12 Fase Burnout pada Pekerjaan Sehari-hari, Kamu Sudah Rasakan di Level Mana?

Meuthia Khairani | Beautynesia
Minggu, 24 Nov 2024 18:00 WIB
12 Fase Burnout pada Pekerjaan Sehari-hari, Kamu Sudah Rasakan di Level Mana?
Mengenal fase burnout dalam pekerjaan/Foto: Pexels/Olly

Burnout adalah kondisi kronis yang disebabkan oleh stres berlebihan yang menyebabkan kelelahan fisik, mental, dan emosional yang biasanya diakibatkan kelelahan bekerja.

Ada banyak tanda yang menunjukkan bagaimana burnout terjadi pada sebagian besar orang dan bagaimana kamu dapat mengenalinya dari tanda-tanda sebagai berikut. Ada yang pernah atau sedang kamu alami?

1. Ambisi Kompulsif

Ambisi kompulsif/Foto: Pexels/Mikhail Nilov

Dilansir dari Clinic Les Alpes, tanda pertama ini menggambarkan dorongan yang tampaknya positif untuk bekerja dengan baik. Orang yang merasakan dorongan berlebihan untuk bekerja dengan baik dapat rentan mengalami rasa ambisi yang kompulsif alias terlalu memaksa.

2. Bekerja Lebih Keras

Bekerja lebih keras/Foto: Pexels/AntonyShkraba

Bekerja lebih keras di sini artinya bekerja ekstra atau melampaui waktu bekerja tanpa dibayar, mengerjakan lebih banyak tugas daripada yang dapat diselesaikan, menjawab email di akhir pekan, atau rela tidak mengambil liburan.

Seseorang yang sedang burnout cenderung mendorong diri mereka sendiri untuk berbuat lebih banyak, meningkatkan hasil kerja mereka, dan sebisa mungkin siap sedia.

3. Mengabaikan Kebutuhan

Mengabaikan kebutuhan/Foto: Pexels/Karolina Grabowska

Untuk memenuhi tuntutan kerja, ia menjadi mulai mengabaikan kebutuhan seperti makan, tidur, mandi, berolahraga, waktu bersama keluarga atau teman, dan mengurus kepentingannya sendiri. Kebutuhan pribadi mereka berada di urutan kedua, atau bahkan ketiga, setelah pekerjaan mereka.

Kalau kamu mengalami ini, berarti kamu mulai kewalahan dalam bekerja, Beauties.

4. Menghindari Konflik

Menghindari konflik/Foto: Pexels/Liza Summer

Seseorang yang sedang burnout akan mulai denial kalau dia kelelahan kerja, sambil mulai mengakui bahwa mereka menjadi kewalahan. Alih-alih melihat ke dalam diri sendiri untuk melihat apa yang dapat mereka lakukan secara berbeda atau mempertimbangkan perubahan apa yang dapat dilakukan, mereka menjadi cemas dan terancam.

5. Merevisi Nilai Diri

Merevisi nilai diri/Foto: Pexels/Liza Summer

Seseorang akan mengubah atau mengubah nilai-nilai pribadi mereka untuk memenuhi kewajiban dan ambisi pekerjaan mereka dengan lebih baik. Pekerjaan dan kesuksesan mereka menjadi satu-satunya fokus mereka dan apa yang penting bagi mereka.

Hal ini bisa disebabkan tuntutan tanggung jawab, ambisi pribadi, atau takut tidak dapat memenuhi KPI pekerjaan.

6. Menyangkal Masalah

Menyangkal masalah/Foto: Pexels/Liza Summer

Pada fase ini, kamu mulai menjadi frustrasi, tidak toleran, dan agresif terhadap orang lain di tempat kerja. Kamu memiliki sedikit kesabaran terhadap kegagalan yang dirasakan, dan kamu fokus menyalahkan pekerjaan atas semua kekacauan yang dirasakan ini.

7. Menarik Diri

Menarik diri/Foto: Pexels/Pixabay

Kamu mulai menarik diri dari keluarga dan teman-teman, semakin fokus pada pekerjaan dan mengisolasi diri dari orang lain hanya untuk menyelesaikan atau menyempurnakan pekerjaan. Ini bisa menjadi tahap yang berbahaya karena orang yang sedang menarik diri ini rentan melarikan diri ke hal-hal yang negatif.

Jadi, kamu harus hati-hati kalau sudah mulai cenderung menjadi orang yang lebih antisosial atau menghindari orang lain, ya, Beauties.

8. Mendapatkan Perhatian dari Orang Lain

Mendapatkan perhatian dari orang lain/Foto: Pexels/Mart Production

Pada titik ini keluarga dan teman-teman mungkin mulai memperhatikan dan menjadi semakin khawatir mengenai perubahan kepribadian dan kelelahan yang kamu alami. Kalau kamu mulai menyadari bahwa orang-orang terdekatmu mulai memperhatikan perubahan yang terjadi padamu, maka kamu harus menyadari bahwa ini adalah pertanda dari burnout, Beauties.

9. Depersonalisasi

Depersonalisasi/Foto: Pexels/Liza Summer

Pertanda yang satu ini terjadi saat kamu mulai memisahkan diri dari dirimu sendiri dan dari orang lain secara emosional. Kamu menjadi begitu gagal melihat diri sendiri atau tidak lagi mampu melihat hubungan dengan orang lain sebagai sesuatu yang berharga dan mulai menjalani setiap hari dengan 'autopilot'.

10. Merasa Kosong

Merasa kosong/Foto: Pexels/Felipesantt

Kamu mulai merasakan kekosongan batin, merasa semua rasa motivasi, ambisi, atau dorongan hilang dari dirimu. Pada tahap ini individu sangat rentan terhadap stres.

Hati-hati, di tahap ini kamu juga rentan mencoba hal-hal negatif untuk melarikan rasa kewalahan yang belum diatasi.

11. Depresi

Depresi/Foto: Pexels/Pedro Figueras

Saat depresi, kamu merasa benar-benar lelah secara emosional, mental, dan fisik. Ada kurangnya antusiasme atau gairah hidup.

Jika sudah sampai di tahap ini, kamu perlu meminta bantuan profesional seperti konselor, psikolog, atau psikiater untuk memberikanmu saran dan pengobatan yang sesuai dengan keluhanmu, Beauties.

12. Tahap Akhir Kelelahan

Tahap akhir kelelahan/Foto: Pexels/Karolina Grabowska

Di tahap ini, kamu perlu cuti liburan sejenak. Sebab, kamu berisiko mengalami kelelahan fisik yang sampai menyebabkan sakit fisik dan mental. Beristirahat dari pekerjaan dan mendapatkan perhatian medis dan psikolog benar-benar diperlukan sesegera mungkin agar kamu dapat pulih sepenuhnya.

Langkah-langkah untuk Menghindari Burnout

Langkah-langkah menghindari burnout/Foto: Pexels/Ivan Samkov

Beauties, ada beberapa langkah untuk menghindari burnout, yakni prioritaskan perawatan diri dengan menyeimbangkan kehidupan kerja dan kebutuhan akan hubungan interpersonal.

Kamu juga perlu untuk terlibat dalam praktik kesadaran seperti meditasi, doa, atau latihan pernapasan. Lalu, miliki jam tidur dan pola makan yang normal dan sehat berolahraga secara teratur, tetapkan tujuan yang realistis, dan jangan menetapkan harapan yang tidak dapat dicapai pada diri sendiri.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE