3 Kebiasaan yang Membuat Ketombe Makin Parah dan Nggak Kunjung Hilang, Sadari Sekarang Juga!
Ketombe merupakan salah satu permasalahan rambut yang banyak dialami oleh kebanyakan orang di dunia ini. Nggak memandang perempuan atau laki-laki, tua atau muda, ketombe bisa menghampiri siapa saja. Banyak orang beranggapan bahwa ketombe merupakan kulit kering yang terakumulasi.
Namun, Mona Gohara, MD, dokter kulit bersertifikat di Connecticut, Amerika Serikat, meluruskan anggapan yang banyak dipercaya oleh masyarakat soal ketombe kepada situs Well and Good. Menurutnya, ketombe bisa jadi gejala dermatitis seboroik, yaitu pertumbuhan jamur berlebih yang disebut Malassezia furfur.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pertumbuhan jamur yang berlebihan ini menyebabkan gangguan pada mikrobioma kulit kepala. Itu artinya, bakteri baik pada kulit yang berfungsi untuk menjaganya agar tetap sehat, datang tiba-tiba, menyebabkan serpihan, bau tak sedap, dan rasa tidak nyaman.
Munculnya ketombe ditandai dengan serpihan dari kulit kepala yang disertai dengan gejala tambahan seperti minyak, peradangan, atau bau nggak sedap. Pertumbuhan jamur yang abnormal bisa disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang salah setiap hari dalam memperlakukan rambut. Di bawah ini beberapa dokter kulit mencoba untuk menjabarkannya.
Malas Keramas
Keramas. (Foto: freepik.com/gpointstudio) / Foto: Shinta Nikmah |
Banyak orang yang berketombe percaya bahwa mereka harus mengurangi frekuensi keramas untuk menghilangkan ketombe, padahal tidak demikian. "Itu mitos, mencuci secara teratur diperlukan untuk membilas serpihan ketombe dan menghilangkan kotoran kulit kepala," kata Stacy Chimento, MD, dokter kulit bersertifikat yang berbasis di Miami kepada Well and Good.
Ia menyarankan untuk keramas setiap hari dengan menggunakan sampo anti-ketombe dua kali seminggu. Kombinasikan dengan produk sampo yang bebas dari selenium sulfida, paraben, formaldehida, triclosan, sulfat, ftalat, dan wewangian sintetis. Sebab, komposisi tersebut akan mengiritasi kulit kepala pada akhirnya.
Nggak Keramas Setelah Berkeringat
Ilustrasi olahraga. (Foto: Pexels.com/Nathan Cowley) |
Masih berhubungan dengan keramas, hal lain yang membuat ketombe semakin parah adalah ketika kamu menunda keramas setelah berolahraga. Perlu diketahui, jamur bisa tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan lembab, seperti kulit kepala yang berkeringat pada dasarnya adalah surganya.
"Hasil kelenjar keringat yang bercampur dengan bakteri jika tidak dicuci bisa memicu terbentuknya infeksi jamur," kata penata rambut Kristine Cruz. Oleh karena itu, cara terbaik untuk menghilangkan kelembapan dan bakteri di area lembab tersebut adalah dengan mandi dan keramas.
Menggosok Serpihan
Terkadang, mungkin kamu tergoda untuk merontokkan serpihan yang ada di kulit kepala dengan maksud untuk membersihkannya. Jika kamu masih melakukan itu, sebaiknya berhenti sekarang juga, sebab, hal itu akan memperparah keadaan.
Ilustrasi ketombe. (Foto: freepik.com) |
"Dengan ketombe, kulit kepala sering meradang, dan menggosok berpotensi lebih mengiritasi kulit," kata Iris Rubin, MD, dokter kulit bersertifikat dan pendiri SEEN haircare. Selain itu, dr. Chimento menambahkan menggosok kulit kepala yang iritasi dapat menyebabkan infeksi.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Keramas. (Foto: freepik.com/gpointstudio) / Foto: Shinta Nikmah
Ilustrasi olahraga. (Foto: Pexels.com/Nathan Cowley)
Ilustrasi ketombe. (Foto: freepik.com)