Sering Nonton Mukbang Sambil Makan? Hati-hati, Tren Ini Bisa Memicu Obesitas, Lho!
Tren mukbang atau makan besar yang ditayangkan secara online khususnya YouTube kini telah menjamur ke berbagai negara di dunia. Mukbang atau di negara asalnya Korea Selatan dikenal dengan meokbang adalah kegiatan makan yang disiarkan melalui sosial media.
Dikutip dari Korea Herald, mukbang muncul karena adanya rasa kesepian yang dirasakan oleh masyarakat Korea Selatan, lalu mereka melakukan siaran di sosial media dan berinteraksi dengan penonton, sehingga merasa ada yang menemani ketika makan.
Selain yang melakukan mukbang merasa ada yang memperhatikan, ternyata kegiatan tersebut juga membuat orang-orang yang menonton mukbang jadi ikutan makan di tempat mereka, karena seolah-olah mereka pun sedang makan dengan seseorang.
![]() Menonton mukbang sambil makan bisa meningkatkan nafsu makan/Freepik.com |
Meski ada manfaatnya bagi pembuat dan penonton dalam menambah nafsu makan dan merasa ada yang menemani ketika makan, tetapi rupanya juga menimbulkan efek buruk bagi yang sering menonton mukbang sambil makan, karena dapat menaikkan berat badan bahkan terjadi obesitas.
Sebuah studi dari Chonnam National University mendukung hal tersebut, dengan menunjukkan hubungan antara perilaku diet dan waktu menonton mukbang. Hasil yang didapat adalah orang yang sering menonton mukbang selama lebih dari 14 jam dalam seminggu, cenderung memilih makanan yang lebih banyak mengandung karbohidrat, sementara orang yang menonton mukbang kurang dari 7 jam seminggu cenderung memilih makanan sayur dan buah.
![]() Makan sambil nonton mukbang bisa memicu obesitas/Pexels.com |
Bukan hanya itu, orang yang menonton mukbang sering melewatkan sarapan, mengonsumsi makanan melalui aplikasi pesan-antar, sering makan di malam hari dan tidak peduli dengan kesehatan.
Jika terus dilakukan maka orang yang menonton mukbang sambil makan akan mengalami obesitas. Dikutip dari Healthline, obesitas bisa memicu berbagai penyakit di antaranya:
Penyakit Jantung
![]() Obesitas memicu timbulnya penyakit jantung/Pexels.com |
Orang yang mengalami obesitas memiliki peluang lebih besar terkena penyakit jantung. Karena timbunan lemak dapat menumpuk di arteri yang memasok darah ke jantung, kemudian arteri yang menyempit dapat menyebabkan serangan jantung.
Diabetes tipe 2
![]() Obesitas bisa memicu penyakit diabetes tipe 2/Pexels.com |
Diabetes tipe 2 terjadi ketika gula darah lebih tinggi dari biasanya. Seiring berjalannya waktu, dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya seperti jantung, stroke, kerusakan saraf, dan lainnya.
Stroke
![]() Obesitas juga bisa memicu terjadinya stroke/Pexels.com |
Penyakit stroke terjadi ketika suplai darah ke otak terputus. Stroke dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak dan mengalami berbagai gangguan seperti gangguan bicara, otot melemah, perubahan pada kemampuan berpikir dan bernalar.




