Setiap hari kita dituntut untuk bisa terus maju, membuat progres baru, bahkan kalau bisa harus melakukannya dalam pace yang cepat. Jika kamu mengalami hal yang serupa, mungkin kamu sempat mengalami burnout atau merasa overwhelmed melihat berbagai tugas yang menumpuk, datang silih berganti namun tetap dituntut mampu menyelesaikannya dengan cepat.
Nggak heran jika itu membuat beberapa orang jadi merasa lelah, meski tetap ada dorongan agar terus produktif dan aktif. Namun jangan khawatir, Beauties. Hidup yang aktif memang menyehatkan. Akan tetapi, memang ada waktu saat kamu sebaiknya merangkul kehidupan yang lebih lambat, yang kini sering disebut sebagai slow living.
Slow living bukan berarti kamu melakukan lebih sedikit pekerjaan, tapi justru melakukan lebih banyak dengan lebih berfokus dan tujuan yang lebih besar dan pada kecepatan yang tepat. Seperti yang dilansir dari Harvard Health Publishing, slow living juga bisa diartikan tentang gaya hidup yang mengajak orang-orang untuk lebih fokus dan menikmati momen sekaligus menempatkan lebih banyak energi dan kenikmatan ke dalam hal-hal yang lebih sedikit.
Bagi kamu yang sudah bekerja mungkin merasa kesulitan untuk menerapkan slow living. Terlebih jika kamu tinggal di kota besar yang penuh dengan hiruk pikuk aktivitas masyarakat serta kesibukan tiada henti mulai dari Senin sampai Minggu.
Tampaknya memang sulit untuk berhenti dari roda kehidupan yang sibuk setelah begitu lama terbiasa menjalaninya. Namun, sebetulnya salah satu aspek dari slow living adalah membantu kita agar mampu mengevaluasi apa yang benar-benar penting, apa saja yang memberikan kebahagiaan terbesar, dan apa saja yang bisa kita lepaskan. Slow living mengajarkan kita untuk lebih menghargai kualitas dibandingkan kuantitas.
Lalu, bagaimana cara tetap bisa menerapkan gaya hidup slow living meski penuh dengan kesibukan saat tinggal di kota besar? Simak tipsnya berikut ini!