10 Tradisi Unik Lebaran di Berbagai Daerah di Indonesia
Selain terkenal dengan keindahan alamnya, Indonesia juga termasuk salah satu negara dengan keberagaman budaya dan tradisi yang tak tertandingi. Tak heran, ada berbagai macam tradisi turun temurun yang biasa dilakukan masyarakat dalam rangka menyambut hari besar keagamaan, seperti perayaan Hari Raya Idulfitri.
Lantas, apa saja tradisi unik menyambut Lebaran yang ada di berbagai daerah di Indonesia? Melansir dari detikcom, berikut daftar lengkapnya. Simak!
1. Meugang – Aceh
Meugang/ Foto: detikTravel/Agus Setyadi
Meugang atau sebagian menyebutnya ma'meugang merupakan sebuah tradisi menyembelih hewan kurban, seperti sapi, kerbau, dan kambing. Setelahnya, masyarakat akan memasak daging dan menikmatinya bersama keluarga atau dibagikan kepada tetangga, kerabat, atau kaum dhuafa dan yatim piatu di Aceh.
Lebih dari sekedar berbagi daging kurban, Meugang ini sekaligus menjadi ajang mempererat tali silaturahmi dan gotong royong dalam kehidupan sosial. Tradisi ini dilaksanakan tiga kali dalam setahun, yaitu menjelang Ramadan, Idulfitri, dan Idul Adha.
2. Ronjok Sayak – Bengkulu
Ronjok Sayak/ Foto: Pariwisata Indonesia
Rojak Sayak atau disebut juga Bakar Gunung Api merupakan tradisi yang dilakukan dengan membakar batok kelapa yang disusun menumpuk layaknya gunung, lalu dibakar dengan api yang membara.
Masyarakat Bengkulu percaya bahwa api merupakan penghubung antara manusia dan leluhur. Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada malam takbiran atau malam ke-27 di bulan Ramadan. Pelaksanaannya berjalan penuh hikmat, dibarengi dengan doa-doa yang dipanjatkan selama proses pembakaran batok kelapa.
3. Bedulang – Bangka
Bedulang/Foto: Widi Arini/d'Traveler
Secara bahasa, Bedulang berasal dari kata “dulang” yang artinya nampan besar. Dengan kata lain, bedulang sendiri merupakan tradisi makan bersama dalam satu nampan besar yang dilakukan masyarakat adat Belitong.
Pada satu dulang terdiri dari empat orang yang duduk berhadapan untuk menyantap makanan secara bersama-sama. Tradisi turun temurun ini biasanya dilakukan setelah melaksanakan salat Ied di Hari Raya Idulfitri. Masyarakat akan berkumpul, bersalam-salaman, dan makan bersama di halaman masjid atau balai desa.
4. Riyoyo Kupat – Pulau Jawa
Ketupat/Foto: Pixabay.com/ignartonosbg
Di wilayah Jawa Tengah hingga Jawa Timur, terdapat sebuah tradisi unik menyambut Lebaran yang dikenal dengan Riyoyo Kupat. Tradisi ini merupakan kegiatan makan ketupat bersama masyarakat sekitar yang diadakan di masjid atau mushola.
Biasanya, masyarakat akan membawa ketupat dari rumah masing-masing, kemudian diadakan acara selamatan atau bancakan di masjid. Setelah selesai selamatan, ketupat tersebut bisa kembali dibawa pulang.
Tradisi ini dilaksanakan sepekan setelah Hari Raya Idulfitri dengan suasana yang masih semarak dan meriah.
5. Grebeg Syawal – Yogyakarta
Grebeg Syawal di Banyuwangi/Foto: Ardian Fanani/detikcom
Diadakan setiap tanggal 8 Syawal atau sepekan setelah Idulfitri, Grebeg Syawal merupakan tradisi tahunan yang diadakan sebagai simbol rasa syukur atas kemenangan umat Islam setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Tradisi ini juga menjadi ungkapan rasa syukur dan bentuk sedekah atas hasil pertanian masyarakat. Grebeg Syawal terdiri dari tumpukan menggunung yang berisi hasil bumi yang diiringi oleh pasukan Keraton Yogyakarta.
Acara ini dilakukan pada saat menjelang 1 Syawal. Lebih dari sekedar tradisi turun temurun, Grebeg Syawal juga menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan.
6. Tari Topeng Muaro – Jambi
Tari Topeng Muaro Jambi/ Foto: X.com/@YoExplore
Tari Topeng Muaro Jambi merupakan tradisi turun temurun yang muncul pada hari raya Idulfitri. Ciri khas utama dari tarian ini terletak pada topengnya yang terbuat dari labu tua. Labu diukir dan dihias dengan cat warna-warni, serta dilengkapi dengan ijuk di bagian atasnya sehingga menyerupai rambut.
Perayaan Tari Topeng Muaro Jambi dilakukan tepat di hari pertama Idulfitri. Anak-anak muda akan membawakan tarian seraya menggunakan topeng tersebut sambil mengelilingi sembilan RT.
7. Baraan – Riau
Ilustrasi makanan khas lebaran/Foto: Freepik
Tradisi Baraan menjadi ciri khas perayaan Idulfitri di Desa Parit I Api-Api, Provinsi Riau. Dalam bahasa Riau, kata “baraan” memiliki arti berombongan atau beramai-ramai. Tradisi ini merupakan kegiatan mengunjungi tetangga yang dilakukan secara beramai-ramai pada saat memasuki bulan Syawal.
Pelaksanaan Baraan dimulai dengan mengunjungi rumah-rumah tetangga dan kerabat secara berkelompok. Nantinya, semua rumah di Desa pasti akan mendapat giliran dikunjungi.
Tuan rumah akan menyiapkan berbagai macam hidangan khas Lebaran, seperti ketupat, opor ayam, kue kering, dan masih banyak lagi. Pada setiap kunjungan di setiap rumah, sebelum hendak makan atau setelah makan, akan dilakukan pembacaan doa.
8. Perang Topat – Lombok
Perang Topat/ Foto: Platform Event Daerah – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Perang Topat atau perang ketupat merupakan sebuah tradisi unik untuk merayakan Hari Raya Idulfitri. Tradisi adat masyarakat Lombok ini dilakukan dengan saling melempar ketupat antara umat Islam dan Hindu yang tinggal berdampingan.
Tradisi saling melemparkan ketupat ini dianggap sebagai simbol perdamaian dan kerukunan umat beragama. Tradisi ini dilaksanakan di Pura Lingsar, Lombok Barat.
9. Binarundak – Sulawesi Utara
Binarundak/ Foto: Pariwisata Indonesia
Di Sulawesi Utara, juga terdapat tradisi turun temurun dalam menyambut Lebaran yang dikenal dengan Binarundak. Tradisi ini dilakukan dengan membuat atau memasak nasi jaha secara bersama-sama yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idulfitri.
Nasi jaha sendiri merupakan makanan khas Sulawesi Utara yang berbahan dasar beras dan dimasak dalam batang bambu. Makanan ini memiliki perpaduan rasa yang cukup unik, yakni gurih dari santan dan hint cukup kuat dari jahe.
Menurut kepercayaan, tradisi Binarundak dalam menyambut Lebaran merupakan salah satu sarana silaturahmi terhadap sesama, sekaligus sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Swt.
10. Festival Meriam Karbit – Kalimantan Barat
Festival Meriam Karbit/ Foto: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Festival Meriam Karbit merupakan sebuah tradisi yang dilakukan masyarakat Kalimantan Barat sebagai bentuk pengingat kepada warga akan keberanian dan menumbuhkan kebersamaan.
Festival ini diadakan oleh masyarakat di tepian Sungai Kapuas, Pontianak. Festival menyambut Lebaran yang terkenal meriah ini biasanya digelar selama tiga hari berturut-turut, yakni sebelum, sesaat, dan sesudah Lebaran.
Menariknya, Festival Meriam Karbit tak hanya menjadi tradisi Lebaran saja. Melainkan juga sebagai ajang perlombaan meriam yang dinilai berdasarkan bunyi paling kompak yang dihasilkan dari meriam peserta.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!