Viral Pabrik di China Spill Harga Produksi Tas Branded, Brand Mewah Apa Saja yang "Terciduk"?

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Selasa, 15 Apr 2025 12:30 WIB
Viral Pabrik di China Spill Harga Produksi Tas Branded, Brand Mewah Apa Saja yang
Foto: x.com/realnorma_kay

Di tengah panasnya perang tarif impor antara Amerika Serikat dan China, China lakukan manuver mengejutkan dan bikin geger media sosial. Viral di TikTok, pabrik manufaktur China spill harga produksi barang-barang mewah dari brand ternama yang sangat jauh dari harga jualnya.

Salah satu video yang beredar mengekspos harga produksi tas Birkin milik brand Hermès yang terkenal. Pabrik manufaktur China memahami apa saja bahan baku yang dibutuhkan serta standar kualitas seperti apa yang digunakan tas Birkin, sehingga mereka bisa membuat tas seperti Birkin karena menggunakan material yang sama.

Namun jika demikian, apa sebenarnya makna luxury (kemewahan) itu sendiri?

Manufaktur China Rinci Harga Produksi Tas Birkin

Tangkapan layar X

Tangkapan layar X/ Foto: x.com/realnorma_kay

Dalam video, seorang pria asal China merinci bahan baku apa saja yang dibutuhkan untuk membuat satu tas Birkin. Pertama adalah kulit Togo yang diambil dari tiga supplier langganan Hermès, yakni Nuti Italia, Weinheimer Jerman, dan Haas dari Prancis. Selembar kulit Togo yang dibanderol 450 USD hanya cukup membuat satu tas.

Lalu, ada benang Fil Au Chinoise dari Prancis berkualitas tinggi seharga 25 USD, 316 hardware yang merupakan stainless steel berkualitas tertinggi senilai 150 USD, edge oil (minyak untuk tepi) yang disebut heat seal seharga 50 USD diimpor dari Italia, kulit lambskin diimpor dari Prancis untuk interior lining seharga 100 USD, zipper dari brand riri seharga 10 USD.

Selain bahan baku, dia juga pertimbangkan upah SDM yang merupakan artisan Prancis yang diperkirakan senilai 600 USD dan kemasan produk sekitar 10 USD. Jika dijumlahkan, total biaya pembuatan 1 tas Birkin hanyalah 1,395 USD, sedangkan Hermès bisa menjual tas ini mencapai 38 ribu USD.

 

Produksi Barang Mewah yang Diekspos China Lainnya

Tangkapan layar X

Tangkapan layar X/ Foto: x.com/realnorma_kay

Tak cuma spill harga produksi Birkin, video lain yang diunggah akun TikTok @bagbestie1 yang beredar menyebutkan lebih dari 80% tas mewah di dunia dibuat di China. Pihak brand mengambil tas yang hampir jadi dari pabrik di China untuk diselesaikan di pabrik mereka sendiri, seperti untuk proses repackaging dan mencantumkan logo.

Lebih jauh lagi dalam video unggahan akun @senbags2, mereka membongkar bahwa sejak 30 tahun terakhir, mereka adalah pabrik OEM (Original Equipment Manufacturer) atau produsen peralatan asli brand-brand mewah, beberapa di antaranya Gucci, Prada, Coach, Louis Vuitton.

Akun @lunasourcingchina juga spill supplier brand lain lewat akun TikTok-nya. Beyond Garments di Hangzhou, China, disebutkan sebagai supplier pakaian dari sejumlah merek asal Eropa dan Amerika, seperti Sandro, Maje, Dior, Versace. Sementara untuk kategori kosmetik, Thai Ho Group menjadi produsen produk Dior, Lancome, dan L’Oréal.

Apakah “Mewah” Harus Tergantung Harga?

Ilustrasi Hermes

Ilustrasi/ Foto: Pexels.com/Ar kay

Kemewahan sering kali dikaitkan dengan kualitas tinggi yang juga berdampak pada harga yang mahal. Lantas, apakah harga selalu jadi indikator luxury atau kemewahan? Beauties, luxury dinilai dari banyak hal yang tak terbatas pada harga semata. Terkadang nilai ini terletak pada hal yang intangible (tidak berwujud). 

Melansir dari Forbes, brand mewah memiliki beberapa kesamaan, yaitu produk berkualitas tinggi, tahan lama, dan distribusi terbatas. Penjualan juga diiringi pelayanan konsumen yang sangat istimewa. Selain itu, brand mewah memiliki desain orisinal hasil kreatif desainer serta craftsmanship yang diwariskan secara turun-temurun dari pendirinya. 

Contohnya seperti tas Hermès yang memiliki teknik jahitan khusus yang tidak bisa ditiru produk pabrikan, yaitu teknik saddle stitch. Dijelaskan Derek Guy, Editor Put This On dan penulis menswear, lewat akun X miliknya, bahwa saddle stitch dibuat menggunakan tangan, punya hasil berbeda dengan jahitan mesin karena jahitan ini akan tetap kuat walaupun ada satu benang yang putus.

Teknik jahitan ini awalnya terinspirasi dari pelana dan pengaman saat berkuda. Namun ketika perkembangan transportasi mulai beralih ke kendaraan di abad 19 dan permintaan untuk pelana kuda menurun, para pengrajin kulit beralih ke produk kulit lainnya, seperti tas, dan tetap menerapkan teknik ini.

Jadi harga mahal yang tercantum tidak harus diartikan “overpriced” atau “beli logo”, tapi bisa juga berarti menghargai tradisi, kreativitas yang autentik, keahlian, dan cerita luar biasa di balik terciptanya sebuah produk. Kalau menurutmu, bagaimana, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE