Taliban Kembali Berkuasa, Ini Alasan Kenapa Perempuan Afghanistan Khawatir dan Ketakutan

Fina Prichilia | Beautynesia
Rabu, 18 Aug 2021 16:00 WIB
Taliban Kembali Berkuasa, Ini Alasan Kenapa Perempuan Afghanistan Khawatir dan Ketakutan
Wali kota perempuan pertama di Afghanistan, Zarifa Ghafari. /Foto: AP/detikcom

Taliban berhasil mengambil alih Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul. Ashraf Gani selaku Presiden Afghanistan, juga diketahui telah pergi meninggalkan Kabul pada Minggu (15/8).

Pengambil-alihan ini akhirnya memicu kepanikan. Masyarakat khawatir dengan aturan yang akan diberlakukan Taliban, mengingatkan mereka selama pemerintahan pada 1996-2001 silam.

Siapakah Taliban?

Taliban kembali menguasai Afghanistan.Taliban kembali menguasai Afghanistan./ Foto: ABC Australia


Merangkum dari detikcom, Taliban merupakan faksi religius dan politik ultrakonservatif yang berkembang di Afghanistan pada pertengahan 1990-an.

Kelompok ini muncul seiring mundurnya tentara Soviet, jatuhnya rezim komunis Afghanistan, dan kacaunya ketertiban sipil. Demikian seperti dilansir dari Encyclopædia Britannica.

Kekuasaan Taliban dan Hubungannya dengan Perempuan

Pengambil-alihan kekuasaan ini membuat para perempuan Afghanistan khawatir, Beauties. Secara garis besar, kebebasan perempuan di bawah kekuasaan Taliban berpotensi terancam.

Sehingga diperkirakan akan menerapkan aturan yang sama pada waktu sebelumnya, terutama pembatasan ketat terhadap perempuan. Selengkapnya sebagai berikut:

Perempuan Dilarang Sekolah dan Bekerja

Wali kota perempuan pertama di Afghanistan, Zarifa Ghafari (Foto: AP)Wali kota perempuan pertama di Afghanistan, Zarifa Ghafari (Foto: AP)

Mengutip dari Arab News, salah satu ketakutannya adalah perempuan yang dilarang bekerja.

"Orang-orang telah menyaksikan satu era gelap Taliban. Jika mereka datang lagi, tentu mereka tidak akan mengizinkan perempuan bekerja, dan saya tidak akan berada di tempat saya hari ini," kata Nargis, seorang manager di toko fashion di Kabul kepada Arab News.

Kekhawatiran ini juga dirasakan wali kota perempuan pertama di Afghanistan, Zarifa Ghafari. Ia mengaku, saat ini dirinya hanya menunggu kedatangan Taliban ke rumahnya untuk membunuhnya.

Pasalnya ia kerap mendapat ancaman itu semenjak menjadi wali kota dan kerap mengkampanyekan hak-hak perempuan Afghanistan. Demikian seperti yang Beautynesia rangkum dari New York Post.

Perempuan Harus Menutup Wajah dan Keluar Rumah Mesti Ditemani Saudara Pria

Sri Lanka telah mengambil langkah signifikan untuk melarang burka dan penutup wajah lainnya di tempat umum, dengan alasan keamanan nasional.

Perempuan menggunakan burka. /Foto: Getty Images

Ya, para perempuan diwajibkan mengenakan burqa. Dengan berita Taliban kembali menguasai Afghanistan, para perempuan di Afghanistan diketahui 'menyerbu' toko-toko burqa, dilansir dari laman Bloomberg.

Pasalnya, ketika Taliban dulu berkuasa, telah menerapkan prinsip syariah yang begitu ketat dan hukuman yang ekstrim. Selain itu juga ada polisi agama dalam memastikan aturan itu terlaksana dengan baik, termasuk perempuan yang mesti ditemani saudara pria saat keluar rumah.

Janji Taliban untuk Hormati Hak-hak Perempuan

In front of a Taliban flag, Taliban spokesman Zabihullah Mujahid speaks at at his first news conference, in Kabul, Afghanistan, Tuesday, Aug. 17, 2021. For years, Mujahid had been a shadowy figure issuing statements on behalf of the militants. Mujahid vowed Tuesday that the Taliban would respect women's rights, forgive those who resisted them and ensure a secure Afghanistan as part of a publicity blitz aimed at convincing world powers and a fearful population that they have changed. (AP Photo/Rahmat Gul)Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid /Foto: AP/Rahmat Gul

Dengan pengambil-alihan Afghanistan oleh Taliban, diketahui terdapat pembaharuan aturan agar masyarakat tak perlu khawatir akan hal-hal tersebut.

"Kami akan mengizinkan perempuan untuk bekerja dan belajar. Kami punya kerangka kerja, tentu saja. Wanita akan sangat aktif di masyarakat (politik) tetapi dalam kerangka Islam," kata Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban, pada konferensi pers di Kabul, seperti dikutip dari Aljazeera.

"Akan ada perbedaan aturan dibanding 20 tahun yang lalu," katanya. Hal ini juga termasuk soal menutup aurat yang tidak harus burka, namun yang penting berhijab.

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.