Stop Stigma Terhadap ODHA, Ini 5 Cara Penularan HIV yang Wajib Kamu Ketahui!
Hari AIDS Sedunia diperingati pada 1 Desember tiap tahunnya. Hari AIDS sedunia diperingati agar masyarakat waspada terhadap bahaya dari penyakit HIV/AIDS.
Namun sayangnya, ketika mendengar kata HIV, tak sedikit yang memiliki anggapan buruk tentang pengidapnya atau yang disebut dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Bahkan, karena kurangnya edukasi, masih banyak yang menganggap bahwa HIV/AIDS bisa menular hanya karena bersentuhan dengan pengidapnya.
Hal tersebut keliru ya, Beauties! Supaya lebih paham dan aware, yuk pahami beragam cara penularan penyakit HIV!
Transfusi Darah
![]() Penularan HIV terjadi melalui transfusi darah/Foto: Pexels.com/Charlie-Helen Robinson |
Siapa sangka, rupanya HIV bisa ditularkan melalui aktivitas transfusi darah. Seseorang yang mendapatkan donor darah dari pengidap HIV akan memiliki resiko besar untuk ikut tertular. Kasus ini pernah menimpa salah satu anggota parlemen asal Jepang, Ryuhei Kawada.
Walau kejadian ini cukup langka, namun ternyata masih ada beberapa negara yang belum memiliki teknologi pemeriksaan yang canggih pada fasilitas kesehatannya. Hal ini tentu berbahaya, karena darah yang mengandung virus HIV akan bisa lolos seleksi pemeriksaan begitu saja.
Donor Organ
![]() Penularan HIV terjadi melalui transplantasi organ/Foto: Pexels.com/Anna Shvets |
Selain melalui transfusi darah, ternyata aktivitas transplantasi organ pun memiliki resiko penularan HIV yang cukup besar, lho! Bila seorang pengidap HIV mendonorkan organ tubuhnya, maka besar kemungkinan penerima donor tersebut akan turut terkena HIV pula.
Kasus langka ini pernah terjadi di Amerika Serikat, di mana seseorang mengidap HIV sesaat setelah melakukan transplantasi dan menerima donor ginjal. Untuk mengantisipasi hal tersebut, prosedur transplantasi organ kini diperketat dengan melakukan serangkaian pemeriksaan medis sebelumnya terhadap pendonor.
Tidak Memakai APD yang Lengkap
![]() Penularan HIV terjadi karena nggak lengkapnya APD/Foto: Pexels.com/Gustavo Fring |
Bagi para tenaga medis, kelengkapan alat perlindungan diri (APD) tentu sudah menjadi suatu keharusan. Hal ini mampu meminimalisir berbagai resiko buruk yang bisa terjadi, seperti penularan penyakit HIV yang nggak disadari. Mengejutkannya, di Indonesia sendiri kasus ini pernah terjadi, lho!
Tenaga medis menjadi rentan untuk tertular penyakit HIV akibat tidak lengkapnya APD yang digunakan saat menangani pasien dengan luka terbuka. Kontak bebas antara darah pasien dengan tenaga medis tanpa APD akan menjadi salah satu jalur penularan penyakit ini.
Tertular Karena Pasangan
![]() Penularan HIV terjadi melalui pasangan/Foto: Pexels.com/Ekaterina |
Penularan penyakit HIV akibat hubungan intim tidak hanya terjadi pada seseorang yang hobi bergonta-ganti pasangan saja. Malangnya, resiko ini juga mengintai orang yang memiliki pasangan dengan hobi tersebut walaupun dirinya tidak melakukan hal tersebut
Walau hanya melakukannya dengan orang yang sama, jika pasangan memiliki kebiasaan yang beresiko besar terhadap penularan HIV, maka orang tersebut akan beresiko merasakan penyakit membahayakan ini pula. Di Indonesia sendiri, kasus ini cukup sering terjadi.
Kehamilan, Persalinan atau Menyusui
![]() Penularan HIV terjadi melalui proses kehamilan, melahirkan dan menyusui/Foto: Pexels.com/Leah Kelley |
Seorang ibu yang mengidap HIV beresiko besar untuk menularkan penyakit tersebut pada buah hatinya. Proses kehamilan, melahirkan dan menyusui rupanya bisa menyebabkan seorang anak kecil turut tertular penyakit berbahaya satu ini.
Walau beresiko cukup besar, ternyata kini sudah ditemukan berbagai cara untuk mengantisipasi hal tersebut. Para ibu pengidap HIV bisa menjalani konsultasi kehamilan dan persalinan dengan dokter khusus yang biasa menangani kasus tersebut sembari rutin mengonsumsi Antiretroviral (ARV).
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!




