STATIC BANNER
160x600
STATIC BANNER
160x600
BILLBOARD
970x250

Padahal Bisa Bikin Jengkel Orang Lain, Ini 6 Kebiasaan Toxic yang Kerap Dinormalisasi

Novianty Aulia Anjani | Beautynesia
Selasa, 16 Aug 2022 06:30 WIB
Padahal Bisa Bikin Jengkel Orang Lain, Ini 6 Kebiasaan Toxic yang Kerap Dinormalisasi

Beragam karakteristik dan kebiasaan dapat kamu temui dalam lingkungan, mulai dari yang baik hingga menyebalkan sekalipun. Perilaku yang menyusahkan dan membawa dampak buruk kerap dilakukan oleh mereka yang bersikap toxic.

Sekalipun terasa menjengkelkan, beberapa sifat toxic sebenarnya tanpa disadari sering dilakukan oleh banyak orang. Hal ini diperparah dengan semakin bebasnya hal beracun tersebar di media sosial sehingga sikap toxic lambat laun seakan diwajarkan, Beauties. 

Lalu, seperti apa saja perilaku tersebut? Simak 6 bentuk kebiasaan toxic berikut ini!

Terlalu Sibuk dengan Gadget

Kecanduan gadget tentulah berakibat toxic karena membuatmu apatis terhadap sekitar.
Mengacuhkan sekitar akibat gadget/Foto:Freepik.com/Viewapart

Mudahnya aktivitas seiring kemajuan teknologi dapat berdampak menimbulkan sikap apatis terhadap sekitar. Segala informasi bahkan interaksi, berpotensi kamu batasi karena merasa sudah puas dengan gadget yang kamu miliki.

Bahkan ketika waktunya bertatap muka, kamu jadi terbiasa 'tidak hadir secara penuh', alias membiarkan lawan bicaramu berbicara tapi dengan pandangan kamu ke ponsel. Terlalu mengabaikan sekitar ialah wujud dari sikap egois yang akhirnya membuatmu tertinggal jauh dari hal yang kamu anggap sepele lho, Beauties.

Mudah Marah

Emosi berlebihan tidak hanya merugikan orang lain namun juga kesehatan diri sendiri.
Terlalu emosian terhadap sekitar/Foto:Freepik.com/DCstudio

Setiap kali mendapati sesuatu berjalan tidak baik, kamu menjadi sangat marah bahkan melampiaskan emosi kepada orang lain yang sama sekali tidak terkait.

Menjadi hal yang salah ketika kamu terus mengandalkan marah untuk merasa lega setelahnya. Dilansir dari studi pada American Psychological Association, terlalu sering marah dapat memperburuk kesejahteraan mental serta kesehatan tubuh khususnya jantung. 

Gemar Mengkritik Orang Lain  

Mengkritik orang lain yang dirasa tidak sesuai dengan apa yang kamu yakini.
Selalu mengkritik dan menggosipi orang lain/Foto:Freepik.com/Freepik

Dengan alasan kebaikan, sebagian dari kamu begitu gemar mengkritik orang lain. Setiap kali ada yang tidak sejalan, kamu langsung saja mencela hingga membandingkan mereka dengan apa yang kamu percayai. 

Alih-alih terlihat pandai, kebiasaan julid ini justru menunjukkan tingginya ego serta tidak mampunya kamu untuk berempati kepada hal-hal di sekitarmu, lho.

Memaksa Cepat dalam Membalas Pesan  

Memaksa orang lain untuk membalas pesan secara cepat tanpa adanya urgensi menjadi perilaku toxic.
Mengharapkan balasan cepat bahkan memaksa/Foto:Freepik.com/Azerbaijan_stockers

Membalas pesan ternyata dapat menjadi awal dari timbulnya kecemasan. Dilansir dari laman Alux, beberapa orang mengaku merasa ketakutan setiap kali tekanan untuk membalas pesan dari orang lain.

Tidak apa untuk mengharapkan balasan cepat ketika terjebak pada situasi genting. Namun jika tidak, tindakan memaksa hingga menelpon secara tiba-tiba dapat dikategorikan perilaku yang mengganggu kenyamanan orang lain. 

Meremehkan Perasaan Orang Lain  

Seringkali perasaan sedih atau marah seseorang diremehkan oleh orang lain.
Menganggap remeh perasaan orang lain/Foto:Freepik.com/Diana.grystku

Bukan lagi permintaan maaf, tetapi perlakuan buruk seringkali berakhir dengan tuduhan dirasa telah baper atau bawa perasaan kepada korbannya. Tidak jarang, kamu jadi malah merasa tidak terima ketika orang yang diganggu memberikan respon yang buruk.

Kebiasaan tersebut juga merupakan bentuk kekerasan emosional yang kerap tidak disadari kamu lakukan kepada orang-orang sekitar, Beauties.

FOMO    

FOMO atau kecemasan saya tertinggal dari sesuatu kerap dialami oleh banyak remaja.
Tidak ingin tertinggal sesuatu yang sedang ramai sekalipun mengeluarkan biaya/Foto:Freepik.com/Rawpixel.com

Terlalu ambisius hingga ingin mengalahkan orang lain dapat tidak lagi disebut motivasi yang sehat, melainkan terjebak dalam fenomena FOMO.  

Fear of Missing Out atau FOMO ialah perasaan cemas yang timbul setiap kali tertinggal akan sesuatu. Keinginan untuk diakui belum lagi banyaknya ajang eksistensi di media sosial akhirnya menimbulkan kebiasaan toxic FOMO khususnya pada remaja. 

Well, pernah melakukan yang mana dan ingin diperbaiki, Beauties?

---

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(fip/fip)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.