Sebelum Menjalani Operasi Pasien Diharuskan Puasa Dulu, Ternyata Ini Alasannya!
Orang yang akan melakukan operasi biasanya diharuskan berpuasa dalam waktu tertentu. Puasa sebelum operasi juga tidak memandang usia. Masih bayi, balita maupun lansia, mereka semua tetap diharuskan untuk berpuasa.
Meski demikian, orang yang akan melakukan operasi masih bisa diberikan clear fluids atau cairan bening seperti air putih, teh, jus buah tanpa ampas, ASI, dan lainnya. Menurut Kementerian Kesehatan, jumlah clear fluids harus diatur pemberiannya dan baru bisa diberikan sekitar 1-2 jam sebelum tindakan operasi. Berikut aturan pemberiannya.
- Usia 0-4 tahun: tidak boleh lebih dari ¼ cangkir.
- Usia 5-13 tahun: tidak boleh lebih dari ½ cangkir.
- Usia 13 tahun hingga dewasa: tidak boleh lebih dari 1 cangkir.
Mengapa Harus Puasa Sebelum Operasi?
Puasa sebelum operasi/Foto: Freepik/KamranAydinov
Mengutip National Library of Medicine, puasa sebelum operasi pertama kali diperkenalkan di bangsal persalinan pada 1940-an untuk menghindari aspirasi atau tersedak. Hingga saat ini, hal tersebut menjadi persiapan umum sebelum menjalankan operasi.
Makanan yang masih ada di perut saat seseorang di bius dapat menyebabkan komplikasi pada operasi dan sejumlah masalah serius bagi kesehatan terutama sistem pencernaan.
Tak hanya melibatkan sistem pencernaan, makan sebelum operasi juga dapat mempersulit tindakan operasi dan mengakibatkan infeksi. Dengan dilakukannya puasa sebelum operasi, maka tindakan operasi dapat berjalan dengan baik.
Pentingnya Puasa Sebelum Operasi
Pentingnya puasa sebelum operasi/Foto: Pexels/Anna Shvets
Puasa sebelum operasi sangat penting untuk dilakukan guna mempermudah tindakan operasi. Lamanya waktu puasa biasanya disesuaikan dengan jadwal operasi, jenis bius, jenis operasi, dan usia pasien.
Meski menahan lapar dan haus terkadang membuat seseorang tidak nyaman, namun ternyata hal ini dilakukan untuk mencegah hal-hal berikut ini:
1. Mencegah Aspirasi (Tersedak)
Mencegah aspirasi/Foto: Freepik/jcomp
Menurut Verywell Health, aspirasi atau tersedak adalah kejadian ketika makanan atau minuman yang telah dimakan masuk ke saluran pernapasan. Jika hal ini terjadi ketika seseorang dalam keadaan sadar, maka ia akan bereaksi seperti mual, muntah hingga batuk.
Hingga akhirnya, makanan dan minuman pun keluar dari saluran pernapasan. Ketika hal tersebut terjadi saat seseorang tidak sadarkan diri, maka staf medis tidak dapat menyadari apa yang terjadi. Akibatnya, kemungkinan pasien akan menghirup benda asing hingga terkena pneumonia aspirasi atau infeksi paru-paru.
2. Mual dan Muntah
Mual dan muntah/Foto: Freepik/stockking
Mual dan muntah merupakan salah satu efek dari pembiusan saat operasi. Untuk menghindarinya, pasien perlu berpuasa sebelum operasi sesuai dengan anjuran dari dokter. Tak hanya mengurangi mual dan muntah, lambung yang kosong juga dapat mengurangi komplikasi yang mungkin terjadi.
3. Mencegah Infeksi
Mencegah infeksi/Foto: Pexels/Anna Shvets
Makanan yang ada di sistem pencernaan dapat mempersulit pembedahan dan menyebabkan infeksi. Jika seseorang makan dan minum sebelum operasi, kemungkinan operasi akan dibatalkan atau dijadwalkan ulang.
Jika ahli bedah menanyakan riwayat penyakit, serta kapan dan apa yang terakhir kali kamu makan atau minum, pastikan kamu menjawabnya dengan jujur. Karena jawabanmu akan menentukan jadwal operasi, jenis obat bius, dan lamanya waktu puasa.
Meski terdengar sepele, makan dan minum sebelum operasi di luar aturan dokter memiliki risiko yang sangat besar terhadap kesuksesan operasi dan keselamatan pasien. Semoga informasi ini bermanfaat, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!