Waspadai Gejala Toxic Shock Syndrome, Ketahui Gejala dan Pencegahannya Sejak Dini!

Penny Fatikasari | Beautynesia
Sabtu, 07 Mar 2020 07:30 WIB
Waspadai Gejala Toxic Shock Syndrome, Ketahui Gejala dan Pencegahannya Sejak Dini!
https://oss.beautynesia.id/photo/temporary/5b0f24671574d8cda271fb41041581e6.jpeg
Salah satu penyakit langka yang dapat menyerang wanita adalah Toxic Shock Syndrome (TSS). Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aeurus atau bakteri streptococcus yang cepat berkembang biak masuk kedalam aliran darah kemudian menimbulkan racun dalam darah. Mari waspadai dan ketahui gejala beserta pencegahannya sejak dini!

Apa Itu Toxic Shock Syndrome (TSS)?


Foto: Istimewa

Mungkin sebagaian dari kita baru pertama kali mendengar apa itu Toxic Shock Syndrome (TSS). TSS sendiri merupakan salah satu gejala penyakit langka yang mungkin bisa saja menyerang penderitanya dimana saja dan kapan saja, penyakit ini mungkin belum dikenal oleh banyak orang namun gejala penyakit ini bisa saja terjadi secara mendadak bahkan membuat kondisi imun tubuh penderitanya menjadi sangat buruk.

Toxic Shock Syndrome (TSS) disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aerus yang masuk ke aliran darah kemudian berkembang biak dan memproduksi racun dalam darah. Bakteri Staphylococcus ini sering bersarang pada hidung, vagina maupun kulit manusia. Jika bakteri ini masuk ke dalam aliran darah maka dapat menimbulkan gejala serius bahkan berujung pada kematian.


Foto: Istimewa

Kondisi penyakit ini sering dikaitkan dengan penggunaan tampon pada saat sedang menstruasi. Tampon ialah sejenis pembalut kewanitaan yang berbentuk seperti silinder biasanya permukaannya terbuat dari kapas yang lembut. Cara penggunaan tampon sendiri ialah dengan memasukkannya kedalam lubang vagina karena permukaannya didesain khusus untuk vagina yang berguna untuk menyumbat darah sekaligus menyerap darah pada saat menstruasi.


Bagaiamana Gejala Toxic Shock Syndrome (TSS) itu Terjadi?


Foto: Istimewa

Toxic Shock Syndrome (TSS) merupakan salah satu gejala penyakit langka. Namun, kita juga harus waspada dan lebih care terhadap diri sendiri maupun orang lain. Gejala TSS ini seperti demam yang tinggi hingga 39%, gejala mirip flu, sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk, tekanan darah rendah, mata bibir dan lidah memerah, sulit bernapas, otot terasa kaku, kejang-kejang, mual, diare hingga ruam dikulit seperti luka bakar.


Foto: Istimewa

Nggak hanya itu, bagi penderita Toxic Shock Syndrome (TSS) yang begitu gawat maka akan mengakibatkan penyakit gagal ginjal, hati, jantung bahkan kematian.
 


Bagaimana Mengidentifikasi Seseoarang yang Mengalami Toxic Shock Syndrome (TSS)?


Foto: Istimewa

Untuk mengetahui seseorang teridentifikasi gejala Toxic Shock Syndrome (TSS) ini harus perlu diketahui oleh pihak medis yang kompeten, sebagai orang awam pun kita tak boleh menduga-duga dan menyimpulkan gejala tersebut sedemikian rupa.


Foto: Istimewa

Namun, orang yang teridentifikasi gejala ini harus perlu perhatian khusus dari dokter gejala ini dapat dipicu oleh bebrapa faktor seperti penderita terinfeksi bakteri Staphylococcus, pengguanan tompon saat menstruasi, memiliki luka bakar pada kulit serta mengidentifikasi hasil tes urin, ginjal, dan hati.
 
 


Pencegahan Toxic Shock Syndrome (TSS)


Foto: Istimewa

Ladies, untuk mencegah terjadinya penyakit yang akan masuk ke tubuhmu sebaiknya biasakan untuk mencuci tangan menggunakan air dan sabun, kemudian biasakan rutin mengganti tampon setiap tiga jam sekali agar bakteri tak menempel pada dinding vagina sehingga penyakit pun tak mudah menyebar dan berkembang biak jangan lupa cuci tanganmu dengan bersih.

Jika dirimu mengalami luka bakar atau luka terbuka akibat kecelakaan, maka rawatlah dengan baik dan gantilah pembalut luka sesering mungkin agar bakteri tak menumpuk pada kulit yang terluka sehingga tak menimbulkan gejala penyakit yang lebih serius.


Foto: Istimewa

Jika sesorang positif mengalami gejala Toxic Shock Syndrome (TSS) maka segera pergi ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif dari medis, biasanya untuk penanganan gejala ini doketer akan memberikan obat antibiotik untuk melawan infeksi, infus untuk mencegah dehidrasi, serta oksigen untuk membantu penderita yang sulit bernafas. Jika penderitanya mengalami gejala yang lebih serius maka ia perlu mendapat perawatan khusus bahkan operasi.   
 


(ags/ags)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.