Shena Malsiana Eks Kontestan X Factor Meninggal Dunia, Sempat Idap Gagal Ginjal Kronik! Apa Itu?
Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air. Eks kontestan X Factor Indonesia musim pertama Shena Malsiana meninggal dunia pada Rabu (25/10). Shena meninggal di usia 32 tahun.
Dilansir dari CNN Indonesia, kabar wafatnya Shena pertama kali diungkap melalui akun Instagram Bobby Irfan. Di unggahan tersebut, diumumkan bahwa Shena meninggal dunia pada pukul 15.37 WIB.
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, telah berpulang keluarga, sahabat baik, kerabat terdekat kami Shena Malsiana pada pukul 15.37 WIB siang ini," tulis akun @bobbyichaniago. "Mohon doa agar Shena mendapat tempat terbaik disisiNya."
Kabar tersebut kemudian dikonfirmasi oleh akun Instagram Shena.
"Innalillahi Wainnailaihi Rojiun telah meninggal dunia anak, teman,sahabat, adik, kakak, kami tercinta SHENA MALSIANA," tulis unggahan itu pada Rabu (25/10).
"Semoga almarhuman diterima disisiNya dan khusnul khotimah Amiiin," lanjut unggahan itu.
Shena Malsiana Berjuang Melawan Penyakit Autoimun Lupus Nefritis-Gagal Ginjal Kronik
Shena Malsiana/Foto: Instagram/shenamalsiana
Dalam unggahan tersebut, tidak dijelaskan penyebab meninggalnya Shena Malsiana. Namun beberapa tahun belakangan ini, Shena diketahui berjuang melawan penyakit autoimun Lupus Nefritis pada 2021 lalu. Penyakit tersebut menyerang ginjal sehingga menyebabkan Shena menderita Chronic Kidney Disease (CKD) atau gagal ginjal kronik.
"Umur 30, didiagnosa Lupus Nefritis yang menyebabkan gagal ginjal kronik, lalu diharuskan melakukan hemodialisa (cuci darah)," tulis Shena melalui akun TikTok-nya pada 2022 lalu.
"Tahun 2021 gue didiagnosa CKD atau gagal ginjal stage 4. Dimulai dari situ gue sudah rutin minum obat Senin-Minggu; pagi, siang, dan malam," kata Shena dalam unggahan lainnya.
Dilansir dari Insert Live, Shena baru saja menjalani cangkok ginjal pada April lalu. Shena juga sempat menjalani cuci darah.
Apa Itu Gagal Ginjal Kronik?
Apa Itu Gagal Ginjal Kronik?/Foto: Getty Images/iStockphoto/pepifoto
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan RI, gagal ginjal terbagi menjadi dua, yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik.
Definisi gagal ginjal kronis adalah kerusakan ginjal baik struktur dan atau fungsinya yang berlangsung selama 3 bulan atau lebih. Apabila kondisi perubahan fungsi ginjal terjadi mendadak atau akut dan belum mencapai 3 bulan maka disebut gangguan ginjal akut.
Penyebab Gagal Ginjal
Penyebab Gagal Ginjal/Foto: Getty Images/iStockphoto/unomat
Penyebab terbanyak gagal ginjal kronik di Indonesia adalah penyakit diabetes mellitus/kencing manis dan hipertensi/tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.
Namun pandangan di masyarakat awam menganggap bahwa konsumsi obat darah tinggi atau obat kencing manis dalam jangka waktu lama yang justru dapat menyebabkan gagal ginjal kronik.
Faktanya adalah semakin tidak terkendalinya gula darah atau tekanan darah maka akan semakin mempercepat progresivitas kedua penyakit tersebut dan terjadilah komplikasi salah satunya
adalah gagal ginjal.
Selain kedua penyakit di atas, penyebab gagal ginjal lainnya adalah:
- infeksi ginjal berulang
- penyakit autoimun
- penyakit ginjal polikistik
- pembesaran prostat
- konsumsi obat anti inflamasi non steroid (OAINS) jangka lama dan tanpa pengawasan
- sumbatan aliran urin misalnya karena batu di saluran kemih
- pembesaran kelenjar prostat
- penyakit keganasan misalnya kanker rahim.
Kondisi lain seperti kegemukan, penyakit jantung dan penyakit hati kronik juga dapat menyebabkan gagal ginjal kronik.
Gejala Gagal Ginjal Kronik
Gejala Gagal Ginjal Kronik/Foto: Getty Images/iStockphoto/Ben-Schonewille
Gejala gagal ginjal kronik bervariasi, mulai dari tidak bergejala yang biasanya ditemui pada hasil laboratorium tes kesehatan.
Selain itu bisa ditemukan juga adanya keluhan mual, muntah, sakit kepala, mudah merasa lelah, nafsu makan yang menurun, rasa gatal pada kulit, adanya perubahan dalam jumlah dan frekuensi buang air kecil, sembab atau bengkak pada kaki, perut yang semakin membesar, sesak nafas, kejang kejang hingga penurunan kesadaran.
Deteksi dini penyakit gagal ginjal kronik dapat membantu pasien agar mendapatkan penanganan sesegera mungkin dan mencegah atau memperlambat komplikasi yang terjadi. Adanya penyakit komorbid atau penyakit yang mendasari kerusakan ginjal juga harus dipertimbagkan dengan cermat, karena pengendalian terhadap penyakit komorbid misalnya hipertensi dan kencing manis dapat mencegah terjadinya komplikasi gagal ginjal kronik.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!