Gangguan indera penciuman ketika terinfeksi covid-19 merupakan salah satu gejala yang paling umum. Kita sering mendengar istilah anosmia sebagai gejala virus corona, yang ditandai dengan hilangnya kemampuan dalam menghirup aroma.
Ternyata selain anosmia, ada istilah lain yang masih berkaitan dengan gejala covid-19 yakni parosmia dan phantosmia. Anosmia, parosmia, dan phantosmia merupakan penyakit yang sama-sama berhubungan dengan indera penciuman yang terganggu dalam mengetahui rasa dan aroma.
Namun ketiganya memiliki efek yang berbeda-beda. Lalu apa bedanya simak penjelasannya berikut ini ya, Beauties!
Anosmia
Anosmia salah satu gejala covid/Foto: Freepik/ Karlyukav |
Kehilangan penciuman telah menjadi gejala khas dari beberapa kasus covid-19. Dilansir dari Healthline, sekitar 86 persen orang yang terinfeksi virus dapat kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan dalam mencium aroma. Tetapi mayoritas yang kehilangan indera penciumannya (hampir 55 persen) memiliki bentuk penyakit ringan.
Hampir 25 persen orang yang terkena dampak dari infeksi covid-19 mengatakan bahwa mereka tidak dapat memulihkan indera penciuman bahkan hingga 60 hari setelah anosmia dirasakan.
“Menurut penelitian, sebagian besar orang memulihkan indera penciumannya dalam waktu 3 minggu,” kata dr. Robert Glatter, seorang dokter darurat di Lenox Hill Hospital di New York.
“Tetapi mungkin diperlukan waktu hingga 2 bulan pada 15 persen atau hingga 6 bulan pasien sebanyak 5 persen,” sambungnya.
Anosmia biasanya terkait dengan hidung tersumbat atau adanya pembengkakan pada saluran hidung.