4 Batik Indonesia Ini Dijual dengan Harga Sultan, Tertarik Koleksi?
Batik telah menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia. Kain tradisional ini dipakai dengan bangga di sekolah, kantor pemerintahan, kantor swasta, hingga acara-acara semi formal seperti tasyakuran, pertunangan, atau pernikahan tema adat. Saking istimewanya, ada Hari Batik Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Oktober.
Semenjak muncul tren berkain, kini batik juga semakin mendapat tempat di hati kalangan muda Indonesia. Batik tidak lagi dianggap sebagai pakaian resmi yang kaku, melainkan juga bisa jadi pilihan outfit sehari-hari yang kasual.
Batik-batik motif kontemporer dan kekinian dari brand-brand kenamaan yang disukai milenial dan Gen-Z memang memiliki nilai jual yang tinggi. Namun batik-batik lawas yang klasik dan konvensional juga tak kalah pesonanya, bahkan dihargai puluhan juta. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah batik lawas termahal di Indonesia.
Batik Tulis Halus Cirebon
Batik Halus Cirebon/ Foto: instagram.com/roemaharchipelago
Cirebon cukup dikenal luas sebagai kawasan pengrajin batik tulis. Batik Cirebon yang dikerjakan dengan cara ditulis memiliki nilai ekonomis tinggi.
Selembar batik tulis halus Cirebon harganya bisa mencapai Rp30 juta. Harga ini sepadan dengan tingkat kerumitan pembuatannya yang tinggi.
![]() Batik Tulis Halus Cirebon Motif Dlorong Seling/ Foto: instagram.com/roemaharchipelago |
Bahan dasarnya, kain mori katun, dicuci selama dua minggu. Menggambar motifnya bisa memakan waktu dua sampai tiga bulan. Sementara pewarnaannya membutuhkan tenaga dua orang agar hasilnya sempurna.
Motif batik Cirebon yang paling populer adalah mega mendung, yakni motif wadasan berbentuk gumpalan-gumpalan awan putih yang bermakna kehidupan dunia atas, kebebasan, atau pembawa hujan lambang kesuburan dan pemberi kehidupan. Meski begitu, masih ada banyak lagi motif lain yang tak kalah indah seperti motif liris, pring sedapur, karang jahe, kembang byur, dan lain-lain.
Batik Tiga Negeri
Batik Tiga Negeri/ Foto: instagram.com/batikrumahmerahlasem
Seperti namanya, Batik Tiga Negeri memang menggunakan motif yang terinspirasi dari tiga negeri berbeda. Terkait mana saja tiga negeri itu, ada dua versi.
Versi pertama, Batik Tiga Negeri di Lasem konon merupakan hasil akulturasi budaya Tionghoa, Belanda, dan Jawa; yang ditandai dengan dominasi warna merah khas Tionghoa, biru indigo khas Belanda, dan cokelat sogan khas Jawa.
Adapun versi kedua, Batik Tiga Negeri disebut-sebut sebagai perpaduan dari batik Lasem, Pekalongan, dan Solo. Di masa puncak kejayaannya pada tahun 1860-an, Batik Tiga Negeri kabarnya memang diwarnai di tiga tempat berbeda, yakni merah di Lasem, biru di Pekalongan, dan cokelat sogan di Solo.
![]() Batik Tiga Negeri/ Foto: instagram.com/adityasetiadi |
Pengusaha Batik di Indonesia yang pertama kali mempopulerkan Batik Tiga Negeri adalah Ny. Tjoa Giok Tjiam. Sejak 1910, Keluarga Tjoa memproduksi Batik Tiga Negeri hingga tiga generasi, dan akhirnya berhenti produksi pada 2014.
Meski begitu, sisa-sisa produksi Batik Tiga Negeri Keluarga Tjoa masih beredar di pasaran. Harga Batik Tiga Negeri genre pembatikan biasa dari Keluarga Toa dibanderol sekitar Rp1-2,5 juta. Sementara yang dibuat dengan genre pembatikan kopi tutung sangat halus harganya Rp10-15 juta.
Batik Belanda
Batik Belanda/ Foto: instagram.com/hayuyudhaprabowo
Batik Belanda disebut demikian karena memiliki corak yang dipengaruhi oleh budaya Eropa, terutama Belanda. Motifnya meliputi gambar-gambar bunga tulip dan mawar, serta kisah-kisah dongeng.
Batik ini bermula dari para warga Belanda yang menetap di pantai utara Jawa, Pekalongan. Mereka menyukai batik dan menginginkan motif yang dekat dengan budaya mereka sendiri. Pada pameran Batik Belanda di Malang 2016 silam, Batik Belanda dijual seharga Rp600 ribu hingga Rp27 juta.
Batik Hokokai
Batik Hokokai/ Foto: instagram.com/batik_nona_jakarta
Batik Hokokai juga pertama kali berkembang di wilayah pesisir utara Jawa. Dulu, pemerintah Jepang membentuk Jawa Hokokai yakni organisasi pengabdian yang berisi masyarakat Jawa. Dari para anggota Jawa Hokokai inilah muncul batik corak baru dan unik yang kini dikenal dengan batik Hokokai.
Motif batik Hokokai didominasi bunga sakura, bunga peony, dan kupu-kupu dengan detail yang rumit. Batik ini dulu dipakai oleh kalangan kurang mampu karena biaya produksinya irit demi menghasilkan batik motif bolak-balik atau yang dikenal batik pagi sore. Namun kini batik Hokokai jadi salah satu produk eksklusif yang harganya terbilang mahal. Satu potong kain batik Hokokai dihargai Rp2-5 juta tergantung kompleksitas pembuatannya.
Kualitas dan nilai sejarahnya tinggi, batik-batik lawas ini bisa dipakai sebagai potongan maupun dikreasikan kembali jadi outfit baru seperti rok lipit, rok jumputan, hingga atasan modern. Gimana Beauties, kamu tertarik koleksi batik-batik lawas ini?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

