Fashion Update: SOE Jakarta Rangkul Pengrajin untuk Modernisasi Kain Tenun menjadi Produk Fashion Bergengsi

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Selasa, 17 Oct 2023 12:30 WIB
Fashion Update: SOE Jakarta Rangkul Pengrajin untuk Modernisasi Kain Tenun menjadi Produk Fashion Bergengsi
Foto: Courtesy of SOE Jakarta/ Karl Alexander

Tenun merupakan salah satu kekayaan Indonesia yang sering kali ditemukan dalam wujud pakaian, tas, dompet, hingga sepatu. Kain yang dihasilkan oleh banyak pengrajin dari banyak daerah di Indonesia ini dibuat oleh untaian benang lungsi dan pakan, membentuk corak tertentu sehingga menghasilkan kain cantik untuk beragam fungsi. Proses pembuatannya tak sebentar, bahkan butuh waktu hingga berbulan-bulan hingga menjadi karya seni yang utuh.

Melihat keindahan dan craftsmanship luar biasa, tak heran jika tenun juga menggiurkan di mata pasar global. Hanya saja berdasarkan pengamatan Monique Soeriaatmadja, Direktur Kreatif SOE Jakarta, kerajinan tangan asal Indonesia tersebut sering kali menjadi bagian dari dekorasi rumah, seperti cushion cover atau pajangan digantung di dinding. Padahal, begitu besar potensi wastra ini untuk dikenal di dunia fashion, terlebih sebagai pakaian sehari-hari.

Monique Soeriaatmadja, Direktur Kreatif SOE JakartaMonique Soeriaatmadja, Direktur Kreatif SOE Jakarta/ Foto: Courtesy of SOE Jakarta/Karl Alexander

Berbekal keyakinan akan potensinya dan kecintaan dengan segala hal kerajinan tangan, Monique pun mendirikan SOE Jakarta sebagai brand lokal yang tak terpisahkan dari kain tenun. Lewat brand rintisannya itu pula, ia memadukan kain hasil penenun Indonesia yang ditenun secara tradisional dengan estetika modern sehingga bisa diterima oleh perempuan modern di kota-kota besar di dunia. Sebab itu, nuansa urban bisa terlihat dari setiap rancangannya.

Simak cerita Monique kepada Beautynesia tentang pengolahan kain tenun, mulai dari kerja sama dengan pengrajin, proses desain, hingga wujud hasil karya terkini yang dipersembahkan beberapa waktu lalu.

Eksplorasi Tenun untuk Ciptakan Karya Modern

SOE Jakarta Spring/Summer 2024

SOE Jakarta Spring/Summer 2024/ Foto: Courtesy of SOE Jakarta/Kris Indrapermana

Kain tenun mempunyai karakter yang begitu kuat sehingga layak jadi pusat daya tarik sebuah karya. SOE Jakarta mengawali proses pembuatan pakaiannya dengan mempelajari kain tenun yang akan digunakan. “Karena karakteristiknya beda dengan kain pabrikan. Seperti misalnya kecenderungan penyusutan setelah di-washing atau dicelup warna sampai 10% atau lebih, dan lain-lain,” Monique menjelaskan.

Desain yang dibuat pun masih berotasi pada karakter kain, meski dalam inspirasi tema besar koleksi yang sama.  “Dari situ kita membuat moodboard, nah setelah itu baru mulai sourcing kain-kainnya dan design biasanya dilakukan setelah sudah ada kain-kain tenun yang akan digunakan,” lanjut Monique.

Selain mempelajari kain tenun yang sudah dihasilkan pengrajin, ada momen SOE Jakarta juga mendesain kain tenun sendiri, terutama jika koleksi yang akan dirilis spesial. Monique menyebutkan contohnya yaitu koleksi Spring/Summer 2023 yang ditampilkan di Seoul, Korea Selatan. “Itu ada kain tenun lurik yang motif dan warnanya kita design sendiri dari 0. Nah itu membutuhkan proses lama, bisa sampai berbulan-bulan sebelumnya kain sudah dibuat”.

Kerja Sama dengan Pengrajin

SOE Jakarta Spring/Summer 2024

SOE Jakarta Spring/Summer 2024/ Foto: Courtesy of SOE Jakarta/Kris Indrapermana

Pemberdayaan pengrajin jadi aspek penting dalam sebuah kerja sama. Berdiskusi, menyamakan pemikiran untuk mentrasformasi visualisasi desain menjadi nyata bukanlah suatu yang mudah dilakukan. 

Monique menikmati setiap momennya karena bekerja dengan pengrajin juga memungkinkan dirinya untuk lebih mengeksplorasi desain. “Mulai dari pemilihan benang yang akan digunakan untuk membuat kain, dan ini sangat exciting untuk saya,” ungkapnya. “Bekerja dan berdiskusi dengan pengrajin dari berbagai daerah untuk menghasilkan kain-kain yang sesuai dengan brand DNA SOE Jakarta menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan dari pekerjaan saya”.

Di sisi lain, buah tangan indah pengrajin yang seluruhnya handmade juga memiliki tantangan tersendiri di baliknya, yakni butuh waktu pengerjaan lebih lama. Ada hal-hal tak terduga yang kadang terjadi, seperti pekerja yang sakit atau izin serta peluang ada cacat pada kain yang lebih besar.

“Tentu saja hasil akhirnya juga banyak sekali possibility untuk adanya defect kecil atau kita sebutnya imperfections,” lanjut Monique. Sangat memerhatikan kualitas, ia cari akal agar imperfections itu bisa disempurnakan, tanpa harus merugikan kedua belah pihak. “Kalau ada imperfections kita sebisa mungkin coba olah menjadi sesuatu, atau kami diskusikan bersama untuk mencari jalan keluarkan kalau memang defectnya cukup signifikan.” 

 

Tenun dan Upaya Ramah Lingkungan

SOE Jakarta Spring/Summer 2024

SOE Jakarta Spring/Summer 2024/ Foto: Courtesy of SOE Jakarta/ Karl Alexander

Di tengah gencarnya upaya fashion yang lebih berkelanjutan, wastra juga bisa beradaptasi menjadi lebih ramah lingkungan, tanpa kompromi kualitasnya. Begitu yang diupayakan SOE Jakarta untuk menjadi brand yang lebih sustainable dengan usaha yang masih bisa terus dikembangkan. Misalnya dengan penggunaan kain yang ditenun dari kapas biodegradable.

Monique menerangkan lebih lanjut, “Walau juga ada beberapa kain kami yang menggunakan campuran benang sintetis yang berfungsi juga untuk mempertahakan bentuk dan struktur garment yang dihasilkan sehingga tidak mudah kusut”. 

Sementara dari segi pewarnaan, pewarna alami digunakan untuk mayoritas kain. Meski ada kalanya jika terkendala waktu, mereka terpaksa menggunakan yang non-alami dengan penggunaan yang diminimalisir. 

Koleksi Spring/Summer 2024

SOE Jakarta Spring/Summer 2024

SOE Jakarta Spring/Summer 2024/ Foto: Courtesy of SOE Jakarta/ Karl Alexander

Hasil desain dan craftmanship jadi dua hal yang diunggulkan agar perempuan-perempuan modern “melirik” karya SOE Jakarta. Seluruh kreasi mereka pun berhasil jadi contoh bahwa tenun dapat menjadi suatu yang tak ketinggalan zaman dengan dukungan desain. 

Teranyar, koleksi Spring/Summer 2024 bertajuk Suspended Harmony yang dipersembahkan di Fashion Nation Senayan City, Jakarta. Untuk koleksi tersebut, tenun Suat Songket khas Baduy digunakan untuk menangkap inspirasi yang diambil dari kinetic mobile sculptures karya Alexander Calder. Pergerakan, keseimbangan, dan harmoni dituangkan lewat detail seperti fringe, straps, dan pleats. 

Sementara palet warna earthy mencerminkan pemandangan alam wilayah Baduy. Terracotta, muted gray clay, dan sandy beige berpadu cantik mencerminkan tanah subur wilayahnya, sedangkan warna hitam secara spesifik diambil sebagai bentuk penghormatan untuk masyarakat Baduy Dalam yang hanya boleh mengenakan pakaian berwarna hitam atau putih. Cara menarik untuk memperkenalkan budaya dan kekayaan Indonesia, bukan?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE