Selain Anosmia, Ada Juga Gejala Covid Parosmia dan Phantosmia, Apa Bedanya?

Raudiya Nurfadilah | Beautynesia
Jumat, 05 Nov 2021 06:45 WIB
Selain Anosmia, Ada Juga Gejala Covid Parosmia dan Phantosmia, Apa Bedanya?
Perbedaan gejala covid-19 anosmia, parosmia, dan phantosmia/ Foto: Freepik/ Karlyukav

Gangguan indera penciuman ketika terinfeksi covid-19 merupakan salah satu gejala yang paling umum. Kita sering mendengar istilah anosmia sebagai gejala virus corona, yang ditandai dengan hilangnya kemampuan dalam menghirup aroma.

Ternyata selain anosmia, ada istilah lain yang masih berkaitan dengan gejala covid-19 yakni parosmia dan phantosmia. Anosmia, parosmia, dan phantosmia merupakan penyakit yang sama-sama berhubungan dengan indera penciuman yang terganggu dalam mengetahui rasa dan aroma.

Namun ketiganya memiliki efek yang berbeda-beda. Lalu apa bedanya simak penjelasannya berikut ini ya, Beauties!

Anosmia

Anosmia salah satu gejala covid
Anosmia salah satu gejala covid/Foto: Freepik/ Karlyukav

Kehilangan penciuman telah menjadi gejala khas dari beberapa kasus covid-19. Dilansir dari Healthline, sekitar 86 persen orang yang terinfeksi virus dapat kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan dalam mencium aroma. Tetapi mayoritas yang kehilangan indera penciumannya (hampir 55 persen) memiliki bentuk penyakit ringan.

Hampir 25 persen orang yang terkena dampak dari infeksi covid-19 mengatakan bahwa mereka tidak dapat memulihkan indera penciuman bahkan hingga 60 hari setelah anosmia dirasakan.

“Menurut penelitian, sebagian besar orang memulihkan indera penciumannya dalam waktu 3 minggu,” kata dr. Robert Glatter, seorang dokter darurat di Lenox Hill Hospital di New York.

“Tetapi mungkin diperlukan waktu hingga 2 bulan pada 15 persen atau hingga 6 bulan pasien sebanyak 5 persen,” sambungnya.

Anosmia biasanya terkait dengan hidung tersumbat atau adanya pembengkakan pada saluran hidung.

Perbedaan Gejala Parosmia dan Phantosmia

Perbedaan gejala covid-19 anosmia, parosmia, dan phantosmia/ Foto: Freepik/ Karlyukav

Parosmia

Parosmia adalah gejala long covid
Parosmia adalah gejala long covid/ Foto: Freepik/ Cotton_studio

Sedangkan yang dimaksud dengan parosmia yakni sebuah istilah yang mengacu pada gangguan indera penciuman normal. Mengutip laman Medicinne Net, parosmia dapat menyebabkan hilangnya kepekaan terhadap penciuman, yang berarti bahwa orang yang terkena mungkin tidak dapat mencium aroma dan hal tersebut juga dapat menyebabkan distorsi indera penciuman.

Bagi orang normal, mencium aroma yang enak akan menggugah selera tetapi berbeda halnya untuk penderita parosmia, karena aroma dari suatu barang tertentu dapat menimbulkan bau yang tidak sedap atau tidak enak, seperti bau busuk.

Parosmia disebabkan oleh kerusakan pada neuron sensorik olfaktorius yang terdapat di hidung. Kerusakan ini dapat terjadi akibat infeksi seperti pilek atau infeksi virus termasuk covid-19.  Gejala yang ditimbulkan dari parosmia bisa menyebabkan mual dan hilangnya nafsu makan.

Jadi bedanya dengan anosmia, jika parosmia masih bisa mencium aroma tetapi menghasilkan bau yang busuk dan seperti bau logam atau pun besi. Parosmia juga biasanya terjadi setelah seseorang mengalami infeksi covid dan efeknya masih berkelanjutan atau long covid.

Phantosmia

Phantosmia seperti halusinasi dalam mencium aroma
Phantosmia seperti halusinasi dalam mencium aroma/ Foto: Freepik/ Racool_studio

Terakhir, ada phantosmia yang menggambarkan jika kamu terus-menerus mencium sesuatu yang tampaknya tidak dapat dicium oleh orang lain yang berada di sekitarmu, maka kamu mungkin mengalami kondisi yang disebut phantosmia.

Melansir laman Web MD, phantosmia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan halusinasi penciuman, artinya organ yang berhubungan dengan indera penciumanmu merasakan bau yang sebenarnya tidak ada, maka disebut halusinasi.

Bau yang dihasilkan bisa bervariasi, mulai dari bau yang bisa membuatmu mual hingga aroma yang sangat enak. Tetapi sering kali penderita phantosmia mencium aroma yang busuk tetapi tidak konstan, baunya bisa datang dan pergi.

Phantosmia bisanya disebabkan karena adanya cedera kepala, infeksi saluran pernapasan atas, kejang di lobus temporalotak, infeksi sinus, penyakit Parkinson, dan covid-19. Sebuah studi menemukan bahwa lebih dari 6 persen orang dengan covid-19 melaporkan memiliki phantosmia.

Itulah pengertian dan perbedaan dari gejala covid-19 anosmia, parosmia, dan phantosmia, Beauties. Nggak bingung lagi kan?

---------------------

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE