, kamu tidak kehilangan kesadaran diri, kamu bisa lebih fokus menekuni hobi.

3. Siapkan Langkah Praktis

Saat kamu merasakan tanda-tanda PHK, Hans menyarankan untuk mengambil langkah agar merasa lebih siap. Kamu bisa memperbarui resume/CV, aktifkan pemberitahuan pekerjaan di situs web pencarian kerja hingga meminta saran dari mentor dan kontak profesional lainnya. 

Sejalan dengan itu, Wilding juga memberikan saran untuk tetap melakukan hubungan baik dengan pemangku internal dan tetap mendengarkan berita tentang reorganisasi perusahaan. Kamu juga harus kembali membangun jaringan dengan kolega. Hal itu akan membuatmu merasa lebih tenang ketika banyak orang suportif di sekitarmu. 

Lampiaskan ketakutanmu dengan hal yang bermanfaat, kamu bisa merencanakan langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya secara mendetail, antisipasi yang dilakukan untuk menghadapi hambatan seperti keuangan, layanan kesehatan, dan mencari pekerjaan baru. Hal itu disebut sebagai pesimisme defensif, yang berarti strategi membuat rencana darurat di tengah situasi yang tidak pasti.

4. Strategi Ketahanan

Kegagalan dan kesulitan akan dialami berulang kali oleh seseorang dalam hidupnya. Wilding menyarankan agar mengingat tentang bagaimana kamu menghadapi dan mengatasi kesulitan di masa lalu merupakan strategi ketahanan yang telah terbukti. Jadi, pikirkanlah saat kamu menghadapi kekecewaan, rasa sakit, atau kesulitan. Ingat juga bagaimana kamu bisa mendapat kekuatan untuk melewatinya dan pintu kemudahan seperti apa yang terbuka untuk menyelesaikan masalahmu dahulu.

Layoff anxiety bisa memiliki dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Mengelola pikiran dan mengambil langkah-langkah bisa membantu meredakan rasa khawatir sekaligus mempersiapkan diri atas kemungkinan apapun yang terjadi di masa depan. Setuju, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE