10 Negara yang Hancur karena Korupsi, Akankah Indonesia Mengalami Nasib Serupa?

Natasha Riyandani | Beautynesia
Jumat, 10 Oct 2025 08:00 WIB
3. Venezuela
Venezuela/ Foto: Unsplash.com/Jorge Salvador

Korupsi merupakan masalah global yang perlu dibenahi dengan serius. Jika dibiarkan, korupsi data berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi, kesenjangan sosial, merusak tatanan pemerintahan, hingga mengikis kepercayaan publik terhadap pemimpin negara maupun para wakil rakyat.

Negara-negara yang dulunya kaya raya sekalipun bisa hancur karena korupsi yang merajalela di negaranya. Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, juga pernah menyebutkan bahwa korupsi menjadi musuh paling utama yang bisa membuat negara hancur. Setelah melihat banyaknya kasus korupsi di negeri ini, akankah Indonesia mengalami nasib serupa?

Berikut adalah daftar negara yang hancur karena permasalahan korupsi, seperti yang dilansir dari CNBC Indonesia.

1. Sudan Selatan

Sudan Selatan/ Foto: Unsplash.com/Yusuf Yassir

Berdasarkan data dari lembaga Transparency International, Sudan Selatan dinobatkan sebagai negara terkorup di dunia tahun 2024. Sudan Selatan memperoleh Indeks Persepsi Korupsi (CPI) 8 dari 100. Angka tersebut tidak hanya menggambarkan budaya korupsi yang sangat buruk di Sudan Selatan, tetapi juga menunjukkan kemunduran yang semakin mengkhawatirkan.

Padahal dulunya Sudan Selatan adalah negara kaya yang memiliki hasil tambang yang sangat besar. Hasil tambang emasnya bahkan bisa mencapai ratusan ribu ton. Namun semenjak terjadi perpecahan, negara ini jadi rawan konflik dan perang yang tidak ada habisnya.

Tak heran jika kemiskinan terjadi dimana-mana. Meskipun minimal pendidikan sampai usia 13 tahun gratis, nyatanya pencapaian taraf pendidikan hanya sekitar 20% saja.

2. Somalia

Somalia/ Foto: Unsplash.com/Ismail Salad Osman Hajji dirir

Somalia menduduki posisi kedua negara terkorup di dunia, dengan selisih satu poin di atas Sudan Selatan. Namun, beberapa kali Somalia juga pernah berada di posisi terbawahnya, mencapai skor terendah 9 dari 100 selama empat tahun berturut-turut.

Kondisi kemiskinan di Somalia diperparah dengan maraknya kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat negara dan kelompok penguasa. Padahal negara ini memiliki kekayaan alam dan hewan ternak yang melimpah, yang berpotensi menjadi komoditi ekspor yang menguntungkan bagi negara.

Namun, karena tidak kompetennya pemerintah, selama dekade terakhir Somalia tidak pernah mengalami kemajuan yang signifikan. Negara ini hanya berada stagnan di angka 13 atau naik 5 angka dari krisis korupsi yang melanda di tahun 2012-2015.

3. Venezuela

Venezuela/ Foto: Unsplash.com/Jorge Salvador

Pada 2024, Venezuela menempati posisi tiga sebagai negara dengan tingkat korupsi tertinggi di dunia, dengan mendapatkan skor CPI 10 dari 100.  Skor tersebut merupakan yang terburuk sepanjang sejarahnya.

Korupsi dan nepotisme mendorong terjadinya kehancuran, krisis ekonomi dan kemiskinan di Venezuela. Korupsi semakin meluas di pemerintahan di bawah kepemimpinan Hugo Chávez dan rezim Nicolás Maduro, yang menyebabkan kerugian finansial besar dan kesulitan ekonomi parah bagi rakyatnya.

4. Sudan

Sudan/ Foto: Unsplash.com/Mohammed Mojahed

Sudan termasuk salah satu negara dengan hasil tambang yang melimpah. Tambang emasnya bisa menghasilkan hingga ratusan ribu ton emas. Namun karena Sudan merupakan negara yang rawan konflik dan dilanda perang yang tak berkesudahan, itu semua memperparah kondisi negara ini.

Selain itu, praktik korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan juga berkontribusi besar terhadap ketidakstabilan dan kehancuran di Sudan. Korupsi ini terjadi hampir di semua tingkatan pemerintahan dan berbagai sektor, termasuk konstruksi dan transportasi, yang membuat lingkungan bisnis sangat menantang sekaligus memperparah masalah sosial dan politik negara tersebut.

Tak heran kalau indeks korupsinya berada di nilai 15 dari 100. Akibatnya, banyak rakyat Sudan yang hidup di bawah garis kemiskinan dan kelaparan.

5. Afghanistan

Afghanistan/ Foto: Unsplash.com/Farid Ershad

Afghanistan merupakan negara dengan kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, berupa emas dan tembaga. Dulunya, negara ini mampu menghasilkan 60 miliar ton tembaga dan memiliki cadangan emas sebanyak 2,2 ton.

Namun, karena konflik yang berkepanjangan dan korupsi yang merajalela di berbagai sektor, membuatnya mengalami kehancuran dan kemunduran parah. Korupsi ini juga dipicu oleh campur tangan asing dan praktik ilegal seperti penambangan batu mulia, yang semakin menambah keterpurukan di negara ini.

Akibatnya, Afghanistan termasuk dalam jajaran negara termiskin dan terkorup di dunia. Dengan PDB hanya USD2.501 per kapita, sedangkan skor CPI-nya di angka 17 dari 100. Korupsi yang dilakukan oleh pejabat dan pemerintah bahkan menjadi hal yang lumrah di sana.

6. Zimbabwe

Zimbabwe/ Foto: Unsplash.com/Omoniyi David

Inflasi di Zimbabwe telah melonjak hingga lebih dari 130%. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran negara tersebut terhadap tingkat hiperinflasi paling parahnya pada tahun 2008 – 2009, yang mencapai 500 miliar persen. Di mana pemerintah seakan menumpuk masalah pada ekonomi yang sudah rapuh, jadi semakin rapuh.

Sebab itu, Zimbabwe berjuang untuk menghasilkan arus masuk yang memadai dari dolar AS yang dibutuhkan untuk ekonomi lokalnya yang telah terpukul selama bertahun-tahun akibat deindrustrialisasi, korupsi, investasi rendah, ekspor minim, dan jumlah utang yang tinggi.

Akibat inflasi besar-besaran tersebut, banyak warga Zimbabwe yang tidak lagi mempercayai mata uangnya. Mereka juga terpaksa mengurangi makan karena berjuang untuk memenuhi kebutuhan lainnya.

7. Pakistan

Pakistan/ Foto: Unsplash.com/Muneer Ahmed Ok

Korupsi memang berdampak besar terhadap kesulitan di Pakistan, termasuk masalah ekonomi seperti inflasi, pengangguran tinggi, dan kegagalan dalam penegakan hukum. Kondisi ini diperparah dengan peringkat korupsi Pakistan yang terus memburuk dalam Indeks Persepsi Korupsi, dengan skornya 27 dari 100. Akibatnya, mata uang Pakistan, rupee, jatuh sekitar 30% terhadap dolar AS pada tahun 2021.

Mengatasi masalah ini, Perdana Menteri Shahbaz Sharif melakukan upaya dengan menaikkan harga bahan bakar, menghapuskan subsidi bahan bakar, dan memberlakukan “pajak super” sebesar 10% pada industri-industri besar untuk membantu memperbaiki keuangan negara yang terus melemah.

8. Sri Lanka

Sri Lanka/ Foto: Unsplash.com/Yves Alarie

Pada 2022, krisis ekonomi yang dihadapi Sri Lanka terus meluas dan berujung pada kebangkrutan dan kekacauan di seluruh negeri. Nilai mata uang Sri Lanka semakin melemah terhadap dolar AS. Hal ini membuat warganya kesulitan untuk mendapatkan pasokan bahan pokok dan energi yang biasanya diimpor.

Pemerintah Sri Lanka dilaporkan berutang kepada beberapa negara, namun gagal dibayar. Utang yang besar ini kemudian mengikis cadangan devisa negara, serta diperparah oleh kekurangan anggaran dan defisit transaksi berjalan yang terjadi sejak lama. Hal ini mendorong inflasi yang tinggi. Pada Juli 2022, tingkat inflasi menembus angka 54,6%.

Kejatuhan ekonomi Sri Lanka sangat berkaitan dengan korupsi oleh para elit politik, terutama keluarga Rajapaksa, yang menyebabkan salah urus, penumpukan utang untuk proyek infrastruktur, dan pemotongan pajak yang besar.

9. Kenya

Kenya/ Foto: Unsplash.com/Bennertt Tobias

Terletak di Afrika Timur, Kenya juga dulunya sangat kaya dengan sumber daya alam berupa hasil tambang yang luar biasa banyak. Namun kini, Kenya menjadi negara miskin yang disebabkan oleh korupsi parah yang terjadi dalam sektor pemerintahan.

Pendapatan per kapitanya hanya sebesar USD390 saja, padahal Kenya merupakan republik demokrasi dengan sistem presidensial. Akibatnya, Kenya dinobatkan sebagai negara termiskin sekaligus paling korup di dunia, dengan skor CPI sebesar 32 dari 100.

Mengatasi masalah ini, Kenya sempat melakukan banyak pemecatan kepada para pejabatnya. Namun, upaya ini tidak berhasil karena masih sangat banyak pejabat yang melakukan korupsi di Kenya. Alhasil, Kenya semakin terpuruk dan perlahan hancur karena korupsi yang merajalela.

10. Laos

Laos/ Foto: Unsplash.com/Alessio Roversi

Meskipun termasuk salah satu negara kecil yang terkurung daratan, Laos memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat sebelum pandemi melanda. Namun, tingkat utangnya melonjak tajam, sama seperti Sri Lanka.

Tentunya, ini menjadi masalah mendesak mengingat keuangan pemerintah negara yang lemah. Cadangan devisanya sama dengan kurang dari dua bulan impor. Skor CPI-nya secara konsisten menunjukkan nilai rendah 33 dari 100.

Depresiasi 30% dalam mata uang Laos, kip, telah memperburuk kesengsaraan ekonomi negara ini. Kenaikan harga dan hilangnya pekerjaan para penduduknya semakin memperburuk angka kemiskinan.

Lalu, Bagaimana dengan Indonesia?

Berdasarkan data dari Transparency International tahun 2024, Indonesia berada di urutan ke-99 dari 180 negara, dengan skor CPI-nya sebesar 37 dari 100.

Dibandingkan periode sebelumnya, skor Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2023, Indeks Persepsi Korupsi (CPI) Indonesia berada di skor 34 dari 100, dengan peringkat ke-115 dari 180 negara.

Jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, peringkat Indonesia jauh di bawah negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, dan Vietnam.

Singapura berada di peringkat teratas negara ASEAN dengan skor CPI 84 dari skala 100. Atau, menempati peringkat ketiga negara dengan CPI tertinggi di dunia.

Sementara itu, Malaysia memiliki CPI dengan skor 50, Timor Leste dengan CPI 44, dan Vietnam dengan skor 40.

Perlu diketahui, semakin tinggi skor Indeks Persepsi Korupsi (CPI), maka semakin rendahnya tingkat korupsi di negara tersebut. Namun, jika semakin rendah mengarah ke angka 0, maka kasus korupsinya masih tinggi. 

Itu dia daftar negara yang hancur karena korupsi. Semoga Indonesia tidak mengalami nasib serupa ya, Beauties!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE