Sebelum Ada Jam Tangan, Ini Alat Penanda Waktu Sekaligus Aksesori Fashion Favorit Zaman Dulu
Jam tangan di jaman sekarang hadir dalam berbagai paduan desain dan teknologi. Baik analog maupun digital, hampir semua orang menjadikan jam tangan sebagai pelengkap penampilan mereka. Tahukah kamu bahwa jam tangan bukanlah penanda waktu pertama yang dikenakan orang? Pada jaman dulu, orang membawa Pocket watch di saku jas, saku celana, di dalam tas, atau sebagai kalung bagi perempuan. Pocket watch atau jam saku di jaman dulu mempunyai dekorasi lambang sebuah kelompok elit tertentu.
Penasaran seperti apa populernya jam saku di jaman dulu? Kita simak yuk perjalanan Pocket watch dari awal dibuat hingga menjadi aksesori vintage yang masih diminati hingga hari ini.
![]() Pomander Watch/Foto : pomanderwatch.com |
Pada tahun 1505, Peter Henlein membuat jam saku pertama yang diberi nama Pomander Watch di Nuremberg, Jerman. Peter Henlein sendiri dinobatkan sebagai penemu jam pertama di dunia. Jam saku buatannya ini berbentuk bulat seperti bola dan bervolume. Bahan utama pelindungnya adalah tembaga, sedangkan bahan mekanisme jamnya adalah kuningan.
Permukaan jam tidak dilindungi oleh kaca sebagaimana jam pada umumnya. Pomander Watch mempunyai diameter 4 cm, cukup ringkas di bawa ke mana-mana pada waktu itu. Jam saku ini kemudian populer di kalangan bangsawan Jerman. Mereka menjadikan jam saku ini sebagai kalung atau aksesoris pakaian mereka.
![]() Jam saku abad 17/Foto : cogsandpieces.com |
Karena Pomander Watch mempunyai bentuk yang bervolume dan tidak praktis dibawa di dalam saku, jam ini pun mengalami perubahan yang signifikan dari segi bentuk. Pada tahun 1675, Raja Charles II memperkenalkan waistcoat dan menginginkan jam saku sebagai aksesorinya. Maka itu, jam saku yang awalnya berbentuk bulat dan berat berubah bentuk menjadi bulat pipih. Jika di awal pembuatannya jam saku hanya mengenal jarum jam, di masa ini jam saku sudah dilengkapi jarum detik. Tidak lagi dibiarkan terbuka, permukaan jam saku kemudian dilindungi oleh kaca.
![]() Pocket Watch abad 18/Foto : antiques-atlas.com |
Di abad ke 18, jam saku menjadi barang mewah dan tidak semua orang bisa memilikinya. Tidak heran jika di masa ini, pelindung jam saku sering menampilkan desain simbol sebuah komunitas elite tertentu, simbol bangsawan, atau penanda status sosial seseorang di masyarakat. Tak sedikit juga jam saku mendapat sentuhan emas dan berlian sehingga memberikan kesan mewah bagi pemakainya.
Sampai di akhir abad ke 20, jam saku masih menjadi komponen penting dalam fashion laki-laki karena dinilai sebagai aksesori yang maskulin. Namun demikian, penggunaannya kian tergantikan oleh hadirnya teknologi jam tangan yang marak digunakan para tentara di Perang Dunia I.
![]() Patek Phillipe Pocket Watch/Foto : patek.com |
Meski penggunaan jam saku sempat terhenti di tahun 1943, masih banyak produsen jam yang tetap memproduksi jam saku untuk kepentingan fashion. Bagi pecinta aksesori vintage, jam saku masih bisa didapatkan di beberapa produsen jam meski jumlahnya sangat terbatas. Patek Phillipe telah memproduksi jam saku sejak beberapa dekade lalu.
Sampai hari ini, kamu masih bisa membeli jam saku buatan produsen jam tangan mewah ini di beberapa situs penjualan jam tangan. Namun kamu harus berani merogoh kocek cukup dalam, karena jam saku tipe 983J ini dijual di situs Chrono24 dengan harga US$ 40,000 atau sekitar Rp 500 juta!
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!



