CANTIK INDONESIA
Tara de Thouars: Cantik itu Berhubungan dengan Sesuatu yang Indah untuk Dilihat dan Dirasakan
Bicara cantik, sejatinya tak cuma soal apa yang menarik dilihat mata.
Bagi Psikolog Klinis dan Influencer Tara de Thouars, cantik itu berhubungan dengan sesuatu yang indah. Dan sesuatu yang indah itu bukan hanya yang dilihat, tapi juga harusnya dirasa.
"Oleh sebab itu, penting banget kalau cantik itu tidak hanya sekadar penampilan. Karena keindahan memang bisa dilihat dari penampilan, tapi keindahan juga perlu dirasakan dengan sikap, perilaku, kepribadian, cara bicara kita sebagai seorang perempuan. Karena cantik yang hanya dilihat doang tapi nggak bisa dirasa itu nggak akan long lasting," katanya kepada Beautynesia.
Tara de Thouars/ Foto: tara_dethouars |
Standar Kecantikan Masyarakat Bikin Kita Tutup Mata dengan Kecantikan yang Kita Miliki
Psikolog yang praktik di RSJ Sanatorium Dharmawangsa ini kemudian menjelaskan bahwa standar kecantikan itu kerap membuat para perempuan tidak bisa melihat atau menyadari kecantikan yang dia punya dari dalam dirinya sendiri, karena terlalu terpatok dengan standar kecantikan yang sudah dikonstruksikan masyarakat.
Yaitu kamu mesti dalam kondisi fisik tertentu? Padahal bentuk tubuh, gen, dan warna kulit tiap orang bisa berbeda-beda ya, Beauties!
"Padahal setiap orang itu, unik dan punya kecantikan yang berbeda-beda. Cantiknya si A belum tentu cocok buat si B. Tetapi karena sudah ada standar kecantikan, akhirnya kita jadi tidak bisa melihat apa yang apa yang sudah kita punya," tuturnya.
Cinta Diri Sendiri = Terima yang Tak Bisa Diubah
Tara de Thouars/ Foto: tara_dethouars |
"Mencintai diri sendiri yang saya lakukan dan masih terus pelajari adalah menerima hal yang tidak bisa diubah tetapi mengusahakan hal-hal yang masih diubah untuk kebaikan diri sendiri. Artinya adalah kalau ada hal-hal di dalam tubuh atau diri kita yang memang tak bisa diubah, itu artinya pemberian dari Tuhan, artinya itu perlu kita terima, tidak perlu berkecil hati bila mungkin belum sesuai standar kecantikan orang lain."
Ia menambahkan, tetapi bila ada hal yang bisa kita ubah, kembangkan, bisa kita perbaiki, maka perlu selalu untuk kita lakukan sesuatu. Jadi, arti mencintai diri sendiri itu bukan kita pasrah, bukan kita denial, tapi kita doing the best, untuk diri kita sendiri.
Saran buat Kamu Pelaku atau Korban Body Shaming
Menurutnya, body shaming itu membuat para perempuan merasa dirinya jadi kurang, merasa jadi insecure terhadap dirinya sendiri, tetapi di waktu yang bersamaan membuat diri mereka merasa bahwa diri mereka tak diterima lingkungan sepenuhnya.
"Apapun itu bentuk body shaming menurut saya nggak dibenarkan ya, karena kekurangan orang itu bukan untuk dihina-hina. Tetapi kalau seseorang melakukan body shaming dan itu memengaruhi kita, maka ini sebuah pertanda bagi kita, menyadari bahwa kenapa body shaming orang lain itu memengaruhi kita yakni: apakah kita perlu belajar menerima sesuatu yang nggak bisa kita ubah atau jangan-jangan kita perlu melakukan perubahan untuk kebaikan diri kita sendiri?"
"Hikmah positifnya adalah kita menganggap mungkinkah kita dapat melakukan sesuatu pada diri kita sendiri? Selebihnya, tidak perlu mempertanyakan kenapa orang lain mem-body shaming kan kita karena sesungguhnya: kenapa orang lain mem-body shaming kan orang lain karena mereka yang sesungguhnya punya insecurity terhadap diri sendiri," sambungnya.
Pesan buat Kamu yang Insecure
"Pada dasarnya nggak ada orang yang sempurna. Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Kalau memang kekurangan itu membuat kamu insecure, ya udah nggak apa-apa karena itu sesuatu yang normal. Tetapi juga jangan lupa, kamu perlu menyadari bahwa setiap orang juga punya kelebihan, aspek baik, kualitas baik, keunikan, dan hal yang menarik tentang diri kita yang mungkin orang lain juga tidak punya,"
"Jadi kita perlu belajar menerima kekurangan kita, tapi juga perlu embracing kelebihan kita," tutup Tara.
Tara de Thouars/ Foto: tara_dethouars
Tara de Thouars/ Foto: tara_dethouars